OlehÂ
Junianto, Nadwah Purnanda Indallah, Andhika Mohammad Syafei, Maharani Pradhita Azzahra dan Lufni Fauzi Adhim
Â
- Staff dosen departemen Perikanan Unpad
- Mahasiswa PSDKU Perikanan, Pangandaran - Unpad
Ikan merupakan sumber nurisi yang sangat baik karena telah diperkaya dengan kandungan asam lemak omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan. Protein dalam ikan hadir dalam sifat yang mudah dicerna, juga memiliki profil asam amino, mineral esensial dan vitamin dalam jumlah yang seimbang.Â
Dengan kandungan nutrisinya ini, maka ikan dapat menjadi salah satu sumber bahan makanan yang dapat tidak hanya memenuhi kebutuhan dan ketahanan pangan, namun juga mendorong terpenuhinya kesejahteraan sosial.Â
Dengan semakin banyaknya orang yang sadar akan pentingnya ikan bagi kehidupan, minat dan juga permintaan komoditas ini pun mengalami peningkatan.Â
Namun, terdapat satu kekurangan dari komoditas ini, yakni daya simpannya yang relatif pendek. Hal ini dikarenakan banyaknya kandungan air dalam tubuh ikan yang kemudian jika terus dibiarkan setelah proses pemanenan berlangsung, maka akan mempercepat proses pembusukan.Â
Oleh karenanya, diperlukan suatu proses atau metode pengolahan yang dilakukan guna memperpanjang masa simpan ikan. Adapun beberapa metode pemrosesan yang umum dilakukan adalah penggaraman, pengeringan, pengasapan, pendinginan, pembekuan, perlakuan secara kimia, serta kombinasi dari dua atau lebih metode tersebut.
Ikan asin yang merupakan komoditas produk olahan dari masyarakat pesisir, telah dikenal luas oleh masyarakat. Olahan ini banyak diminati selain karena harganya yang bisa terbilang cukup terjangkau, namun juga rasa dari ikan asin ini yang khas sesuai bahan ikan yang digunakannya. Hampir dari semua masyarakat di daerah, selalu menyisipkan ikan asin sebagai menu tambahan makannya.Â
Lalu, bagaimanakah ikan asin ini diolah? Ikan asin yang tersedia di pasaran dapat diolah dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan metode brining, penggaraman kering dan juga pengasinan kering.