Mohon tunggu...
Mochammad Afisena
Mochammad Afisena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Dekat Teori Kepribadian Pendekatan Humanistik Abraham Maslow

20 Desember 2023   10:28 Diperbarui: 20 Desember 2023   10:42 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abraham Maslow, seorang ahli psikologi lahir di Brooklyn, New York pada tanggal 1 April 1908, dibesarkan dalam lingkungan keluarga Yahudi yang merupakan imigran dari Rusia. Dia dikenal sebagai seorang psikolog Amerika yang terkenal karena kontribusinya pada psikologi humanistik. Meskipun awalnya fokus pada perilaku manusia, Maslow kemudian tertarik pada aspek positif psikologi dan pertumbuhan individu. Meskipun telah meninggal pada tanggal 08 Juni 1970, warisannya dalam bidang psikologi humanistik dan teori hierarki kebutuhan masih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bidang psikologi saat ini. Konsepnya tentang motivasi, pemenuhan diri, dan potensi manusia tetap relevan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk psikologi, manajemen, dan pengembangan individu. Selain itu, Maslow juga memberikan kontribusi besar dalam bidang psikologi, termasuk gagasan tentang aktualisasi diri, teori motivasi, serta pemahaman mengenai kebahagiaan dan pemenuhan pribadi.

Maslow memiliki pandangan bahwasanya manusia memiliki variasi kebutuhan yang tersusun dalam bentuk tingkatan atau hierarki. Setiap variasi kebutuhan dalam masing-masing tingkatan dapat dicapai ketika kebutuhan pada tingkatan sebelumnya sudah terpenuhi. Maslow menyatakan terdapat lima macam kebutuhan dasar ( basic needs ) manusia. Kelima tingkatan kebutuhan tersebut bersifat konatif (conative needs) yang berarti mempengaruhi keinginan atau memotivasi.

  1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) K

Kebutuhan manusia paling dasar adalah kebutuhan homeostasis, seperti makan, minum, bernafas, tidur, dan lain sebagainya. Pada tingkatan ini, seseorang akan secara terus menerus untuk berusaha memenuhi kebutuhannya. Seseorang yang sangat kelaparan akan fokus kepada makanan dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya 

  1. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Needs) 

Kebutuhan manusia pada tingkat kedua adalah rasa aman yang mencakup keamanan dan kestabilan fisik, bebas dari ancaman, dan kebutuhan akan hukum atau perintah. Anak-anak lebih termotivasi untuk mencapai kebutuhan ini karena mereka hidup dengan banyak ketakutan (seperti gelap, binatang, dan orang asing). Oleh karena itu mereka akan lebih mengeluarkan energi untuk menghasilkan rasa aman. Namun ketika usaha mereka tidak berhasil, maka akan timbul yang dinamakan basic anxiety. 

  1. Kebutuhan Akan Cinta Dan Keberadaan (Love And Belongingness Needs) 

Pada tingkat ini manusia akan memiliki keinginan untuk berteman, berpasangan dan berkeluarga, sebuah grup, lingkungan, atau negara. Manusia akan merasa haus kasih sayangdan hubungan dengan orang lain secara general serta posisi pada grupnya.

  1. Kebutuhan Akan Harga Diri (Esteem Needs) 

Maslow membagi kebutuhan manusia pada tahap ini menjadi dua bidang. Bidang pertama meliputi keinginan akan kekuatan, penghargaan, dan kepercayaan diri di hadapan dunia. Bidang kedua meliputi reputasi atau penghargaan dari orang lain, seperti pengenalan,perhatian, dan apresiasi.

  1. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs) 

Tingkatan tertinggi pada hierarki kebutuhan Maslow tidak selalu dapat dicapai ketika seseorang dapat memenuhi kebutuhan pada tingkat sebelumnya, yakni harga diri (esteem). Kebutuhan aktualisasi diri meliputi self-fulfillment, menyadari semua potensi yang dimiliki dan menjadi kreatif sepenuhnya. Menurut Maslow (1970), seseorang yang telah mencapaitingkatan ini akan menjadi manusia sepenuhnya. Untuk melengkapi kelima kebutuhan konatif diatas, Maslow menambahkan tiga kategori kebutuhan tambahan, yakni kebutuhan aesthetic, cognitive, dan neurotic.

  1. Kebutuhan Estetik

Kebutuhan estetik tidak bersifat universal, namun mungkin pada beberapa orang termotivasi akan kebutuhan kecantikan dan pengalaman menyenangkan estetik (Maslow,1967). Seseorang dengan kebutuhan estetik yang kuat menginginkan lingkungan yang cantik dan tertib. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dapat mengakibatkan orang itu sakit.

  1. Kebutuhan Kognitif 

Manusia yang memiliki kebutuhan kognitif memiliki keinginan untuk memecahkan misteri, mengerti suatu hal, dan ingin tahu. Jika kebutuhan ini terhambat, maka kelima kebutuhan dasar akan terancam, karenanya pengetahuan diperlukan untuk memenuhi kelima kebutuhan konatif tersebut. Ketika kebutuhan kognitif seseorang tidak dapat terpenuhi, maka seseorang tersebut dapat mengalami gangguan skeptis (kecurigaan), kekecewaan, dan sinisme.

  1. Kebutuhan Neurotis 

Kebutuhan neurotis tidak bersifat produktif. Mereka memiliki gaya hidup yang buruk dan tidak memiliki nilai berjuang untuk mengaktualisasikan diri. Biasanya kebutuhan neurotis bersifat reaktif, dan muncul menjadi kompensasi ketika kebutuhan yang lain tidak terpenuhi. Berbeda dengan kebutuhan konatif, estetik, dan kognitif yang ketika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka akan mengganggu kesehatan fisik dan jiwa serta dapat mengarahkan kepada penyakit. Ketika kebutuhan neurotis tidak terpenuhi, maka hanya akan timbul gangguan dan kesendatan.

Maslow berpendapat bahwa kepribadian manusia dihasilkan dari motivasi manusia yang diorganisasikan ke dalam sebuah hirarki kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan itu mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :

  • Kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan yang kuat, potensial, dan prioritas; sementara yang lebih tinggi dalam hirarki merupakan kebutuhan yang paling lemah

  • Kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan dalam rangka mempertahankan hidup, sehingga pemuasannya dapat diabaikan.

  • Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi itu kurang begitu perlu dalam rangka survival, namun kebutuhan itu memberikan kontribusi terhadap survival itu sendiri dan juga perkembangan.

  • Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi amat bermanfaat, baik bagi fisik maupun psikis. Kondisi ini dapat melahirkan rasa senang, bahagia dan perasaan bermakna Motivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan terjadinya dinamika atau pergerakan pada kepribadian dan perilaku manusia. Setiap sebuah kebutuhan telah tercapai, maka kebutuhan lainnya akan mendesak sehingga manusia terdorong untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perilaku manusia timbul karena adanya motivasi untuk memenuhi kebutuhan.

Dengan kerangka konsep hierarki kebutuhan yang revolusioner, Abraham Maslow memperkaya dunia psikologi dengan teori yang tidak hanya memberi wawasan mendalam tentang motivasi manusia, tetapi juga menyoroti potensi penuh yang dimiliki oleh setiap individu. Warisannya yang berharga dalam psikologi humanistik tidak hanya mencakup pemahaman akan motivasi dan pemenuhan diri, tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan pribadi, manajemen yang berorientasi pada kebutuhan, dan pemahaman yang lebih dalam tentang kompleksitas manusia dalam mencapai kesejahteraan pribadi. Dengan konsepnya tentang hierarki kebutuhan, Maslow merintis perjalanan panjang dalam pemahaman akan dinamika motivasi dan pertumbuhan manusia, memberikan fondasi yang kokoh bagi pemikiran psikologis yang terus relevan dan memberdayakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun