Mohon tunggu...
Valen
Valen Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Multimedia

be patient.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Berbagi Pengalaman Berharga melalui Teks Rekon

23 April 2024   09:12 Diperbarui: 23 April 2024   09:22 2675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Getty Images/iStockphoto/cherrybeans

Membaca teks rekon sangat mengasyikkan. Mengapa demikian? Sebabnya, teks rekon berupa cerita ulang atas suatu peristiwa atau masa lalu seseorang dalam perjalanan hidupnya. Dalam cerita itu, banyak peristiwa atau kejadian menarik yang dapat menghibur kita. Catatan itu dapat dijadikan pengingat/ motivasi jika kita sendiri mengalami kejadian yang serupa.


Teks rekon sering disebut cerita ulang merupakan teks yang menceritakan kembali pengalaman masa lalu seseorang. Tujuan teks rekon adalah menyampaikan informasi dan menghibur para pembaca. Teks cerita ulang terdiri atas tiga Jenis, yaitu sebagai berikut.

a. Teks rekon pribadi
Teks rekon pribadi adalah cerita ulang yang isinya menceritakan kejadian masa lalu yang pernah dialami oleh penulisnya.

b. Teks rekon faktual (informasional)
Rekon faktual atau informasional adalah teks rekon yang isinya berisi kejadian faktual seperti teks berita yang memuat kisah heroik atau inspiratif (biasanya dalam bentuk biografi), eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.

c. Teks rekon imajinatif
Teks rekon imajinatif adalah teks rekon yang mengandung cerita imajinatif dengan lebih detail atau mendalam. Teks rekon tipe ini, biasanya diwujudkan dalam bentuk cerita fiksi, baik cerpen atau novel.

Sesuai dengan namanya, teks cerita ulang, berarti di dalamnya mengandung ciri khas, yakni 

(1) bersifat faktual atau imajinatif

(2) menceritakan peristiwa masa lalu

(3) disusun secara kronologis. 

Dengan demikian, teks rekon pada dasarnya memiliki kesamaan dengan teks naratif lainnya. Ada beberapa unsur yang dominan dalam teks rekon, yakni

a. tema dan amanat
b. alur
c. penokohan
d. latar cerita ulang berupa waktu serta tempat kejadian
e. nilai dalam cerita.

Strukturnya pun memiliki kesamaan dengan jenis teks naratif lainnya. Berikut adalah struktur teks rekon.

a. Orientasi (pengenalan), berisi informasi tentang siapa,di mana, dan kapan peristiwa atau kegiatan itu terjadi di masa lampau.

b. Peristiwa (insiden), yaitu rangkaian peristiwa yang terjadi dan biasanya disajikan berdasarkan urutan waktu (kronologis).

c. Resolusi/reorientasi (opsional), berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian yang sedang diceritakan. Namun, pada bagian ini bisa juga berisi pengulangan pengenalan yang disajikan pada bagian orientasi. Pengulangan merangkum rangkaian peristiwa, kejadian, atau kegiatan yang diceritakan.

kekhasan kebahasaan yang tertuang dalam teks rekon, yaitu sebagai berikut.

a. Menggunakan pronomina (kata ganti). Kata ganti yang sering digunakan dalam teks rekon berupa kata ganti orang, kata ganti pemilik, kata ganti penanya, kata ganti penunjuk, dan kata ganti tidak tentu.

b. Menggunakan verba (kata kerja). Kata kerja digunakan untuk menyatakan tindakan/ perbuatan yang dilakukan tokoh.

c. Menggunakan keterangan waktu lampau, yaitu waktu yang menyatakan sudah terjadi. Misalnya, pernah, sering, biasanya, pagi-pagi, malam-malam, sesudah, sebelum, kemarin, sejak, dari.

d. Menggunakan kata yang menunjukan tempat.

Langkah-Langkah Menulis Teks Rekon

Setiap orang pasti punya pengalaman, baik pengalaman pahit maupun pengalaman manis, pengalaman menyedihkan atau menyenangkan. Peristiwa yang pernah dialami tersebut jika diceritakan kembali merupakan bentuk teks rekon. Secara umum langkah-langkah penulisan teks rekon adalah sebagai berikut.

1. Menenentukan topik yang akan ditulis dalam teks rekon. Topik yang baik adalah topik yang berkaitan dengan peristiwa luar biasa. Peristiwa luar biasa biasanya selalu diingat dan menarik untuk dibaca. Topik yang dipilih ini sebagai dasar bahan penceritaan.

2. Membuat kerangka sesuai struktur teks rekon yang terdiri atas tiga bagian, yaitu (a) orientasi, (b) kejadian, (c) reorientasi.

3. Mengidentifikasi data, fakta, dan informasi dari peristiwa tersebut untuk dimasukkan ke tiga tahapan di atas.

4. Rangkaikan informasi yang telah dikelompokkan dengan menggunakan ciri kebahasaan teks rekon.

Mengalihwahanakan Teks Rekon ke Teks Lainnya untuk Tujuan Ekonomi Kreatif

Pada pembelajaran ini, Kita akan berlatih mengubah teks rekon menjadi jenis teks lainnya, baik fiksi maupun nonfiksi. Agar bisa mengubah teks tersebut secara kreatif, pahami dulu duduk persoalan yang disajikan dalam teks itu. Gagasan itu kemudian dikembangkan menjadi teks lain, misalnya teks rekon menjadi cerpen, anekdot, puisi, naskah monolog, dan lain-lain.

hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ingin alihwahanakan sebuah teks menjadi naskah monolog adalah sebagai berikut.

1. Agar menarik minat audiens, awali monolog Anda dengan kalimat yang inspiratif dan penuh teka-teki, Hal ini penting karena kemenarikan di awal akan membuat audiens betah mendengarkan hingga monolog selesai. Ingat, kalimat pembuka monolog akan menentukan nada monolog selanjutnya. Artinya, audiens akan penasaran mencari jawaban atas pernyataan yang dilontarkan pada awal monolog tadi.

2. Sebuah monolog yang baik harus ditulis berdasarkan karakter tokoh. Karakter suara yang kuat ampuh memperkaya warna, konteks, dan perspektif sebuah monolog. Misalnya, dalam monolog tersebut, sang tokoh memiliki gaya berbicara yang sangat akrab, santai, dan cenderung cerewet kepada audiens.

3. Sang tokoh mampu merefleksikan masa lalu dan masa depan. Banyak monolog menjelaskan tindakan karakter tokoh saat ini dengan merefleksikan peristiwa di masa lalu mereka. Berbagai detail di masa lalu akan mampu menjelaskan tindakan atau dilema karakter di masa kini. Dengan kata lain, karakter tokoh tersebut harus mencoba menggunakan ingatannya untuk mengatasi masalah yang terjadi di kehidupannya sekarang.

4. Agar audiens dapat membayangkan apa yang terjadi seperti yang diceritakan dalam monolog. tambahkan detail dan deskripsi yang diperlukan. Oleh karena itu, cobalah mendeskripsikan sebanyak mungkin hal-hal yang mampu ditangkap oleh indra manusia untuk memerangkap perhatian dan ketertarikan audiens.

5. Jangan lupa masukkan momen peristiwa pengungkapan. Pada bagian inti sampaikan momen yang mengungkapkan suatu fakta bagi pembaca monolog. Dengan begitu, isi monolog akan terasa lebih bertujuan dalam menyampaikan amanat kepada pembacanya.

6. Sebuah monolog yang baik harus memiliki akhir yang jelas. Berbagai pemikiran atau peristiwa yang diekspresikan dalam monolog harus memiliki kesimpulan yang jelas dan relevan. Misalnya, pembaca monolog harus menerima sesuatu, mengatasi suatu masalah atau halangan, atau membuat keputusan terkait sebuah konflik dalam drama terkait. Pada akhir monolog, pembaca monolog harus mampu menegaskan keputusannya dengan jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun