3. Mengidentifikasi data, fakta, dan informasi dari peristiwa tersebut untuk dimasukkan ke tiga tahapan di atas.
4. Rangkaikan informasi yang telah dikelompokkan dengan menggunakan ciri kebahasaan teks rekon.
Mengalihwahanakan Teks Rekon ke Teks Lainnya untuk Tujuan Ekonomi Kreatif
Pada pembelajaran ini, Kita akan berlatih mengubah teks rekon menjadi jenis teks lainnya, baik fiksi maupun nonfiksi. Agar bisa mengubah teks tersebut secara kreatif, pahami dulu duduk persoalan yang disajikan dalam teks itu. Gagasan itu kemudian dikembangkan menjadi teks lain, misalnya teks rekon menjadi cerpen, anekdot, puisi, naskah monolog, dan lain-lain.
hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ingin alihwahanakan sebuah teks menjadi naskah monolog adalah sebagai berikut.
1. Agar menarik minat audiens, awali monolog Anda dengan kalimat yang inspiratif dan penuh teka-teki, Hal ini penting karena kemenarikan di awal akan membuat audiens betah mendengarkan hingga monolog selesai. Ingat, kalimat pembuka monolog akan menentukan nada monolog selanjutnya. Artinya, audiens akan penasaran mencari jawaban atas pernyataan yang dilontarkan pada awal monolog tadi.
2. Sebuah monolog yang baik harus ditulis berdasarkan karakter tokoh. Karakter suara yang kuat ampuh memperkaya warna, konteks, dan perspektif sebuah monolog. Misalnya, dalam monolog tersebut, sang tokoh memiliki gaya berbicara yang sangat akrab, santai, dan cenderung cerewet kepada audiens.
3. Sang tokoh mampu merefleksikan masa lalu dan masa depan. Banyak monolog menjelaskan tindakan karakter tokoh saat ini dengan merefleksikan peristiwa di masa lalu mereka. Berbagai detail di masa lalu akan mampu menjelaskan tindakan atau dilema karakter di masa kini. Dengan kata lain, karakter tokoh tersebut harus mencoba menggunakan ingatannya untuk mengatasi masalah yang terjadi di kehidupannya sekarang.
4. Agar audiens dapat membayangkan apa yang terjadi seperti yang diceritakan dalam monolog. tambahkan detail dan deskripsi yang diperlukan. Oleh karena itu, cobalah mendeskripsikan sebanyak mungkin hal-hal yang mampu ditangkap oleh indra manusia untuk memerangkap perhatian dan ketertarikan audiens.
5. Jangan lupa masukkan momen peristiwa pengungkapan. Pada bagian inti sampaikan momen yang mengungkapkan suatu fakta bagi pembaca monolog. Dengan begitu, isi monolog akan terasa lebih bertujuan dalam menyampaikan amanat kepada pembacanya.
6. Sebuah monolog yang baik harus memiliki akhir yang jelas. Berbagai pemikiran atau peristiwa yang diekspresikan dalam monolog harus memiliki kesimpulan yang jelas dan relevan. Misalnya, pembaca monolog harus menerima sesuatu, mengatasi suatu masalah atau halangan, atau membuat keputusan terkait sebuah konflik dalam drama terkait. Pada akhir monolog, pembaca monolog harus mampu menegaskan keputusannya dengan jelas.