Mohon tunggu...
SURYA
SURYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Entitas normal selayaknya yang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Pemikiran Filsuf Marxis Kontemporer untuk Menentukan Sikap Seorang Pemimpin di Era BANI

8 Desember 2023   17:30 Diperbarui: 8 Desember 2023   17:41 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Refleksi pemikiran filsuf marxis kontemporer digunakan untuk menentukan sikap yang perlu dimiliki oleh pemimpin di era BANI. Pertama, mengutip Žižek “... kepanikan bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi ancaman yang nyata. Ketika kita bereaksi dengan panik, kita tak menganggap ancaman itu secara serius. Sebaliknya, kita meremehkannya”. Sikap seorang pemimpin di era BANI bukan “jika” tetapi “kapan” akan terjadi. Ketika seorang pemimpin memiliki paradigma “jika” hanya kepanikanlah yang akan mengikutinya sebab ia tidak bersiap dalam menghadapi ancaman yang nyata. Berkaca dari pandemi Covid-19 yang membuat era BANI ini dimulai, pada saat itu pemangku kebijakan panik dalam menghadapi pandemi ini. 

Pada lain sisi mereka berpatokan kepada kemajuan ekonomi sehingga memangkas anggaran imun sosial. Kepanikan tersebut menyebabkan banyak kebijakan cacat yang dikeluarkan. Selaras dengan perkataan Žižek yang menganggap kepanikan bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi ancaman yang nyata. Pemimpin di era BANI tidak boleh panik dalam menghadapi sesuatu, ketika seorang pemimpin panik dalam menghadapi ancaman yang nyata, maka sebenarnya dia sedang tidak serius dalam menghadapinya.

Kedua, meminjam perangkat konseptualisasi Laclau dan Mouffe tentang hegemoni, khususnya dalam kajian hegemoni wacana dan kebijakan. Hegemoni adalah proses penciptaan realitas sehingga realitas itu objektif dan alami. Realitas yang objektif dan alami tidaklah hadir dengan begitu saja, tetapi realitas ini haruslah dibangun dengan berbagai metode agar terlihat objektif dan alami. Sikap pemimpin di era BANI haruslah dapat menciptakan hegemoni tersebut untuk melawan makro-parasit yang membuat kita masuk dalam era yang penuh dengan kerapuhan, ketakutan berlebih, non linear, dan Incomprehensible. Seorang pemimpin di era BANI harus bisa menciptakan counter-hegemony dan menemukan apa yang mendasari untuk membangun kekuatan melawan sistem yang sudah bekerja selama ini.

Ketiga, memiliki paradigma individu yang baik. Paradigma individu yang dimaksud adalah prinsip yang menjadi pegangan bagi pemimpin untuk menentukan orientasi dan rencana untuk mencapai orientasi itu sendiri. Selaras dengan kajian utama Mazhab Frankfurt yang mengkaji individu sebagai pusat pemikiran, tindakan, dan psikologi. Utamanya Horkheimer yang menekankan pentingnya peranan individu dan memberikan pujian yang sangat tinggi kepada individu. Dapat diambil kesimpulan jika individu memiliki peran yang penting dalam perubahan ketika kita menitikberatkan kepada individu untuk pergerakan yang lebih besar, maka kemungkinan untuk tercapainya perubahan itu akan terjadi. Oleh karena, itu seorang pemimpin di era BANI harus memiliki pemahaman yang baik terhadap paradigma individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun