Mohon tunggu...
SURYA
SURYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Entitas normal selayaknya yang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Pemikiran Filsuf Marxis Kontemporer untuk Menentukan Sikap Seorang Pemimpin di Era BANI

8 Desember 2023   17:30 Diperbarui: 8 Desember 2023   17:41 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun yang lalu, umat manusia kedatangan tamu yang mereka ciptakan sendiri. Tamu tersebut tidak membawa kabar gembira selayaknya apa yang diharapkan, tetapi membawa berita buruk bagi masa depan manusia. Tamu tersebut membuktikan bahwa sistem yang selama ini diciptakan oleh kelas penguasa telah menurunkan imun sosial yang berdampak kepada kekebalan individu sehingga menyebabkan wabah yang berbahaya. Tamu tersebut adalah Covid-19. Covid-19 datang layaknya hal baru, sehingga umat manusia “gagap” dalam menangani wabah tersebut. Padahal jika ditarik lebih jauh Covid-19 adalah buah hasil cara kerja sistem ekonomi kita saat ini.

Covid-19 adalah mikro-parasit yang membutuhkan inang untuk dapat bertahan hidup, bahkan pada suatu titik mikro-parasit mengeruk keuntungan dari inangnya hingga menyebabkan kematian. Mikro-parasit berasal dari hewan-hewan liar yang mendiami hutan dan lautan yang luas. Meskipun umumnya mikro-parasit tidak bisa dijamah oleh manusia, pada suatu kesempatan manusia melampaui hal tersebut dengan tindakan membabat hutan untuk dijadikan perumahan, perkebunan, dan area perkantoran sehingga menyebabkan mikro-parasit berpindah dari hewan ke tubuh manusia yang menjadi inangnya. 

Contoh dari mikro-parasit adalah Covid-19 yang berasal dari beberapa hewan liar yang berpindah ke tubuh manusia. Perpindahan tersebut terjadi karena kerakusan manusia yang selalu menginginkan keuntungan, dasar akumulasi yang digunakan sebagai hukum umum kapitalisme telah menyebabkan pelaku ekonomi tidak puas terhadap modal yang mereka miliki.

Selain mikro-parasit yang harus memiliki inang untuk dapat hidup terdapat parasit lain yang harus hidup dengan inang yang berupa hasil kerja dari orang lain. Parasit tersebut adalah kelas penguasa (pengusaha dan politisi) atau bisa disebut juga makro-parasit. 

Pertumbuhan ekonomi seakan menjadi ideologi bagi seluruh negara di dunia sehingga semua negara berbondong-bondong mengedepankan kepentingan ekonomi yang menyebabkan pemotongan anggaran untuk imun sosial (jaminan sosial dan jaminan kesehatan). Dipotongnya imun sosial berdampak kepada kekebalan individu yang menyebabkan semakin mudahnya tertular wabah tersebut. Covid-19 memberi tamparan bagi kelas penguasa karena dengan dipotongnya imun sosial membuat banyak orang masih bekerja pada saat wabah terus meningkat yang membuat resiko tertular mikro-parasit lebih besar apalagi dengan menurunnya imun akibat dipotongnya imun sosial yang berdampak kepada kekebalan individu.

Dengan kemunculan Covid-19 yang memaksa perubahan terhadap cara hidup umat manusia. Jamais Cascio, antropolog Amerika memberikan analisisnya. Jika sekarang ini umat manusia hidup pada era BANI. BANI adalah singkatan dari Brittle, Anxiety, Non-Linear dan Incomprehensible. Keempat istilah tersebut menggambarkan kondisi sosial dunia saat pandemi Covid-19 dan mengubah cara pandang terhadap cara kerja dunia.

Brittle, istilah ini menjelaskan bagaimana kondisi yang rapuh tanpa bisa kita atasi. Seperti yang sudah dijelaskan di awal ketika kita hanya fokus pada sebuah ideologi pertumbuhan ekonomi dengan mengesampingkan imun sosial kerapuhan ini selalu akan terjadi. Seperti kata Karl Marx, ketika suatu subjek terus menghisap suatu objek, maka akan menimbulkan masalah baru bagi objek lainnya. Apalagi dengan sistem pasar yang membentuk watak dari pemilik modal untuk terus mengeruk sumber daya tanpa merasa puas, semakin menegaskan kerapuhan itu akan terus terjadi.

Anxienty atau ketakutan berlebih. Hal ini menjadi wajar mengingat makro-parasit yang terus bergantung kepada inangnya untuk dapat memenuhi isi perut mereka. Akibat dari tindakan mereka yang terus mengeksploitasi tidak hanya mereka yang terkena dampaknya. Akan tetapi masyarakat kelas pekerjalah yang terkena dampak paling besar, hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya pekerja informal yang bekerja saat wabah menyerang akibat dipotongnya imun sosial. Ketamakan dari makro-parasit bisa sewaktu-waktu menyebabkan perubahan besar ke arah negatif, hal tersebutlah yang menyebabkan ketakutan berlebih di era ini.

Non-linear yang artinya setiap usaha yang dilakukan belum tentu sesuai dengan hasil yang didapat. Mudahnya usaha yang besar belum tentu menghasilkan hasil yang besar pula, pun sebaliknya.

Incomprehensible adalah kondisi ketika kita tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi. Kegagalan dalam memahami adalah buah dari banyaknya wacana makro-parasit yang memang memiliki kepentingan satu sama lain. Sebagai masyarakat yang memang tidak memiliki akses di dalam suatu kebijakan, tentunya kita tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan dilakukan oleh kelas penguasa. Hal inilah yang menjadikan kegagalan dalam memahami apa yang sedang terjadi. Singkatnya, kita tidak tahu apakah yang kita lakukan ini akan berdampak baik atau buruk.

Seperti yang dikatakan oleh Thomas Piketty yang penting sekarang adalah bagaimana kita mengubahnya, ke arah mana, dan langkah-langkah apa yang diperlukan. Apabila direfleksikan dalam sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam menghadapi era BANI adalah menentukan bagaimana mengubah sistem yang terus membelenggu dan juga tindakan lanjutan untuk menentukan langkah yang diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun