4.0
Pergeseran merupakan sebuah hal yang umum pada abad 20-an. Dari pergeseran dalam dunia design, makanan, hingga industry. Dalam hal industry sendiri berbagai aspek juga terus berubah salah satunya adalah "leadership". Leadership sendiri menurut Kartini Kartono (1994: 48) adalah hal yang sifatnya spesifik, khas, dan diperlukan bagi satu situasi khusus, dalam kelompok yang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, serta mempunyai sebuah tujuan dan peralatan-peralatan khusus.Â
Pemimpin kelompok yang memiliki karakteristik demikian merupakan fungsi dari situasi khusus. Situasi khusus merupakan sebuah poin yang dapat kita jadikan sebuah patokan untuk bisa terus eksis dalam dunia industri.
Seorang pemimpin harus cepat menyetujui berbagai perubahan, termasuk bisnis. pemimpin yang terus berpegang pada pemikiran terdahulu akan punah. Karena sebuah perusahaan yang terus belajar akan cepat untuk menerima perubahan serta, akan memiliki tim dengan semangat yang tinggi.Â
Beradaptasi dengan teknologi merupakan salah satu cara agar dapat memajukan industri yang dipimpin. Seorang pemimpin juga harus berjuang untuk dapat menerima, mendorong dan memotivasi tim untuk memberikan feedback mengenai kepemimpinan untuk kemajuan bersama. Pemimpin harus mendengarkan masukan dari luar Â
"To be a great leader, you must be a great"
Pusat dari komunikasi skill adalah mendengarkan, dan hal ini sangat relevan di dalam era digital.  Berikut beberapa langkah untuk bisa menjadi seorang pemimpin dengan kemampuan mendengarkan yang lebih baik.
1.    Kapasitas seorang  pemimpin akan meningkat dengan cara mendengarkan.
2. Â Â Â Apabila kamu mendengarkan, kamu bisa menunjukkan sisi kepedulian kamu.
3. Â Â Â Jika kamu mendengarkan kamu dapat membandingkan sebuah situasi.
4. Â Â Â Dengan mendengarkan, kamu akan mengetahui keadaan realita yang ada di lapangan.
Memang benar manfaat dari mendengarkan dalam sebuah kepemimpinan memberikan hasil yang baik. Namun, pada kenyataannya lebih dari 31% karyawan mengatakan pemimpinnya tidak memiliki perasaan empati sehingga memperlakukan bawahannya secara tidak ideal.
Hal ini dilaporkan oleh sebuah studi tahun 2020 oleh Emtrain, dari hasil tersebut menunjukan hasil lain bahwa 1 dari 10 karyawan mengatakan mereka tidak percaya bahwa pemimpin mereka akan mendengarkan mereka untuk mengajukan keluhan. Di studi ini juga menyebutkan bahwa 86% karyawan percaya bahwa faktor empati penting untuk diimplementasikan dalam tempat kerja.
Satu faktor membuat perubahan besar
Dalam dunia bisnis banyak faktor yang mesti kita jadikan fokus. Salah satunya dengan memperhatikan kinerja perusahaan agar lebih cepat sampai tujuan yang ideal bagi perusahaan. Saat ini sumber daya manusia bukan lagi dipandang sebagai alat bagi perusahaan namun, lebih dari itu. Aspek sumber daya manusia dinilai sebagai aset penting untuk perusahaan.
 Di tengah dunia bisnis yang seksi pada hari ini perlu menjadi catatan bahwa seorang pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan baik, terutama untuk tim.Â
Seorang pemimpin harus menyampaikan tujuan, visi dan misi ke depan dengan tim. Hal ini diperlukan agar maksud dan tujuan pemimpin dapat tersampaikan secara lebih baik sehingga tim dapat menguasai betul hal-hal apa yang diperlukan maupun sebaliknya. Kepercayaan tim kepada pemimpin haruslah dibangun. Agar senantiasa menjadi sebuah perusahaan yang memiliki lingkungan yang sehat dengan empati yang tinggi dan membuat kualitas hubungan terjaga.
Pemimpin yang cekatan
Seperti yang umumnya masyarakat ketahui bahwa seorang pemimpin merupakan sebuah kepala yang memiliki tanggung jawab yang besar karena harus mengatur jalannya sebuah perusahaan. Pelaporan mengenai tugas, umumnya seorang pemimpin harus menunggu laporan dari bawahannya. Namun, hal ini sudah tak relevan untuk diaplikasikan di masa sekarang.Â
Pergerakan dunia yang semakin cepat merupakan sebuah pertanda bahwa seorang pemimpin juga harus aktif mengambil bagian dari perusahaan. Pemimpin saat ini harus bergerak cepat, bahkan jika diperlukan pemimpin juga harus turun langsung ke lapangan untuk melihat realitas pekerjaan dari perusahaanya. Dengan begitu, pemimpin dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat sehingga tujuan perusahaan dapat segera dicapai.
Aspek untuk dapat tampil seksi dalam masyarakat menjadi sebuah kendala besar untuk beberapa perusahaan lama yang memiliki birokrasi tradisional. Dalam Artikel Harvard Business Review yang menyebutkan sebuah penelitian di MIT, terdapat dua pemain yang mampu tampil dalam lingkungan bisnis yang semakin cepat, yakni: kepemimpinan yang berfokus kepada birokrasi tradisional yang berusaha untuk lebih gesit dan pada perusahaan wirausaha yang sangat muda.
Jika dilihat secara seksama dapat ditemukan bahwa untuk terus tampil dengan kondisi perubahan yang ekstrim dalam lingkungan bisnis perlu beradaptasi dengan perubahan tersebut.Â
Perubahan tersebut dapat dinilai untuk memberikan aspek yang segar dalam perusahaan. Sehingga, berkawan dengan perubahan akan melahirkan inovasi-inovasi yang baru untuk perusahaan dan berdampak baik untuk menjadikan perusahaan terus tumbuh.
Keefektivitasan pemimpin dalam mempertahankan nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah organisasi dapat berjalan dengan performa lebih baik jika mereka memfokuskan komunikasi dalam percakapan bisnis dibandingkan dengan menyajikan sebuah perintah secara menyeluruh.Â
Komunikasi dari kedua belah pihak sangat diperlukan bagi perusahaan. Dalam artikel Harvard Business Review menyatakan bahwa seorang pemimpin harus berpikir kritis untuk bisa memperdulikan karyawannya.
Dalam berpikir kritis pun dapat dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana seperti
 "apakah hal ini adil bagi mereka?"
Pertanyaan-pertanyaan sederhana akan membantu pemimpin untuk menunjukan sisi kepeduliannya terhadap karyawan. Sebuah perusahaan akan jaya apabila karyawannya pun jaya, begitu pula sebaliknya.Â
Selain hal itu berikan karyawan untuk dapat mengemukakan pendapatnya untuk perusahaan. Karena karyawan memahami kendala perusahaan dengan tepat sebagai aspek mekanisme untuk mengelola risiko.
Pemimpin memang memiliki hak penuh untuk mengendalikan jalannya perusahaan. Namun, karyawan merupakan sebuah aset yang penting untuk perusahaan dapat terus eksis, dan tercipta hubungan antara pemimpin dengan bawahan yang seimbang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H