Dalam hal ini, organisasi yang dapat beradaptasi adalah organisasi yang lebih bersifat desentralisasi (memiliki tanggung jawab lebih dekat pada level pengoperasian). Organisasi yang terdesentralisasi akan memiliki kepemimpinan yang lebih partisipatif dan memiliki teamwork yang baik antara konsumen, pemasok, karyawan pemegang saham, dan masyarakat.
Organisasi juga harus dapat mengembangkan perspektif global, dan syarat mutlak bagi organisasi modern adalah kecepatan dan ketangkasan mereka dalam menghadapi situasi dengan baik. Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan SDM pun harus menggambarkan karakteristik-karakteristik organisasi yang diperlukan.
Diperlukan adanya manajer internasional di organisasi yang tidak hanya menguasai kemampuan teknis saja, akan tetapi juga memiliki kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan dan budaya yang dihadapinya.
Praktik-Praktik Penataan SDM untuk Keunggulan Bersaing
Kesuksesan organisasi dalam bersaing dapat dicapai dengan penataan SDM potensial yang dimilikinya. SDM dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi organisasi dan tidak mudah ditiru oleh pesaing karena :
- Sukses bersaing dari pengelolaan SDM tidak setransparan mengelola SDM lainnya, contohnya seperti melihat komputerisasi dari sistem informasi yang terdiri dari semikonduktor dan sejumlah mesin pengontrol.
- SDM yang dikelola dipengaruhi oleh budaya organisasi. Budaya organisasi akan memberikan pengaruh bagi keterampilan SDM, kemampuan, dan kesesuaian nya dengan sistem yang ada.
Untuk mencapai keunggulan kompetitif dapat dilakukan melalui penataan dan pengelolaan sumber daya manusia secara efektif, dan hal tersebut dapat diterapkan dengan menerapkan praktik-praktik berikut :
- Keselektifan dalam perekrutan (selective in recruiting)
Keselektifan adalah hal penting bagi perusahaan untuk meraih keunggulan bersaing. Sehingga disini perusahaan perlu kehati-hatian untuk memilih orang yang tepat, dan melakukannya dengan metode yang benar. Perusahaan harus melakukan proses perekrutan dengan cermat dan berdasarkan pada niat perusahaan agar sukses dalam persaingan.
- Keselamatan kerja (employment security)
Keselamatan kerja diperlukan dalam menghadapi tekanan dan selektivtas yang tinggi ketika mempekerjakan seseorang. Keselamatan kerja juga berperan dalam mendorong partisipasi karyawan karena karyawan akan lebih termotivasi dalam memberikan kontribusi mereka terhadap perusahaan.
- Tingkat upah yang tinggi (high wages)Â
Pemberian upah atau gaji yang lebih tinggi kepada para tenaga kerja yang sangat kompeten adalah salah satu faktor kunci. Tingkat upah yang tinggi akan memberikan kemampuan selektif yang lebih baik dalam menemukan orang yang dapat dilatih dan bertanggung jawab terhadap tugasnya di organisasi. Pemberian upah tinggi juga merupakan hal penting karena akan memberikan kesan kepada karyawan bahwa kinerja merka dihargai oleh perusahaan.
- Pemberian insentif (incentive pay)
Sudah menjadi kecenderungan bahwa uang menjadi alat untuk memecahkan masalah organisasional. Karyawan dapat diberikan motivasi melalui hal-hal yang melebihi uang, seperti perlakuan yang adil, pengakuan, jaminan, ataupun penghargaan.
- Hak kepemilikan karyawan (employee ownership)
Hak kepemilikan memberikan dua keuntungan, yakni karyawan yang berminat terhadap kepemilikan di organisasi tempat mereka bekerja, dan konflik akan lebih sedikit antara modal dan tenaga kerja. Hak kepemilikan karyawan yang diterapkan secara efektif akan dapat mensejajarkan antara keinginan karyawan dengan pemegang saham, yaitu dengan membuat karyawan menjadi pemegang saham juga. Kedua, hak kepemilikan karyawan sebaiknya menempatkan saham pada karyawan yang cenderung memikirkan rencana jangka panjang organisasi, kebijakan investasi, strategi oganisasi, dan strategi keuangan lainnya.
- Information sharing