Pada dasarnya, setiap individu tentu memiliki karakteristik atau sifat yang berbeda-beda antara individu satu dengan yang lainnya. Nah, perbedaan inilah yang terkadang menimbulkan gesekan-gesekan pada setiap aspek kehidupan. Hal tersebut yang memunculkan istilah manusia tidak luput dari masalah, atau biasa kita kenal dengan konflik. Perbedaan ciri-ciri atau pandangan yang dibawa oleh individu ke dalam suatu interaksi sosial umumnya menjadi latar belakang terjadinya konflik.
Selain itu, terdapat banyak pandangan yang mengemukakan bahwa kemajuan yang dapat kita saksikan hingga saat ini adalah hasil dari perbedaan pendapat yang terjadi diantara berbagai pihak. Disatu sisi, perbedaan pendapat tersebut akan memancing terjadinya konflik. Akan tetapi, disisi lain perbedaan pendapat justru dapat menghasilkan solusi terbaik bagi suatu permasalahan.
Konflik
Secara estimologis, konflik berasal dari kata kerja Latin yaitu “con” yang berarti bersama dan “fligere” yang memiliki arti bertabrakan atau benturan. Menurut Wikipedia, konflik merupakan suatu peristiwa atau fenomena sosial di mana terjadi pertentangan atau pertikaian baik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, maupun kelompok dengan pemerintah.
Kemudian ada pengertian konflik menurut beberapa ahli, diantaranya yaitu :
- Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi adalah hubungan dan ketergantungan antara dua pihak atau lebih yang saling berinteraksi, akan tetapi terpisahkan karena perbedaan tujuan.
- Menurut Pace & Faules (1994:249), Konflik merupakan ekspresi dari pertikaian antara seorang individu dengan individu yang lain, atau suatu kelompok dengan kelompok yang lain dikarenakan beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.
- Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
Kategori Konflik
Nah, setelah mengetahui pengertian-pengertian konflik diatas, mari kita lihat lebih dalam lagi tentang konflik. Konflik itu sendiri dapat dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu Konflik Fungsional dan Konflik Disfungsional.
- Konflik Fungsional adalah konflik yang memiliki arahan dan acuan untuk meningkatkan kinerja kelompok serta mendukung tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan ;
- Konflik Disfungsional adalah konflik yang menghalangi atau mengganggu pencapaian tujuan serta kinerja kelompok secara spesifik.
Proses Terjadinya Konflik
Setelah itu, kita masuk tentang bagaimana proses terjadinya konflik. Menurut Robbins & Judge (2013), proses konflik terdiri dari lima tahapan, yaitu potensi pertentangan atau ketidakselarasan, kognisi dan personalisasi, Intention (maksud), perilaku, dan hasil.
- Potensi pertentangan atau ketidakselarasan
Tahap pertama ini yaitu adanya kemunculan kondisi-kondisi yang menimbulkan pecahnya konflik. Kondisi-kondisi tersebut tidak secara langsung mengarah pada terjadinya konflik, akan tetapi salah satu dari kondisi tersebut diperlukan jika konflik hendak muncul. Nah, kondisi-kondisi yang menjadi sumber konflik tersebut dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu komunikasi, struktur, dan variabel pribadi.
Komunikasi adalah salah satu kondisi yang dapat menjadi sumber konflik. Komunikasi yang tidak baik atau buruk adalah faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, masalah yang terjadi dalam komunikasi dapat memicu kesalahpahaman dan mencegah terjadinya kolaborasi atau kerja sama.
Struktur juga dapat memicu terjadinya konflik. Struktur dalam hal ini, meliputi seperti kecocokan anggota, gaya kepemimpinan, tujuan organisasi, kejelasan peraturan, dan derajat ketergantungan antar kelompok.