Mohon tunggu...
Gilang Nanda Dwiputra
Gilang Nanda Dwiputra Mohon Tunggu... Lainnya - Everything will be OK//

Say Alhamdulillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepuasan Kerja Karyawan dan Pengaruhnya Terhadap Komitmen Organisasi

12 Oktober 2021   19:00 Diperbarui: 18 November 2021   07:26 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Psikologi memiliki peran penting di dunia industri, terutama dalam hal meningkatkan produktivitas perusahaan dalam bidang Sumber Daya Manusianya. 

Sumber Daya Manusia adalah salah satu aset yang penting di perusahaan, hal ini karena manusia adalah sumber daya yang paling diperlukan skill-skill dan pemikirannya dalam didalam bekerja. 

Selain itu manusia adalah sumber daya yang dinamis. Cascio (1987) menegaskan bahwa manusia adalah sumber daya yang sangat penting dalam bidang industri dan organisasi, oleh karena itu pengelolaan sumber daya mencakup penyediaan tenaga kerja yang bermutu, mempertahan kualitas dan mengendalikan biaya ketenagakerjaan.

Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki tuntutan yang lebih, terutama dalam memperhatikan kebijakan perusahaan terhadap karyawannya. 

Kebijakan perusahaan dapat memengaruhi serta berdampak buruk terhadap sikap kerja karyawan apabila tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan kerja dari karyawan. Berbagai hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa karyawan yang sikap kerjanya positif memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan karyawan yang sikap kerjanya negatif. 

Menurut Gillmer (1961), Pekerja yang memiliki sikap positif terhadap pekerjaan akan rendah tingkat absensi dan pengunduran dirinya.

Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana sih pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap komitmennya didalam organisasi. Yuk simak..

Kepuasan Kerja

Sorce : Pixabay
Sorce : Pixabay

Kepuasan kerja menunjukkan kadar kesenangan pada diri seorang karyawan atau peran yang dijalankannya disuatu perusahaan. Tingkat kepuasan kerja biasanya dipengaruhi karena adanya timbal balik yang terjadi sesuai dengan harapan. Sedangkan, ketidakpuasan kerja yang muncul pada karyawan akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan, baik bagi karyawan maupun perusahaan. 

Menurut Wexley dan Yuki (1977), ketidakpuasan kerja akan memunculkan dua bentuk perilaku, yaitu perilaku agresif (seperti pemogokan kerja, sabotase, perselisihan karyawan dan atasan) dan penarikan diri (turnover).

Hal-hal yang dikemukakan diatas tentu dapat menurunkan produktivitas, baik bagi karyawan maupun perusahaan. Selain itu, Robbins (1991) mengungkapkan bahwa karyawan menunjukkan ketidakpuasannya dalam bekerja dengan empat cara, yaitu : Pertama, bekerja dengan seenaknya (mogok kerja, datang terlambat, dan lain-lain). 

Kedua, berhenti dari pekerjaannya dan mencari pekerjaan lain. Ketiga, berbicara kepada atasan tentang ketidakpuasannya dalam bekerja dengan tujuan agar kondisinya dapat berubah. Keempat, karyawan menunggu dengan yakin dan optimis bahwa manajemen perusahaannya dapat melakukan sesuatu yang terbaik.

Kepuasan kerja karyawan tentu akan berbeda pada setiap individunya. Ini karena adanya perbedaan kebutuhan pada setiap individu dan bergantung pada kondisi atau situasi tertentu. 

Kebutuhan karyawan pun akan terpenuhi apabila perusahaan berinisiatif memberikan hal-hal penunjang, seperti fasilitas, asuransi, jaminan kesehatan, dan lain-lain. Hal-hal seperti ini akan membuat karyawan lebih percaya diri, nyaman, serta memberikan kontribusi lebih kepada perusahaan.

Menurut Hasibuan (2001), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sekaligus sebagai indikator yang digunakan, diantaranya;

  • Fasilitas kerja yang menunjang
  • Berat ringannya beban pekerjaan
  • Penempatan kerja yang sesuai kompetensi
  • Lingkungan dan suasana pekerjaan
  • Sikap atasan dalam kepemimpinannya
  • Balas jasa yang dirasa adil dan layak
  • Sifat kebosanan kerja

Komitmen Kerja

Source : Pixabay
Source : Pixabay

Berbicara tentang sumber daya manusia, tentu tidak terlepas dari pembahasan komitmen kerja. Robbins (1998) memberikan pernyataan bahwa budaya perusahaan yang kuat memiliki pengaruh cukup besar pada perilaku karyawan. 

Setiap orang yang bekerja di perusahaan tentu harus memiliki komitmen dalam pekerjaannya, karena apabila tidak memiliki komitmen dalam bekerja, maka tujuan dari perusahaan tersebut akan sulit tercapai. Tidak jarang suatu perusahaan kurang memperhatikan komitmen karyawannya, sehingga hal ini akan berdampak buruk pada loyalitas karyawan dan berpotensi menurunkan kinerja karyawannya.

Komitmen didalam diri karyawan sangat penting, karena dengan adanya komitmen maka seorang karyawan akan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. 

Selain itu, karyawan yang memiliki komitmen juga akan bekerja secara maksimal serta mencurahkan segenap tenaga, pikiran, dan waktu untuk pekerjaannya. Sehingga nantinya tujuan perusahaan akan mudah tercapai.

Menurut Luthans (1995), faktor-faktor yang membentuk komitmen karyawan yaitu :

  • Faktor individu, seperti usia, sikap positif dan masa kerja
  • Faktor organisasi, seperti desain pekerjaan dan gaya kepemimpinan
  • Faktor-faktor non organisasi, seperti adanya alternatif lain setelah karyawan memutuskan untuk bcrgabung dalam suatu organisasi yang mempengaruhi komitmennya pada organisasi.

Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi

Source: Pixabay
Source: Pixabay

Kepuasan kerja tentu berpengaruh positif terhadap Komitmen organisasi. Yang berarti bahwa semakin naik atau tingginya kepuasan kerja, maka semakin tinggi pula komitmen organisasionalnya. 

Demikian pula sebaliknya, kepuasan kerja yang rendah akan menurunkan komitmen karyawan terhadap perusahaan. Kepuasan kerja yang tolak ukurnya menggunakan kenaikan posisi atau jabatan, beban pekerjaan, gaji, rekan kerja, dan pengawas menunjukkan bahwa telah dikelola dengan baik sehingga dapat memberikan peran terhadap komitmen organisasional.

Menurut penilaian yang dilakukan oleh karyawan, hal-hal didalam lingkungan pekerjaan, seperti rekan kerja yang dapat diajak bekerja sama, kesempatan karyawan untuk mendapatkan promosi jabatan, dan manajer yang dapat merangkul serta bersedia mendengarkan saran dari karyawannya akan dapat menumbuhkan kepuasan kerja. 

Disamping itu, perusahaan yang memberikan gaji secara adil kepada karyawannya akan memunculkan rasa percaya karyawan agar tetap loyal pada perusahaan.

Mathis dan Jackson (2011) mengemukakan bahwa kepuasan kerja menjadi cerminan perasaan dalam diri seseorang terhadap pekerjaannya, ketika seseorang puas terhadap pekerjaanya maka mereka akan lebih berkomitmen terhadap organisasi. 

Selain itu, hasil penelitian Luqman et al. (2012) pada sektor publik di Nigeria juga memberi pernyataan bahwa karyawan akan lebih berkomitmen dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, ketika mereka mendapatkan kepuasan didalam pekerjaannya dan diberikan kesempatan untuk berkarir.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun