Hal-hal yang dikemukakan diatas tentu dapat menurunkan produktivitas, baik bagi karyawan maupun perusahaan. Selain itu, Robbins (1991) mengungkapkan bahwa karyawan menunjukkan ketidakpuasannya dalam bekerja dengan empat cara, yaitu : Pertama, bekerja dengan seenaknya (mogok kerja, datang terlambat, dan lain-lain).Â
Kedua, berhenti dari pekerjaannya dan mencari pekerjaan lain. Ketiga, berbicara kepada atasan tentang ketidakpuasannya dalam bekerja dengan tujuan agar kondisinya dapat berubah. Keempat, karyawan menunggu dengan yakin dan optimis bahwa manajemen perusahaannya dapat melakukan sesuatu yang terbaik.
Kepuasan kerja karyawan tentu akan berbeda pada setiap individunya. Ini karena adanya perbedaan kebutuhan pada setiap individu dan bergantung pada kondisi atau situasi tertentu.Â
Kebutuhan karyawan pun akan terpenuhi apabila perusahaan berinisiatif memberikan hal-hal penunjang, seperti fasilitas, asuransi, jaminan kesehatan, dan lain-lain. Hal-hal seperti ini akan membuat karyawan lebih percaya diri, nyaman, serta memberikan kontribusi lebih kepada perusahaan.
Menurut Hasibuan (2001), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sekaligus sebagai indikator yang digunakan, diantaranya;
- Fasilitas kerja yang menunjang
- Berat ringannya beban pekerjaan
- Penempatan kerja yang sesuai kompetensi
- Lingkungan dan suasana pekerjaan
- Sikap atasan dalam kepemimpinannya
- Balas jasa yang dirasa adil dan layak
- Sifat kebosanan kerja
Komitmen Kerja
Berbicara tentang sumber daya manusia, tentu tidak terlepas dari pembahasan komitmen kerja. Robbins (1998) memberikan pernyataan bahwa budaya perusahaan yang kuat memiliki pengaruh cukup besar pada perilaku karyawan.Â
Setiap orang yang bekerja di perusahaan tentu harus memiliki komitmen dalam pekerjaannya, karena apabila tidak memiliki komitmen dalam bekerja, maka tujuan dari perusahaan tersebut akan sulit tercapai. Tidak jarang suatu perusahaan kurang memperhatikan komitmen karyawannya, sehingga hal ini akan berdampak buruk pada loyalitas karyawan dan berpotensi menurunkan kinerja karyawannya.
Komitmen didalam diri karyawan sangat penting, karena dengan adanya komitmen maka seorang karyawan akan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.Â
Selain itu, karyawan yang memiliki komitmen juga akan bekerja secara maksimal serta mencurahkan segenap tenaga, pikiran, dan waktu untuk pekerjaannya. Sehingga nantinya tujuan perusahaan akan mudah tercapai.
Menurut Luthans (1995), faktor-faktor yang membentuk komitmen karyawan yaitu :
- Faktor individu, seperti usia, sikap positif dan masa kerja
- Faktor organisasi, seperti desain pekerjaan dan gaya kepemimpinan
- Faktor-faktor non organisasi, seperti adanya alternatif lain setelah karyawan memutuskan untuk bcrgabung dalam suatu organisasi yang mempengaruhi komitmennya pada organisasi.