Setelah membaca dan memahami 2 teori di atas, maka kita akan diajak pada satu teori yakni teori Intensi Turnover. Yang apabila kita melihat dan memperhatikan dengan baik maka kita akan sadar dan berpikir bahwa ternyata Inti sari dari 2 teori sebelumnya terdapat pada teori intensi turnover, yakni teori tentang komitmen kerja. Kenapa bisa seperti itu? karena sebagaimana dijelaskan oleh Amalia Khaerunnisa bahwa teori tersebut menjelaskan tentang “pembentukan tingkah laku seseorang didasarkan pada hubungan timbal balik antara keyakinan, sikap, dan segala aspek yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan tingkah laku tertentu”.
Berdasarkan teori-teori tersebut, akan didapati pemahaman ataupun suatu sugest yang mengatakan:
- Perilaku kerja dapat dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerja seseorang, di mana banyak penelitian yang mengatakan bahwa perilaku seseorang lahir dari kepuasan/ketidakpuasannya dalam pekerjaan yang digeluti. Semakin tinggi kepuasan maka semakin baik pula perilaku yang ditunjukkan. Sebaliknya, semakin rendah kepuasannya maka semakin tidak baik pula perilaku yang ditunjukkan seperti adanya kecenderungan untuk berpindah tempat kerja, dan menurunnya tingkat optimisme.
- Perilaku kerja dipengaruhi oleh komitmen kerja, di mana kenyamanan dalam bekerja akan menimbulkan semangat yang tinggi sehingga melahirkan komitmen kerja yang kuat. Komitmen kerja akan terlihat dari loyalitas dan tingkat kehadirannya. Komitmen kerja yang kurang baik akan terlihat dari kecakapannya dalam bekerja, dan kehadiran yang rendah.
Demikianlah penjelasannya, semoga bermanfaat dan semoga dapat memperjelas segala kebimbangan terkait dengan kepuasan kerja sebagai salah satu faktor yang menentukan bagaimana perilaku seorang individu dalam komitmen kerja nya pun sebaliknya :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H