Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Akhirnya Saya Kena Covid-19 (Juga)

1 Agustus 2021   13:50 Diperbarui: 2 Agustus 2021   06:39 3212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarapan kami yang selalu ada telor rebus, susu putih atau cokelat, dan roti. Hidangan pertama di saat isoman adalah membuat bakso

Bagi sebagian orang, makan di saat sakit itu susah. Apalagi disuruh makan banyak. Secara medis bisa dimengerti, apalagi yang terdampak anosmia. Saya mengalami, tetapi Sari tidak mengalami sampai dia sembuh. Anosmia bisa mengganggu selera makan, karena sensasi rasa makanan merupakan gabungan antara indra pencium dan pengecap.

Menurut pangalaman saya, saat sakit, tubuh butuh nutrisi lebih banyak dari biasanya. Oleh karena itu, makan diperbanyak, minum putih diperbanyak, dan tidur diperbanyak. Full tidur 8 jam.

Bagi yang sulit makan sekaligus banyak, seperti Sari, caranya adalah makan dikit tetapi sering. Dan saya yakin, satu hal yang membuat Sari cepat pulih adalah dia memaksakan diri untuk makan banyak, minum banyak, dan diet. Diet utamanya adalah tidak makan McDonald's, hahaha

Setelah makan siang, waktunya minum obat. Biasanya di waktu ini kami pergunakan untuk bekerja. Bagaimanapun kami punya tanggung jawab ke kantor masing-masing. Ketika sore menjelang, saatnya ngemil. Yang dimakan juga sehat, susu dan roti atau diselingi dengan pisang rebus.

Tidur malam adalah keniscayaan. Tapi, tidur di jam normal adalah kebiasaan baru di waktu isoman. Biasanya tidur di atas jam 00.00. Kali ini, jam 10.00 udah harus segera tidur.

Hal unik selama isoman, kami tetap pakai masker dan jaga jarak. Saya yang terkadang males pakai masker, tetapi Sari selalu pakai. Makan pun kami bergantian. Mandi ya bergantian juga dong. Nah, untuk tidur, kami melanjutkan untuk pisah ranjang dan pisah kamar. Hal ini kami lakukan untuk antisipasi saling menularkan, mengingat masa inkubasi kami berbeda.

Hari demi hari berjalan begitu lambat. Saya tidak tahu bagaimana pengalaman sesama isoman. Alhasil kebosanan sempat melanda kami. Ini harus dilawan. Hal yang coba kami lakukan adalah nonton film atau hal-hal lucu. Maka tidak heran, selama isoman paket data yang terpakai mencapai 100GB untuk berdua.

Kegiatan lain seperti bertaman, kasih makan ikan sambil sesekali diajak ngomong, menelpon saudara, foto-foto bunga, sampai mainan boneka. Ya tentu, bukan saya loh ya, hehehe... Rasa bosan harus disiasati supaya tidak mengganggu imun.

Praktis setelah seminggu isoman, kondisi kami stabil. Indera penciuman saya yang sempat hilang juga sudah mulai kembali. Batuk Sari juga sudah mereda. Yang kami rasakan sama, sesekali ada riak di tenggorokan. Tapi tidak ada batuk.

Selain antibiotik, obat tidak kami lanjutkan ketika kondisi membaik. Yang diteruskan hanyalah vitamin dan jamu. Konsumsinya juga dijeda, termasuk dengan waktu minum susu.

Salah satu kegiatan isoman adalah berjemur. Selain cukup panas di badan, jam berjemur masuk jam kerja. Maka sesekali sambil berjemur juga telponan.
Salah satu kegiatan isoman adalah berjemur. Selain cukup panas di badan, jam berjemur masuk jam kerja. Maka sesekali sambil berjemur juga telponan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun