Batik Lasem Motif Sinografi atau motif berupa Kaligrafi Mandarin yang biasanya berupa kata-kata bijak warisan budaya Tiongkok. Motif ini menjadi bukti nyata betapa indahnya pembauran budaya Jawa dan Tiongkok di Lasem.Â
Umumnya, kalimat bijak dalam motif ini bertemakan kemakmuran/rezeki, perdamaian di rumah tangga maupuan dunia, persaudaraan, kebahagiaan dan lain sebagainya.
Batik Lasem Motif Gringsing atau sisik ikan. Motif ini menunjukkan bagaimana Lasem yang berada di pesisir pantai utara Jawa yang mana banyak penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Makna lain dari motif batik ini adalah menolak bala atau kesialan dalam hidup. Hal ini merujuk pada arti kata "Gring" yang berarti "Sakit," dan "Sing" yang bermakna "Tidak." Jadi dapat diartikan "Tidak Sakit."
Batik Lasem Motif Krecak atau Kricak. Krecak adalah pecahan batu kali yang dipakai untuk pembuatan jalan. Motif ini dipakai terkait dengan pembuatan Jalan Pos Deandels oleh Gubernur Belanda Herman Willem Deandels yang berkuasa di Hindia Belanda, antara tahun 1808-1811.Â
Jalan yang kini dikenal sebagai Jalan Pantura itu, telah banyak memakan korban jiwa selama proses pembangunannya. Itulah mengapa, motif krecak menjadi simbol perlawanan rakyat Lasem, namun secara elegan dibalut dalam keindahan seni.
Tajamnya peluru Belanda dilawan dengan bentangan budaya yang mengangkat martabat penduduk pribumi sekaligus memanusiawikan manusia dalam egalitarian, kemakmuran, dan perdamaian.
Batik Lasem Motif Motif Naga yang kali ini memiliki simbolisasi perjalanan spiritual. Dalam tradisi Tiongkok, naga adalah salah satu dari empat makhluk spiritual penjaga empat penjuru angin yang mendapat penghormatan tertinggi.Â
Naga Tiongkok digambarkan sebagai ular berukuran raksasa, lengkap dengan tanduk dan cakar, sehingga berbeda dengan naga-naga versi lainnya. Naga dianggap sebagai simbol kekuatan alam, khususnya angin topan.
Batik Lasem Motif Sekar Jagad. Motif yang berkembang sejak abad ke-18 ini, aslinya berasal dari daerah Yogyakarta dan Solo. Sekar Jagad diambil dari kata Belanda "Kar" yang berarti "Peta" dan kata Jawa "Jagad" yang punya arti "Dunia."Â