Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Ujung Tombak Penyaluran Energi untuk Sulteng

23 Oktober 2018   07:00 Diperbarui: 30 Oktober 2018   01:51 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak cara mendistribusikan BBM untuk memulihkan keadaan Sulawesi Tengah pasca gempa dan tsunami. Namun, ada satu transportasi yang mencolok perhatian, yakni Pesawat tipe AT 802 yang mampu membawa 4.000 liter solar untuk menyokong bantuan operasional pemulihan pasca bencana

Pesawat yang dioperasikan oleh PT Pelita Air Service, dibawa oleh Captain Benjamin, berangkat 1 Oktober pagi pukul 06.45 WITA dari Tarakan dan mendarat di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu pukul 09.05 WITA. 

Pesawat dengan ciri warna kuningnya yang mencolok itu, mulai dikenal publik saat Presiden Joko Widodo mencanangkan program BBM satu harga di Bandar Udara Nop Goliat Dekai, Yahukimo, Provinsi Papua, 18 Oktober 2016. Merespon permintaan pemerintah pusat, PT Pertamina lewat Pelita Air lantas mendatangkan dua unit pesawat turboprop Air Tractor AT-802. Pesawat yang bisa bermanuver tinggi ini digunakan untuk mendistribusikan BBM ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) khususnya Krayan, Nunukan Kaltara dan Puncak Jaya, Papua, dalam rangka program BBM Satu Harga.

BBM satu harga adalah kebijakan menyeragamkan harga jual resmi BBM sebesar Rp 6.450 per liter premium dan Rp 5.150 per liter solar di beberapa daerah pelosok Indonesia. Kebijakan ini mengikuti pencabutan subsidi BBM dan pemberian penugasan kepada Pertamina untuk menyalurkan BBM ke daerah terpencil melalui pembangunan SPBU di tempat tersebut dan mengatur penyalurannya secara rutin baik melalui darat, laut, maupun udara. 

Berdasarkan catatan Gilang Perdana dalam Indo Militer, meski desainnya berasa jadul dengan tail wheel ala P-51 Mustang, namun sejatinya Air Tractor AT-802 terbilang pesawat baru. Pasalnya pesawat besutan Air Tractor Inc, Texas, Amerika Sertikat ini baru terbang perdana pada Oktober 1990. Beragam varian AT-802 sudah laris manis di pasaran, debutnya lebih kondang sebagai pemadam kebakaran dan penyemprot pada lahan pertanian.

Spesifikasi Pesawat Air Tractor AT-802
Spesifikasi Pesawat Air Tractor AT-802
Di Asia Tenggara, AT-802U masih mencari pasar. Indonesia sendiri menggunakan versi sipil AT-802A (single seat cockpit) yang dimodifikasi bagian bawah fuselage-nya untuk kapasitas bahan bakar eksternal.

Walau kiprahnya terbilang baru, tetapi Air Tractor AT-802 ini bisa dikatakan sebagai ujung tombak dalam mewujudkan energi berkeadilan. Pertamina telah membantu cita-cita pemerintah untuk "Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan." Dengan BBM satu harga maka energi menjadi motor untuk menggerakkan ekonomi nasional, tidak hanya di kota, tetapi juga di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.

Pesawat ini pula, berkat kolabarasi tim reaksi cepat di tubuh Pertamina mampu memberikan kontribusi nyata dalam tanggap darurat bencana. Pengalaman dalam penanganan gempa Sulteng menjadi bekal berharga saat menghadapi situasi serupa di masa depan.

Apalagi, dari sisi korban, bencana di Sulteng terbilang besar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sudah 2.113 orang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami yang menerjang Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Selain itu BNPB juga mencatat ada 4.612 orang yang mengalami luka berat. Data tersebut diperbaharui BNPB pada Sabtu 20 Oktober 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun