Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Sempurna Itu: Apa yang Ditawarkan Cocok dengan Kebutuhan

4 Mei 2016   17:04 Diperbarui: 4 Mei 2016   17:30 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Bagi mereka yang berkantong tebal mungkin tidak perlu berpikir lama untuk mengganti kendaraannya. Alasannya pun bisa hanya sepele, misalnya bosan! Tapi bagi saya, mengganti kendaraan adalah masalah besar. Sekalipun uang untuk membeli motor baru sudah tersedia secara tunai.

Salah satu kecemasan saya yang berkantong tipis adalah salah dalam mengambil keputusan. Saya dihadapkan pada banyak merek jenis sepeda motor. Kalau sudah menetapkan jenisnya, ternyata ada beberapa merek untuk jenis tersebut. Semua informasi coba digali, supaya motor yang dipilih tepat. Sekali salah pilih, uang melayang. Tidak ada kesempatan kedua dalam jangka pendek untuk mendapatkan motor idaman lain.

Informasi pertama yang saya kumpulkan justru di luar motor itu sendiri. Sebagai seorang penulis yang banyak menulis soal transportasi, saya tidak bisa mengabaikan data bahwa tingkat kecelakaan sepeda motor cukup tinggi. Saya tidak menggunakan data Indonesia, tetapi sengaja menggunakan cermin dunia.

Pada laporan yang tertuang dalam Global Status Report On Road Safety 2015, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Margaret Chan mengatakan bahwa ada sekitar 1,25 juta orang di dunia meninggal akibat kecelakaan lalu lintas setiap tahun. Dari jumlah tersebut, 23 persen (287.500 jiwa) di antaranya meninggal karena kecelakaan yang melibatkan sepeda motor, entah roda dua atau roda tiga. Prosentase ini menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan penyebab lainnya. Namun khusus untuk kawasan Asia Tenggara dan kawasan Pasifik Barat, kecelakaan motor menempati urutan ketiga dari total kecelakaan lalu lintas.

9789241565066-eng-22-5729c8d691fdfd48052052c9.jpg
9789241565066-eng-22-5729c8d691fdfd48052052c9.jpg
Data WHO

Menurut Chan, ada banyak penyebab yang mendorong tingkat kecelakaan di jalan raya masih tinggi. Salah satunya adalah kurangnya tingkat kesadaran berlalu lintas dari pengendara kendaraan bermotor. Khususnya dalam hal ini adalah pengendara sepeda motor. Untuk itu diperlukan perangkat regulasi yang mengatur para pengendara sepeda motor supaya tidak meningkatkan statistik kecelakaan.

Pemerintah Indonesia sadar betul arti penting pembuatan aturan serta bagaimana menegakkannya secara tegas. Sekitar 7 tahun lalu, kita telah memiliki Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Di sana ada poin penting yang dibahas untuk mencegah terjadinya kecelakaan, yakni membatasi kecepatan kendaraan berdasarkan kelas jalan.

Kementerian Perhubungan memberikan turunannya dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan. Peraturan tersebut merupakan implementasi dari Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan, yang termasuk dalam Pilar Kedua, yaitu Jalan yang Berkeselamatan.

Penetapan batas kecepatan ditetapkan secara nasional dan dinyatakan dengan rambu lalu lintas, yaitu, paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100 (seratus) kilometer per jam untuk jalan bebas hambatan, paling tinggi 80 (delapan puluh) kilometer per jam untuk jalan antar kota, paling tinggi 50 (lima puluh) kilometer per jam untuk kawasan perkotaan; dan paling tinggi 30 (tiga puluh) kilometer per jam untuk kawasan pemukiman. Bagi yang melanggar ada sanksi yang menanti. Hukuman kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

Berpegang dari data di atas, kesimpulannya buat apa beli motor yang mengandalkan kecepatan semata. Apalagi saya akan banyak menggunakan sepeda motor di Jakarta yang memiliki lalu lintas yang padat, di beberapa tempat ada banyak pengerjaan proyek pembangunan yang menyisakan jalan berlobang atau bergelombang, dan aktivitas penduduk yang tidak sedikit memakan badan jalan. Jika dalam situasi seperti ini tetap menggeber motor, tetap nekad melewati ambang batas kecepatan, maka tidak heran terjadi kecelakaan.

Bagi saya, berkendara di Jakarta perlu menjadi pertimbangan serius dalam membeli sepeda motor. Ada begitu banyak kendaraan di Ibu Kota, tidak sebanding dengan kapasitas jalan. Belum lagi beragam proyek pembangunan yang memangkas kapasitas jalan seperti pengerjaan mass rapid transit (MRT), fly over non tol Tendean - Ciledug, jalan lingkar Semanggi dan masih banyak lainnya. Kondisi jalan pun tidak mantap, ada banyak lobang, retakan bahkan jalan bergelombang yang menghadang para pengguna jalan. Semua kondisi ini saya hadapi tiap hari kerja. Rumah di daerah Jakarta Pusat, kantor di Jakarta Selatan, dan sesekali menjemput istri di kantornya di daerah Kelapa Gading Jakarta Utara.

Kepadatan tidak hanya terjadi di dalam kota. Lalu lintas yang padat dengan bumbu pasar tumpah di Kramat Jati dan Cibinong saya hadapi tiap weekend, di mana kami pulang ke Kota Bogor, Jawa Barat. Jalan semakin ramai kalau bertepatan dengan jam pulang kerja, karena ada banyak pabrik berdiri di jalur Jalan Raya Bogor. Sampai di Bogor, memang ada kalanya ada lobang dan macet seperti di Jakarta. Tetapi, yang membedakan adalah kontur jalannya naik turun di banyak tempat. 

Motor baru yang saya perlukan adalah motor yang tidak hanya cepat tetapi juga tahan terhadap jarak jauh, tangguh di jalan yang rusak, nyaman menghadapi lobang dan jalan bergelombang, lincah di tengah kepadatan lalu lintas, dan harus irit. Kalau tidak irit, kantong bisa jebol karena hanya membuang bahan bakar sia-sia dalam kemacetan.

Motor yang akhirnya saya pilih adalah Honda Vario 150 eSP dengan warna matte hitam-merah. Inilah pertimbangan saya. Vario 150 Sempurna karena memiliki dimensi lebih besar daripada generasi sebelumnya, yakni 1.921 x 683 x 1.096 mm. Di kelasnya, motor ini paling gagah, kekar, dan futuristik. Saya merasa ukuran ini pas untuk mengadu gesit di tengah kepadatan lalu lintas dengan memberikan ruang yang cukup untuk kaki saya yang panjang. Untuk ukuran matic, memang ada yang lebih kecil atau yang lebih besar, baik merek Honda maupun lainnya, tapi Vario 150 ini sempurna untuk saya gunakan dan sempurna untuk "bekerja" di jalanan.  

img-6352-copy-5729c9131eafbd5c0524bc89.jpg
img-6352-copy-5729c9131eafbd5c0524bc89.jpg
Dok Pribadi

Dimensi motor yang proporsional itu, ditopang oleh sistem pengereman yang andal, handling serta suspensi yang juga sesuai. Rem yang menggunakan sistem combi brake system berfungsi prima sekalipun dalam kondisi hujan atau jalanan yang masih basah. Bagi saya ini penting karena rumah kami di Bogor terkenal dengan sebutan Kota Hujan. Untuk handling terasa enteng dan stabil sekalipun saat menikung. Sedangkan  suspensinya terbilang cukup nyaman. Paduan pengereman, handling dan suspensi di Vario 150 eSP sangat cocok dengan jalan Jakarta yang padat, cukup banyak lobang, patahan pada jalan cor, dan jalan bergelombang. Apa yang ditawarkan oleh Honda dari produk andalannya ini memberi rasa nyaman dalam berkendara. Inilah mengapa Vario 150 Sempurna.

Selanjutnya, Honda Vario 150 Sempurnakarena unggul pada mesinnya. Di dalamnya disematkan mesin berkapasitas 149,3 cc dengan 4 langkah, SOHC berpendingin cairan, transmisi V-Matic dan memiliki kompresi pembakaran 10:6:1 sehingga menghasilkan tenaga yang besar untuk sekelas matik yaitu tenaga maksimal mencapai 9,3 kW (12,46 HP) pada putaran mesin 8.500 RPM dan torsi yang mantap mencapai 12,8 Nm pada putaran mesin 5.000 RPM.

Bagi saya data tersebut tidak mengajak kita untuk "Yuk mari kebut-kebutan!" Tetapi memberi manfaat pada kenyamanan berkendara di jalan yang padat dan rusak. Kapasitas mesin yang besar ini membuat throttle-nya lebih responsif, gas sedikit maka motor akan memberi respons yang cepat. Coba bayangkan kalau kapasitas mesin kecil atau tarikan gasnya berat, pasti badan cepat capai dan pekerjaan menjadi tidak efektif dan efisien. Kapasitas mesin yang besar juga saya perlukan untuk perjalanan panjang saat pulang ke Bogor dan melahap medan jalan yang naik turun.   

Namun demikian, ada peraturan batas kecepatan kendaraan yang harus diperhatikan. Bukan karena takut pada hukumannya atau takut melanggar aturan, tetapi lebih untuk sayang nyawa sendiri. Ngebut tidak hanya memiliki risiko kecelakaan tetapi juga boros bahan bakar minyak dan bisa merusak mesin. Jika motor langsung dihentak saat baru hidup atau digas-gas secara kejut, bisa merusak mesin dan sangat boros bahan bakar. Teknologi injeksi PGM-FI yang digabungkan dengan teknologi eSP dan teknologi Idling Stop System yang disematkan untuk menghemat bahan bakar akan sia-sia belaka. Intinya adalah perilaku pengendara sangat menentukan apakah yang bersangkutan memilih selamat di jalan, memillih menjaga kualitas motor awet, atau memilih bersikap sebaliknya.

Keselamatan jiwa kita dan orang lain juga keawetan sepeda motor akan terwujud jika comply dengan aturan yang ada. Dengan motor lama, yakni Honda Revo 110, sebisa mungkin saya praktikkan batas kecepatan. Saat pulang ke Bogor, maksimal saya memacu sepeda motor 60-80 kilometer per jam saat jalanan bebas hambatan. Saat beraktivitas di Kota Jakarta, entah itu ke kantor atau liputan, saya pacu dengan kecepatan paling tinggi 50 kilometer per jam. Dan maksimal 30 kilometer per jam ketika saya masuk ke kawasan pemukiman. Apalagi daerah tempat tinggal saya di Johar Baru, tempat terpadat di Jakarta.

Habitus yang saya bangun bersama Honda Revo 110, pastinya melekat dengan sendirinya saat menjalankan Honda Vario 150 eSP. Dengan beragam keunggulan mencolok, jika dibandingkan dengan motor lama, saya sudah tidak sabar untuk merasakan Kesempurnaan Berkendara bersama Honda Vario 150 eSP. Tingkat kecepatan yang telah menjadi habitus dan comply dengan regulasi yang berlaku, membuat saya yakin berkendara dengan Vario 150 eSP akan memberi keselamatan, kenyamanan, kenyamanan, dan hemat bahan bakar karena semua fitur dan teknologi andalan motor ini berfungsi maksimal serta optimal. Saya yakin kinerja Vario 150 Sempurna.

Beranjak ke hal lain. Saya tertarik pada bagian depan motor yang dilengkapi dual keen eyes headlight dengan lampu jenis LED. Dari sisi fungsi, lampu LED sangat membantu saya saat jalan di kegelapan Jalan Raya Bogor namun tidak mengganggu pengendara lain. Penempatannya telah diatur sehingga tidak menyilaukan pengendara yang berada di depan, inilah bagian detail yang membuat Vario 150 Sempurna.

img-6353-vopy-5729c9378c7e614b052b95e6.jpg
img-6353-vopy-5729c9378c7e614b052b95e6.jpg
Dok Pribadi

Saat melihat lampu depan, saya merasa sesuatu tapi entah apa itu. Tiba-tiba terlintas pikiran untuk mematikan sumber cahaya dan membiarkan hanya lampu motor yang hidup. Hasilnya, saya terpukau oleh desain lampu depan yang disatukan dengan lampu sein membentuk huruf "V" selaras dengan fasad motor secara keseluruhan. Lampu yang menyala dalam kegelapan tampak seperti sepasang mata dengan sorot tajam sehingga memberi kesan "WAH," agresif, dan penuh wibawa.

Selain yang saya sebut, masih ada banyak keunggulan Vario 150 eSP. Misalnya, sistem penguncian menggunakan ignition key dengan pengaman kunci bermagnet, ada tombol “Seat” untuk membuka bagasi atau tangki bahan bakar, fitur Answer Back System, standar samping otomatis, dan Brake Lock

Testimoni yang saya buat di atas mungkin tidak bisa dijadikan rujukan profesional. Saya hanya mencobanya sebatas ke stasiun pengisian bahan bakar terdekat dari rumah dan ke tempat foto copy, karena belum mendapat STNK dan plat. Saya hanya ingin mencecap sedikit apakah segala pertimbangan saya sebelum membeli motor baru, sudah sesuai dengan segala sesuatu yang ditawarkan oleh Honda Vario 150 eSP.

Bagi saya, Kesempurnaan Berkendara bersama Honda Vario 150 eSP adalah dimulai dari perencanaan untuk memilihnya. Ada banyak pertimbangan yang harus dilalui. Kesempurnaan Vario 150 eSP menjadi genap ketika digunakan secara arif oleh saya sebagai pemiliknya. Karena ragam keunggulan teknologi menjadi berkurang ketika saya mengisi tanki bensin dengan premium, atau motor menjadi hancur ketika dipacu melebihi ambang batas sehingga terjadi kecelakaan. Kesempurnaan itu didapat dan dirasakan saat apa yang ditawarkan oleh Honda melalui produknya Vario 150 eSP bertemu dengan kebutuhan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun