3. Penghijauan dan Pelestarian Lingkungan
• Jumlah area hijau dan taman kota perlu ditingkatkan. Vegetasi dapat
menyerap air hujan dan mengurangi aliran permukaan.
• Reboisasi perlu dilakukan terutama di daerah-daerah kritis untuk
memperkuat tanah dan mengurangi erosi.
a. Aspek keuangan, penghijauan memerlukan investasi dalam penanaman pohon,
pemeliharaan, dan pemulihan lahan. Selain itu, operasional dan pemeliharaan
tentu membutuhkan biaya.
b. Aspek politis, Diperlukan adanya kebijakan yang mendukung penghijauan dan
pelestarian lingkungan. Keterlibatan pemerintah dan Masyarakat sangat
penting.
4. Pendidikan dan kesadaran Masyarakat
• Masyarakat perlu edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan saluran drainase, dan tidak membuang sampah sembarangan. Mengajak warga untuk ikut andil dalam menjaga lingkungan dan berpartisipasi dalam program pencegahan banjir.
a. Aspek Biaya. Diperlukan alokasi anggaran untuk program Pendidikan tentang banjir dan kesadaran lingkungan. Masyarakat juga perlu memahami manfaat Pendidikan dan bersedia berinvestasi dalam diri sendiri.
b. Aspek Politis, Perlu ada kebijakan yang mendukung Pendidikan tentang banjir dan kesadaran lingkungan. Dalam hal ini Masyarakat harus dilibatkan berpartisipasi dalam program edukasi dan kesadaran.
c. Dampak kerugian dapat dikurangi jika memberikan Pendidikan tentang mitigasi banjir serta mengurangi biaya perawatan dan dampak Kesehatan jangka Panjang.
5. Kerjasama antar Pemerintah dan Swasta
• Melibatkan sektor swasta dalam pengelolaan infrastruktur drainase
dan mitigasi banjir
• Membangun kemitraan dengan Lembaga penelitian dan Universitas untuk mengembangkan Solusi inovatif.
a. Aspek biaya. Pemerintah dan swasta dapat berkolaborasi dalam mengalokasikan dana untuk mitigasi banjir. Tentu, dengan Kerjasama yang bijaksana, biaya pemulihan pasca-banjir dapat dikelola dengan lebih efisien.
b. Aspek Politis, Kebijakan yang mendukung Kerjasama ini diperlukan dan penting menerapkan keterbukaan dalam Kerjasama antara pemerintah dan swasta untuk menghindari konflik kepentingan.
6. Penggunaan Teknologi dan Sistem Informasi Geografis (SIG)
• Menggunakan teknologi SIG untuk pemetaan dan pemantauan
daerah serta sistem drainase
• Memanfaatkan data cuaca dan prediksi banjir untuk menyiapkan dan
mengambil kebijakan preventif
a. Aspek biaya. SIG dapat membantu menghitung biaya
infrastruktur dan perawatan yang diperlukan untuk mengurangi risiko banjir. Dengan informasi ini, Keputusan tentang alokasi anggaran dapat diambil secara lebih efektif.
b. Aspek Politis. SIG dapat membantu mengkomunikasikan informasi tentang risiko banjir kepada pemangku kepentingan dan Masyarakat.
c. Dari segi efektivitas, SIG memungkinan pemetaan wilayah rawan banjir dan perencanaan Tindakan mitigasi yang lebih efektif. Dengan menggabungkan data spasial dan atribut, kita dapat mengidentifikasi Solusi yang paling efisien.
7. Perencanaan Ruang yang Terintegrasi
• Mengembangkan rencana tata ruang dengan mempertimbangkan
aspek drainase, lingkungan, dan keberlanjutan.
• Memastikan Pembangunan infrastruktur kemudian
memperhitungkan dampaknya terhadap sistem drainase.
Perencanaan ruang yang terintegrasi dapat mengoptimalkan penggunaan lahan, memungkinkan tata letak saluran drainase yang optimal sehingga dapat membantu mengurangi risiko banjir dengan memastikan aliran air yang baik, mengurangi kerugian akibat banjir dengan mempertimbangkan risiko banjir dalam perencanaan, infrastruktur perlindungan banjir dapat ditempatkan di wilayah yang lebih aman. Selain itu, Perencanaan tata ruang yang terpadu membantu meningkatkan kesadaran dan mendidik masyarakat tentang risiko banjir dan langkah-langkah mitigasi yang dapat diterapkan. Integrasi pemerintah dan sektor swasta dalam perencanaan penggunaan lahan memungkinkan penggunaan sumber daya yang lebih efisien, Sektor swasta dapat membantu membangun infrastruktur tahan banjir. Mengintegrasikan teknologi seperti sistem informasi geografis (GIS) memungkinkan pemantauan kondisi lingkungan secara real-time. Evaluasi dan revisi program dapat dilakukan dengan lebih efektif.
 Banyak sekali dampak dan permasalahan yang timbul disebabkan oleh banjir. Hingga kini, banjir belum bisa diatasi dengan baik sebab banyaknya permasalahan penyebab banjir. Di kota Samarinda, Saluran drainase yang tidak memadai di Kota samarinda merupakan masalah terpenting yang harus utama di selesaikan. Saya telah menuliskan beberapa uraian permasalahan serta alternatif kebijakan yang dapat membantu mengurangi banjir di kota Samarinda. Pemerintah telah dan terus melakukan usaha-usaha pengurangan banjir, walikota terus bergerak dan menggerakan program-program antisipasi banjir. Namun, kesadaran dan partisipasi Masyarakat juga penting dalam usaha pengendalian bencana banjir. Diharapkan, kita dapat ikut serta menjaga, melestarikan, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan di sekitar kita. Serta berpartisipasi dalam pengendalian dan pengurangan banjir di Kota tercinta kita ini.
 PENYEBAB BANJIR DI KOTA SAMARINDA. ANALISIS PENYEBAB BANJIR DI KOTA SAMARINDA, 20(Nomor 1, April 2020), 39-43. https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/view/22021/11792
TRIBUNKALTIM.CO & Aris. (2022, agustus 4). Dari Segala Program, Pengendalian Banjir Masih Jadi Program Super Prioritas Wali Kota Samarinda Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Dari Segala Program, Pengendalian Banjir Masih Jadi Program Super Prioritas Wali Kota Samarinda, http. TRIBUNKALTIM>CO. https://kaltim.tribunnews.com/2022/08/04/dari-segala-program-pengendalian-banjir-masih- jadi-program-super-prioritas-wali-kota-samarinda?page=al
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H