Akhlak individu yang baik melahirkan kesalehan individu, sedangkan akhlak sosial yang baik melahirkan kesalehan sosial. Keduanya, kesalehan individu dan kesalehan individu merupakan sesuatu yang sepatutnya terpadu, selaras, serasi, dan seimbang pada diri setiap dan menjadi kepribadian yang mantap. Keduanya bisa dibedakan, tetapi seharusnya tidak bisa dipisahkan pada diri setiap muslim.Â
Ketaatan kepada Allah SWT dan rasulnya merupakan kesalehan individu, sedangkan kesadaran dan tanggungjawab dalam melakukan perbaikan dan perdamaian guna mewujudkan khayrul ummah (umat yang unggul dan berkualitas) merupakan kesalehan sosial.
 Keduanya merupakan kepribadian muslim terpadu atau kaffah dalam hubungan dengan Allah SWT dan hubungan dengan sesame manusia, alam, dan lingkungan hidup. Ketaatan kepada Allah SWT dan rasulnya merupakan kesalehan individu, sedangkan kesadaran dan tanggungjawab dalam melakukan perbaikan dan perdamaian guna mewujudkan khayrul ummah (umat yang unggul dan berkualitas) merupakan kesalehan sosial.Â
Keduanya merupakan kepribadian muslim terpadu atau kaffah dalam hubungan dengan Allah SWT dan hubungan dengan sesame manusia, alam, dan lingkungan.
Keseimbangan hubungan dengan Allah, Manusia,Alam dan lingkungan Hidup dalam Islam.Â
A. Hubungan kepada Allah Salah satu sikap ketaqwaan kita kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. sementara itu quraisy Shihab menagatakan bahwa titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada tuhan melainkan Allah, dengan senantiasa bertawakkal kepada-Nya yakni menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya yang menguasai diri manusia.
Kewajiban mukmin dalam konteks hubungan dengan tuhannya adalah menjaga hak Allah, yaitu disembah oleh seluruh mahluk secara ekslusif sebab tiada Rabb maupun Ilah selain dia, dan dia telah berbaik hati memberikan banyak nikmat dan karunia kepada mahluk-Nya sampai-sampai "jika kamu menghitung -hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlah nya." (QS. An-Nahl 16:18). Jadi, sudah menjadi kewajiban makhluk-Nya untuk menyembah dan mengesakan-Nya secara eksklusif tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun
B. hubungan dengan sesama manusia
Hubungan ini seyogianya dilandasi dengan cinta karena Allah dan persaudaraan seagama, kerjasama dan saling tolong menolong dalam kebajikan dan ketaqwaan, komitmen mendedikasikan kebaikan bagi semua dan mencegah keburukan dari sesama, serta menghiasi diri dengan akhlak-akhlak utama nan mulia. Semua ini merupakan rangkuman hak-hak dan kewajiban orang mukmin terhadap sesama mereka yang harus dijalankan penuh dengan komitmen dan dedikasi agar mencapai kesempurnaan iman dan kesejatian Islam.
Rasulullah SAW bersabda:
"tidak beriman satu persatu kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. HR. al-Bukhori
Hubungan masyarakat Islam dengan komunitas bangsa dan umat lain (nonmuslim) semasa damai seyogianya menjunjung tinggi prinsip saling kerjasama, saling empati, dan bergotong royong dalam hal-hal yang mengandung kebaikan bagi umat manusia sebab seluruh manusia diciptakan Allah SWT dari satu sumber (yakni nabi Adam) sehingga tidak seyogianya saling tikam atau saling bermusuhan diantara mereka, dan tidak seyogianya pula yang kuat menindas yang lemah.
Di sisi lain Al-Qur'an menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukan secara wajar. Seperti, tidak masuk ke rumah orang lain tanpa izin, jika bertemu saling mengucapkan salam,dan ucapan yang diucapkan adalah ucapan baik, selain itu dianjurkan agar menjadi orang yang pandai mengendalikan nafsu amarah, mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri.
C. Hubungan dengan Alam
Yang di maksud dengan lingkungan disini adalah segala sesuatu yang disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya akhlak yang dajarkan Al-Qur'an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menurut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.
Jangankan dalam masa damai, dalam saat perperangan pun terdapat petunjuk Al-Qur'an yang melarang melakukan penganiayaan. Jangankan terhadap manusia dan binatang, kecuali kalau terpaksa, tetapi itupun harus seizin Allah, dalam arti harus sejalan dengan tujuan-tujuan penciptaan dan demi kemaslahatan terbesar. Allah berfirman:
"apa saja yang kamu tebang dari pohon (kurma) atau kamu biarkan tumbuh, bediri diatas pokoknya, maka itu semua adalah atas izin Allah dan agar ia membalas orang-orang fasik. (QS. Al-Hasyr: 59:5)
Dalam tasawuf wadhatul-wujud, ditanamkam bahwa Allah tercermin pada alam dan alam tercermin dari Allah. Kesadaran kosmologi para sufi dibangun atas prinsip bahwa mencintai Allah tidak sempurna tanpa dibarengi dengan mencintai alam. Sebaliknya, mencintai alam tidak memiliki makna apapun, jika tidak didasarkan atas cinta Allah. Kesadaran kosmologi ini pada tataran praktis tercermin pada sikap peduli lingkungan.
Penulis: Fikri Fahreza Dan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H