Mohon tunggu...
Wan Muhammad Yunizar
Wan Muhammad Yunizar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Baru 2024 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang prodi perbankan syariah fakultas ekonomi

Bermain alat musik seperti gitar dan bermain games

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Harmoni Digital: Implementasi Pancasila dalam Era Teknologi

17 Oktober 2024   22:07 Diperbarui: 17 Oktober 2024   22:19 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

     Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, hubungan antara nilai-nilai budaya dan kemajuan teknologi menjadi semakin penting. Artikel ini mengeksplorasi bagaimana konsep-konsep Pancasila, sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapat diimplementasikan secara harmonis dalam era teknologi digital. Melalui analisis mendalam terhadap setiap sila Pancasila, artikel ini mengilustrasikan bagaimana nilainilai seperti gotong royong, keadilan, dan demokrasi dapat menjadi pendorong inovasi teknologi yang berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan tantangan etika yang muncul seiring perkembangan teknologi, penelitian ini juga mengusulkan pandangan yang berbasis Pancasila untuk membimbing pengembangan teknologi yang menghormati keberagaman dan memajukan kesejahteraan masyarakat. Kesimpulannya, artikel ini memberikan wawasan tentang potensi integrasi nilai-nilai Pancasila dalam perkembangan teknologi, menciptakan fondasi bagi masyarakat digital yang beradab dan bertanggung jawab.

     Pancasila merupakan konsep ideologi, landasan bangsa dan pedoman hidup bangsa yang harus dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia untuk mewujudkan tujuan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga cita-cita bangsa dapat terwujud. Sebagai konsep ideologi Indonesia, Pancasila tidak diciptakan oleh bangsa Indonesia, melainkan berasal dari spiritual, moral, dan budaya bangsa Indonesia yang telah dipengaruhi oleh rasa harga diri. Karena itulah, nilai-nilai Pancasila pada akhirnya akan mengalami pertumbuhan. (Fadhila & Najicha, 2021)

     Pancasila sebagai dasar Negara secara filosofis mempunyai akar eksistensi yang sudah melekat dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu sejak bangsa dan negara Indonesia belum berdiri. Pancasila sendiri terbukti memiliki kebenaran sehingga mampu mempersatukan masyarakat bangsa indonesia. Nilainilai yang tercantum di dalam Pancasila memiliki arti dan maknanya sendiri. Nilai-nilai pancasila perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, agar masyarakat bisa lebih memahami serta mampu menerapkannya. Tidak hanya nilai-nilai Pancasila saja yang perlu dipahami, akan tetapi etika, moral dan karakter juga perlu dipahami dan diamalkan fungsinya. (Sari & Najicha, 2021)

     Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi. Tehnologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap globalisasi. Menurut asal katanya globalisasi diambil dari kata global yang berarti dunia. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses masuknya keruang lingkup dunia. Banyak kalangan    menyadari bahwa globalisasi banyak membawa dampak positif, diantaranya komunikasi lebih canggih transportasi lebih cepat dan lain -- lain. Tapi tanpa kita sadari Globalisasi juga banyak membawa dampak negatif.(Insya Musa, 2015)

     Era globalisasi menjadi suatu hal yang tidak dapat dilepaskan dari bangsa Indonesia saat ini. Globalisasi sebagai suatu proses tersebarnya nilai dan budaya dari segala penjuru dunia yang mampu merubah segala tatanan aspek kehidupan manusia, mulai dari aspek sosial, politik, ekonomi, hingga pendidikan. Transformasi yang disebabkan oleh globalisasi dari tahun ke tahun terjadi dengan sangat cepat, baik dari segi teknologi, pendidikan, hukum, maupunekonomi. Di tengah derasnya arus globalisasi saat ini, tantangan utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia yakni adanya krisis moral dan juga krisis karakter yang pada umumnya sangat mempengaruhi para generasi muda penerus bangsa yang saat ini cenderung memiliki rasa individualisme yang tinggi dan sikap nasionalisme yang terbilang cukup rendah. (Rizky Amalia et al., 2022)

      Dalam perjalanan menuju masyarakat global yang semakin terhubung dan teknologi yang berkembang pesat, tantangan untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan moral menjadi semakin mendesak. Di tengah revolusi industri 4.0, Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dan warisan filosofisnya, terus berusaha mencari keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pelestarian nilai-nilai tradisionalnya. Salah satu fondasi utama yang membimbing kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia adalah Pancasila, sebuah falsafah yang mencakup nilai-nilai dasar seperti gotong royong, keadilan sosial, dan demokrasi.

     Artikel ini merangkum penelitian yang bertujuan untuk menjelajahi dan mendemonstrasikan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam konteks era teknologi digital. Dengan menggali lebih dalam ke dalam masing-masing sila Pancasila, penelitian ini akan menggambarkan bagaimana konsep-konsep tersebut dapat menjadi landasan untuk memandu kemajuan teknologi yang tidak hanya efisien tetapi juga sesuai dengan karakter dan identitas bangsa Indonesia. Melalui pemahaman mendalam terhadap hubungan harmonis antara Pancasila dan teknologi, artikel ini berusaha memberikan pandangan baru tentang bagaimana negara dapat menjembatani kesenjangan antara kemajuan teknologi dan pelestarian nilai-nilai luhur.

Metode Penelitian

     Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif studi pustaka. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian untuk memahami fenomena-fenomena manusia atau sosial dengan menciptakan gambaran yang menyeluruh dan kompleks yang dapat disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari sumber informan, serta dilakukan dalam latar setting yang alamiah. (Walidin & Saifullah, 2015)

     Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan setting tertentu yang ada di dalam kehidupan riil (alamiah) dengan maksud menginvestigasi dan memahami fenomena: apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan bagaimana terjadinya? Artinya riset kualitatif berbasis pada konsep going exploring yang melibatkan indepth and caseoriented study atau sejumlah kasus atau kasus tunggal. (Chariri, 2009)

     Dengan demikian, penelitian kualiatatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalan mengenai masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari sebuah realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Karena peneliti menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling, dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (naturalistic) bukan hasil perlakuan (treatmen) atau manipulasi variable yang dilibatkan(Nina Adlini, Dkk 2022)

Hasil dan Pembahasan

  • Analisis Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Teknologi Digital 
  •       Pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi digital telah membawa tantangan besar terhadap pertumbuhan generasi muda Indonesia, terutama generasi 5.0. Dalam konteks ini, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam teknologi digital menjadi krusial untuk membentuk karakter dan kepribadian generasi muda agar tetap terhubung dengan nilai-nilai luhur bangsa.
  •      Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Teknologi: Implementasi nilai "Ketuhanan Yang Maha Esa" dalam teknologi dapat tercermin dalam pembangunan aplikasi atau platform yang menghormati keberagaman keyakinan. Misalnya, menghadirkan fitur opsi untuk menyesuaikan preferensi agama pengguna, atau memastikan bahwa konten digital tetap menghormati nilai-nilai keagamaan tanpa menyinggung sensitivitas agama tertentu.

     Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam Pengembangan AI: Sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," dapat diimplementasikan dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). Teknologi AI harus memastikan tidak adanya diskriminasi rasial atau gender, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan memastikan bahwa interaksi digital tetap sopan santun dan beradab.

     Persatuan Indonesia melalui Media Sosial: Sila ketiga, "Persatuan Indonesia," dapat direalisasikan melalui media sosial dan platform online. Pengembangan fitur atau kampanye yang mendorong persatuan, menghargai keberagaman, dan mengatasi potensi konflik antar kelompok di dunia maya dapat menjadi langkah positif.

     Kerakyatan dan Keadilan Sosial dalam Pengambilan Keputusan Digital: Sila keempat, "Kerakyatan yang dipimpin dalam hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan," dapat diwujudkan dalam pengambilan keputusan digital. Pembangunan sistem yang melibatkan partisipasi publik dan menghormati hak-hak individu dalam ranah digital merupakan implementasi nilai-nilai demokrasi dalam teknologi.

     Keadilan Sosial dalam Akses Teknologi: Sila kelima, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," dapat diwujudkan melalui kebijakan aksesibilitas teknologi. Memastikan bahwa semua lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi, memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses teknologi dan mendapatkan manfaatnya.

     Melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam teknologi digital, diharapkan generasi 5.0 dapat membentuk karakter yang kuat, menjaga keberagaman, dan berkontribusi positif terhadap kemajuan bangsa Indonesia dalam era digital ini. Dengan demikian, teknologi tidak hanya menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan praktis tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat nilai-nilai luhur bangsa.

  • Pengaruh Nilai-nilai Pancasila Terhadap Inovasi Teknologi

     Nilai memiliki banyak fungsi diantaranya, nilai sebagai pembentuk cara berpikir dan berperilaku yang ideal dalam masyarakat. Nilai juga dapat dijadikan sebagai alat untuk memantau perilaku seseorang dalam masyarakat. Nilai juga dapat mendorong, membimbing serta menekan orang untuk berbuat baik. (Nurgiansah, 2021).

     Pancasila, sebagai dasar falsafah dan ideologi negara Indonesia, mencakup lima sila yang mengandung nilai-nilai luhur untuk membimbing perilaku dan tata nilai masyarakat. Dalam konteks inovasi teknologi, implementasi nilai-nilai Pancasila dapat menjadi pendorong utama untuk menciptakan inovasi yang berkelanjutan dan berdaya guna. Berikut adalah beberapa aspek pengaruh nilai-nilai Pancasila terhadap inovasi teknologi:

     Ketuhanan Yang Maha Esa: Nilai ini mendorong para inovator untuk mengembangkan teknologi dengan mempertimbangkan etika dan dampaknya pada kehidupan manusia. Inovasi yang bercirikan "Ketuhanan Yang Maha Esa" akan menciptakan solusi teknologi yang tidak hanya efisien secara teknis tetapi juga menghormati nilai-nilai moral dan spiritual.

     Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Dalam pengembangan teknologi, nilai kemanusiaan mengajarkan untuk menghindari diskriminasi, menekankan hak asasi manusia, dan membangun teknologi yang beradab. Inovasi teknologi yang memperhatikan aspek ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata.

     Persatuan Indonesia: Nilai persatuan mendorong inovator untuk mengembangkan teknologi yang memperkuat rasa persatuan dan keberagaman masyarakat. Inovasi yang mempertimbangkan nilai ini dapat menciptakan platform atau aplikasi yang memfasilitasi kolaborasi antar kelompok, suku, dan agama untuk mencapai tujuan bersama.

     Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan: Dalam konteks inovasi teknologi, nilai ini menekankan pada partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Inovasi yang melibatkan masyarakat dalam proses pengembangan dan penentuan kebijakan teknologi dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

     Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Nilai keadilan sosial mendorong inovasi teknologi untuk memastikan bahwa manfaatnya dapat dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Inovasi yang memperhatikan nilai ini dapat menciptakan solusi teknologi yang memperbaiki disparitas dan meningkatkan kualitas hidup secara inklusif.

     Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam inovasi teknologi bukan hanya tentang mematuhi norma sosial, tetapi juga tentang menciptakan teknologi yang membangun karakter dan identitas bangsa. Dengan memadukan nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan teknologi, diharapkan inovasi tersebut tidak hanya menjadi cermin kemajuan teknologi, tetapi juga menjadi kekuatan positif yang membentuk masyarakat Indonesia yang lebih baik.

C. Etika Teknologi dan Pancasila 

     Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Etika juga merupakan cabang filsafah dan sekaligus cabang dari ilmu kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah, etika membahas tentang system dan pemikiran mendasar tentang pandangan sosisal dan ajaran moral. Selain itu juga etika sebagai cabang ilmu membahas tentang bagaimana dan mengapa kita harus mengikuti semua ajaran moral itu. Dan ada juga etika social yaitu sebagai cabang etika yang lebih khusus seperti etika keluarga, etika profesi, etika berbisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual, etika politik, dll. (Desfriyati & Dewi, 2022)

     ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah kemajuan teknologi yang pesat dan penerapannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun yang jelas teknologi juga menawarkan berbagai makna, tidak semuanya positif. Risiko dan kerugian yang muncul membuat iptek menjadi hal yang harus segera diantisipasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi bagian dari realitas untuk mensintesis jarak, waktu dan ruang. Ini mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk instansi pemerintah, bisnis, dan pendidikan. Teknologi menetapkan kerangka kerja untuk budaya tak berwujud kelompok. Jika teknologi kelompok berubah, cara berpikir setiap orang juga berubah. Hal ini juga mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain. (Azizah & Dewi, 2022)

     menurut Hidayah dkk, Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam konsep etika ruang digital akan berdampak dalam penguatan karakter warga negara yang berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila. Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam konsep etika ruang digital ialah menjadi pedoman seseorang dalam melakukan interaksi digitalnya, sehingga akan memperkuat fungsi Pancasila sebagai pedoman, sebagai pengatur tingkah laku orang termasuk dalam etika ruang digital di era postpandemi. Hasil penelitian ini menunjukan jika literasi digital, sangat perlu untuk meningkatkan kemampuan kritis pengguna media digital, sedangkan etika menggiring masyarakat untuk selalu berpikir dan mempertimbangkan baik buruknya aktivitas komunikasi. Penelitian ini menawarkan solusi tentang etika digital dalam dengan membudayakan nilai-nilai Pancasila dalam aktivitas digital masyarakat.

D. Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Teknologi

  •      Di Era Globalisasi saat ini,rasa nasionalisme dan kebangsaan telah meredup seiring dengan meredupnya rasa cinta terhadap tanah air dapat di ukur dengan minimnya pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai budaya. Bahkan lebih cenderung mengikuti budaya barat seperti lebih menyukai produk-produk import daripada produk lokal. Hal ini bisa dilihat sebagai bentuk melemahnya semangat nasionalisme pada generasi muda. Menumbuhkan jiwa nasionalisme harus diterapkan dalam lingkungan sekolah seperti mewujudkan jiwa atau kepribadian dalam pembentukan jiwa. Jika di sekolah diajarkan rasa nasionalisme maka akan bisa memperkuat karakter pada generasi muda bangsa indonesia. Menumbuhkan semangat nasionalisme dan memperkuat karakter bangsa untuk semua generasi Negara memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa terkait dengan terwujudnya NKRI yang kuat serta kokoh dalam kepribadiannya. Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan pembentukan karakter untuk generasi muda yang membutuhkan infrastruktur yang mereka bisa mendukung dan melengkapi dalam pelaksanaan pendidikan disekolah dan pendidikan bisa dengan memberikan materi yang relevan. (Laeli Asyahidah & Anggaraeni Dewi, 2022)
  •      Untuk menghadapi globalisasi saat ini, masyarakat memerlukan sebuah benteng yaitu dengan cara menanamkan nilai-nilai dan norma yang terkandung didalam Pancasila di kehidupan sehari-hari agar menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat, yang tidak mudah goyah oleh pengaruhnya arus globalisasi yang berkembang saat ini. Dari diri kita pribadi pun harus membentengi serta jadikan lah rasa nasionalisme diatas segalanya, itupun harus berdasarkan dari nilai-nilai dan norma-norma yang ada didalam Pancasila (Desfriyati & Dewi, 2022)
  •      Salah satu dampak negatif teknologi adalah penyebaran hoaks. Hoax adalah informasi yang sengaja dibuat atau dimanipulasi untuk mengungkapkan informasi yang sebenarnya. Dengan kata lain, hoaks digambarkan sebagai cara untuk memverifikasi fakta dengan menggunakan informasi yang diyakini orang sebagai benar tetapi tidak dapat diverifikasi (Raichanah & Najicha, 2023)
  •      Pengaruh Informasi hoax sangat berbahaya bagi pengguna internet karena tidak hanya berisi informasi yang tidak benar, tetapi juga informasi yang bersifat kebencian yang dapat menimbulkan kanker dan pada akhirnya dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Kita sebagai pengguna media sosial harus lebih berhati-hati dalam hal hoax. Masyarakat umum dapat mengakses berita di internet dengan menggunakan cara-cara untuk mengidentifikasi konten, seperti mencari sumber berita tersebut. Masyarakat Indonesia perlu diedukasi mengenai literasi media sosial, yang dapat membantu mereka menjadi pengguna media sosial yang kompeten dan juga berperan sebagai filter untuk berita yang muncul di media sosial, sehingga mereka dapat membaca berita yang akurat dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang salah (Sulistyo & Najicha, 2022)
  •      Untuk menanggulangi dampak negatif ini, Pancasila mengajarkan nilai kejujuran dan kebenaran. Masyarakat harus mempelajari dan memahami informasi yang diterima sebelum membagikannya ke orang lain. Selain itu, pemerintah juga harus memperketat aturan terkait penyebaran hoaks dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku penyebaran hoaks (Ratnaya, 2011)
  •      Tantangan lainnya adalah kekerasan daring. Pancasila mengajarkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, masyarakat harus memahami bahwa kekerasan daring sama buruknya dengan kekerasan fisik dan harus dihindari. Pemerintah juga harus memperketat aturan terkait kekerasan daring dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku kekerasan daring. (Mauliya & Noor, 2022)
  • E. Pengaruh Impelementasi Nilai-nilai Pancasila Terhadap Penerimaan Masyarakat
  •      Pancasila sebagai landasan dasar negara sudah seharusnya menjadi pondasi dan motivasi bagi setiap insan dalam berperilaku dan berkehidupan. Nilai-nilai dalam setiap sila Pancasila dapat dijadikan sebagai penyaring untuk membentengi ancaman dan tantangan yang memungkinkan terjadi khususnya akibat adanya globalisasi. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila diupayakan untuk dapat memperkuat identitas bangsa dan jati diri di tengah pusaran global dengan cara mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kontribusi dan komitmen dari setiap anggota masyarakat untuk dapat terus menjiwai nilai-nilai Pancasila, maka Pancasila sebagai pondasi bangsa akan semakin kuat menghadapi berbagai arus dan tantangan yang menerjang. (Sallamah & Dewi, 2021)
  •      persatuan dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. Sehingga perbedaan yang kita miliki tidak menyebabkan perpecahan diantara warga Indonesia. Keberagaman bukan unsur perpecahan namun justru yang menciptakan kesatuan bangsa melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kesatuan adalah upaya untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras dan agama untuk menjadi satu yaitu bangsa Indonesia. Dan patut kita syukuri bahwa kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai suatu pedoman hidup yang disebut juga dengan ideologi negara, yaitu Pancasila. Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia yang dapat menyatukan keberagaman yang ada di Indonesia ini menjadi satu kesatuan yaitu bangsa Indonesia. Dan di dalamnya terkandung lima nilai penting sebagai pedoman bangsa. (Pertiwi & Dewi, 2021)
  •      Pancasila pemikiran serta keyakinan hidup dalam diri masyarakat Indonesia. Pancasila menciptakan negara Indonesia lebih baik lagi yang berlandaskan kepada nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Pentingnya penerapan nilai-nilai pancasila dalam lingkungan masyarakat perlu mendapat perhatian khusus oleh setiap masyarakat di Indonesia supaya tidak terjadi suatu hal yang dapat merugikan negara seperti halnya perpecahan. Penyimpangan akan setiap nilai pancasila juga terus terjadi di masyarakat. Pada sila satu hingga lima terdapat beberapa contoh kasus yang pernah terjadi di negara Indonesia yang menggambarkan jika pemahaman akan nilai pancasila masih kurang dalam masyarakat. (Nur & Dewi., 2021)
  •      Pancasila memiliki keterkaitan yang erat dengan sosial budaya. Dengan bersosial budaya kita mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Sebagai warga Indonesia, kita danjurkan untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sosial dan budaya, dengan cara toleransi terhadap sesama serta mementingkan kepentingan bersama. Bangsa Indonesia membutuhkan generasi yang berkualitas, yaitu dengan cara meningkatkan SDM yang menjunjung tinggi serta bermartabat bagi persatuan dan kesatuan. Penerapan pancasila dalam sosial budaya ini merupakan dasar untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih maju. Dengan sosial budaya, kita perlu memfokuskan seluruh masyarakat Indonesia memahami perbedaan dan keragaman budaya Indonesia. Pengimplementasian nilai pancasila tersebut dapat dimulai dari diri sendiri seperti menghargai, menghormati perbedaan antar suku dan ras, memperlakukan manusia lainnya sebagai makhluk tuhan sesuai dengan HAM, mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan individu dan kelompok, menjunjung tinggi nilai sosial kemasyarakatan, sikap hidup rukun, dan gotong royong. (Jannah & Dewi, 2021)

Kesimpulan

     pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi digital membawa tantangan besar terhadap generasi muda Indonesia. Namun, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam teknologi dapat menjadi landasan kuat untuk membentuk karakter generasi 5.0, menjaga keberagaman, dan menghadapi perubahan zaman dengan tetap terhubung pada nilai-nilai luhur bangsa. Ketuhanan Yang Maha Esa tercermin dalam pembangunan aplikasi yang menghormati keberagaman keyakinan, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab tercermin dalam pengembangan AI yang menghindari diskriminasi, Persatuan Indonesia direalisasikan melalui media sosial, Kerakyatan dan Keadilan Sosial dalam pengambilan keputusan digital, serta Keadilan Sosial dalam akses teknologi.

     Pengaruh nilai-nilai Pancasila terhadap inovasi teknologi juga memperlihatkan bahwa implementasi nilai-nilai tersebut dapat menjadi pendorong utama untuk menciptakan inovasi yang berkelanjutan dan berdaya guna. Dari Ketuhanan Yang Maha Esa yang menginspirasi inovasi etis, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang menciptakan teknologi yang memperhatikan hak asasi manusia, Persatuan Indonesia yang mendorong inovasi kolaboratif, Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam perwakilan, hingga Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang menjamin inklusivitas akses teknologi, semuanya merujuk pada nilai-nilai Pancasila sebagai pendorong positif dalam inovasi teknologi.

     Namun, tantangan dan hambatan dalam implementasi nilai-nilai Pancasila dalam teknologi tidak dapat diabaikan. Dari rendahnya pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai budaya, hingga penyebaran hoaks dan kekerasan daring yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan pendidikan, regulasi, dan kesadaran masyarakat agar implementasi nilai nilai Pancasila

Dan saya akan menjelaskan nya dengan secara ringkas agar mudah di pahami:

Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam era globalisasi, terutama di tengah Revolusi Industri 4.0, dapat dilakukan melalui beberapa cara:

  1. Keadilan Sosial (Sila Kelima):

    • Mendorong pemerataan akses terhadap teknologi dan informasi, agar semua lapisan masyarakat dapat menikmati manfaat dari perkembangan industri.
    • Memastikan bahwa kebijakan ekonomi yang diambil memberikan manfaat bagi masyarakat luas, bukan hanya segelintir orang.
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Sila Kedua):

    • Mengedepankan perlindungan terhadap hak asasi manusia dalam penggunaan teknologi, seperti privasi data dan perlindungan dari penyalahgunaan teknologi.
    • Mengembangkan program pelatihan dan pendidikan yang berorientasi pada pengembangan karakter dan etika, guna menciptakan individu yang bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi.
  3. Persatuan Indonesia (Sila Ketiga):

    • Membangun rasa kebersamaan dan persatuan di tengah keragaman budaya dan nilai-nilai lokal, dengan memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia.
    • Mendorong kolaborasi antara daerah dan pusat dalam pengembangan teknologi dan inovasi.
  4. Ketuhanan yang Maha Esa (Sila Pertama):

    • Mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dan moral dalam pengembangan teknologi, serta memastikan bahwa inovasi tidak bertentangan dengan norma-norma agama dan etika.
    • Mendorong dialog antaragama untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati di era digital.
  5. Demokrasi yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan (Sila Keempat):

    • Memfasilitasi partisipasi publik dalam pengambilan keputusan melalui platform digital, untuk memastikan suara masyarakat didengar dan diperhatikan.
    • Menggunakan teknologi untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.

Melalui pendekatan ini, Pancasila dapat menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh era globalisasi dan Revolusi Industri 4.0.

Nah ini sebuah ringkasan yang sangat mudah di pahami oleh teman teman, dan saya harap artikel ini bermanfaat untuk teman teman semua terima kasih yang sudah mau membacanya. Sekian dari saya terimakasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun