Mohon tunggu...
Wan Muhammad Yunizar
Wan Muhammad Yunizar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Baru 2024 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang prodi perbankan syariah fakultas ekonomi

Bermain alat musik seperti gitar dan bermain games

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Harmoni Digital: Implementasi Pancasila dalam Era Teknologi

17 Oktober 2024   22:07 Diperbarui: 17 Oktober 2024   22:19 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

     Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan: Dalam konteks inovasi teknologi, nilai ini menekankan pada partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Inovasi yang melibatkan masyarakat dalam proses pengembangan dan penentuan kebijakan teknologi dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

     Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Nilai keadilan sosial mendorong inovasi teknologi untuk memastikan bahwa manfaatnya dapat dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Inovasi yang memperhatikan nilai ini dapat menciptakan solusi teknologi yang memperbaiki disparitas dan meningkatkan kualitas hidup secara inklusif.

     Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam inovasi teknologi bukan hanya tentang mematuhi norma sosial, tetapi juga tentang menciptakan teknologi yang membangun karakter dan identitas bangsa. Dengan memadukan nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan teknologi, diharapkan inovasi tersebut tidak hanya menjadi cermin kemajuan teknologi, tetapi juga menjadi kekuatan positif yang membentuk masyarakat Indonesia yang lebih baik.

C. Etika Teknologi dan Pancasila 

     Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Etika juga merupakan cabang filsafah dan sekaligus cabang dari ilmu kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah, etika membahas tentang system dan pemikiran mendasar tentang pandangan sosisal dan ajaran moral. Selain itu juga etika sebagai cabang ilmu membahas tentang bagaimana dan mengapa kita harus mengikuti semua ajaran moral itu. Dan ada juga etika social yaitu sebagai cabang etika yang lebih khusus seperti etika keluarga, etika profesi, etika berbisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual, etika politik, dll. (Desfriyati & Dewi, 2022)

     ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah kemajuan teknologi yang pesat dan penerapannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun yang jelas teknologi juga menawarkan berbagai makna, tidak semuanya positif. Risiko dan kerugian yang muncul membuat iptek menjadi hal yang harus segera diantisipasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi bagian dari realitas untuk mensintesis jarak, waktu dan ruang. Ini mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk instansi pemerintah, bisnis, dan pendidikan. Teknologi menetapkan kerangka kerja untuk budaya tak berwujud kelompok. Jika teknologi kelompok berubah, cara berpikir setiap orang juga berubah. Hal ini juga mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain. (Azizah & Dewi, 2022)

     menurut Hidayah dkk, Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam konsep etika ruang digital akan berdampak dalam penguatan karakter warga negara yang berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila. Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam konsep etika ruang digital ialah menjadi pedoman seseorang dalam melakukan interaksi digitalnya, sehingga akan memperkuat fungsi Pancasila sebagai pedoman, sebagai pengatur tingkah laku orang termasuk dalam etika ruang digital di era postpandemi. Hasil penelitian ini menunjukan jika literasi digital, sangat perlu untuk meningkatkan kemampuan kritis pengguna media digital, sedangkan etika menggiring masyarakat untuk selalu berpikir dan mempertimbangkan baik buruknya aktivitas komunikasi. Penelitian ini menawarkan solusi tentang etika digital dalam dengan membudayakan nilai-nilai Pancasila dalam aktivitas digital masyarakat.

D. Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Teknologi

  •      Di Era Globalisasi saat ini,rasa nasionalisme dan kebangsaan telah meredup seiring dengan meredupnya rasa cinta terhadap tanah air dapat di ukur dengan minimnya pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai budaya. Bahkan lebih cenderung mengikuti budaya barat seperti lebih menyukai produk-produk import daripada produk lokal. Hal ini bisa dilihat sebagai bentuk melemahnya semangat nasionalisme pada generasi muda. Menumbuhkan jiwa nasionalisme harus diterapkan dalam lingkungan sekolah seperti mewujudkan jiwa atau kepribadian dalam pembentukan jiwa. Jika di sekolah diajarkan rasa nasionalisme maka akan bisa memperkuat karakter pada generasi muda bangsa indonesia. Menumbuhkan semangat nasionalisme dan memperkuat karakter bangsa untuk semua generasi Negara memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa terkait dengan terwujudnya NKRI yang kuat serta kokoh dalam kepribadiannya. Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan pembentukan karakter untuk generasi muda yang membutuhkan infrastruktur yang mereka bisa mendukung dan melengkapi dalam pelaksanaan pendidikan disekolah dan pendidikan bisa dengan memberikan materi yang relevan. (Laeli Asyahidah & Anggaraeni Dewi, 2022)
  •      Untuk menghadapi globalisasi saat ini, masyarakat memerlukan sebuah benteng yaitu dengan cara menanamkan nilai-nilai dan norma yang terkandung didalam Pancasila di kehidupan sehari-hari agar menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat, yang tidak mudah goyah oleh pengaruhnya arus globalisasi yang berkembang saat ini. Dari diri kita pribadi pun harus membentengi serta jadikan lah rasa nasionalisme diatas segalanya, itupun harus berdasarkan dari nilai-nilai dan norma-norma yang ada didalam Pancasila (Desfriyati & Dewi, 2022)
  •      Salah satu dampak negatif teknologi adalah penyebaran hoaks. Hoax adalah informasi yang sengaja dibuat atau dimanipulasi untuk mengungkapkan informasi yang sebenarnya. Dengan kata lain, hoaks digambarkan sebagai cara untuk memverifikasi fakta dengan menggunakan informasi yang diyakini orang sebagai benar tetapi tidak dapat diverifikasi (Raichanah & Najicha, 2023)
  •      Pengaruh Informasi hoax sangat berbahaya bagi pengguna internet karena tidak hanya berisi informasi yang tidak benar, tetapi juga informasi yang bersifat kebencian yang dapat menimbulkan kanker dan pada akhirnya dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Kita sebagai pengguna media sosial harus lebih berhati-hati dalam hal hoax. Masyarakat umum dapat mengakses berita di internet dengan menggunakan cara-cara untuk mengidentifikasi konten, seperti mencari sumber berita tersebut. Masyarakat Indonesia perlu diedukasi mengenai literasi media sosial, yang dapat membantu mereka menjadi pengguna media sosial yang kompeten dan juga berperan sebagai filter untuk berita yang muncul di media sosial, sehingga mereka dapat membaca berita yang akurat dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang salah (Sulistyo & Najicha, 2022)
  •      Untuk menanggulangi dampak negatif ini, Pancasila mengajarkan nilai kejujuran dan kebenaran. Masyarakat harus mempelajari dan memahami informasi yang diterima sebelum membagikannya ke orang lain. Selain itu, pemerintah juga harus memperketat aturan terkait penyebaran hoaks dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku penyebaran hoaks (Ratnaya, 2011)
  •      Tantangan lainnya adalah kekerasan daring. Pancasila mengajarkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, masyarakat harus memahami bahwa kekerasan daring sama buruknya dengan kekerasan fisik dan harus dihindari. Pemerintah juga harus memperketat aturan terkait kekerasan daring dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku kekerasan daring. (Mauliya & Noor, 2022)
  • E. Pengaruh Impelementasi Nilai-nilai Pancasila Terhadap Penerimaan Masyarakat
  •      Pancasila sebagai landasan dasar negara sudah seharusnya menjadi pondasi dan motivasi bagi setiap insan dalam berperilaku dan berkehidupan. Nilai-nilai dalam setiap sila Pancasila dapat dijadikan sebagai penyaring untuk membentengi ancaman dan tantangan yang memungkinkan terjadi khususnya akibat adanya globalisasi. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila diupayakan untuk dapat memperkuat identitas bangsa dan jati diri di tengah pusaran global dengan cara mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kontribusi dan komitmen dari setiap anggota masyarakat untuk dapat terus menjiwai nilai-nilai Pancasila, maka Pancasila sebagai pondasi bangsa akan semakin kuat menghadapi berbagai arus dan tantangan yang menerjang. (Sallamah & Dewi, 2021)
  •      persatuan dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. Sehingga perbedaan yang kita miliki tidak menyebabkan perpecahan diantara warga Indonesia. Keberagaman bukan unsur perpecahan namun justru yang menciptakan kesatuan bangsa melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kesatuan adalah upaya untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras dan agama untuk menjadi satu yaitu bangsa Indonesia. Dan patut kita syukuri bahwa kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai suatu pedoman hidup yang disebut juga dengan ideologi negara, yaitu Pancasila. Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia yang dapat menyatukan keberagaman yang ada di Indonesia ini menjadi satu kesatuan yaitu bangsa Indonesia. Dan di dalamnya terkandung lima nilai penting sebagai pedoman bangsa. (Pertiwi & Dewi, 2021)
  •      Pancasila pemikiran serta keyakinan hidup dalam diri masyarakat Indonesia. Pancasila menciptakan negara Indonesia lebih baik lagi yang berlandaskan kepada nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Pentingnya penerapan nilai-nilai pancasila dalam lingkungan masyarakat perlu mendapat perhatian khusus oleh setiap masyarakat di Indonesia supaya tidak terjadi suatu hal yang dapat merugikan negara seperti halnya perpecahan. Penyimpangan akan setiap nilai pancasila juga terus terjadi di masyarakat. Pada sila satu hingga lima terdapat beberapa contoh kasus yang pernah terjadi di negara Indonesia yang menggambarkan jika pemahaman akan nilai pancasila masih kurang dalam masyarakat. (Nur & Dewi., 2021)
  •      Pancasila memiliki keterkaitan yang erat dengan sosial budaya. Dengan bersosial budaya kita mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Sebagai warga Indonesia, kita danjurkan untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sosial dan budaya, dengan cara toleransi terhadap sesama serta mementingkan kepentingan bersama. Bangsa Indonesia membutuhkan generasi yang berkualitas, yaitu dengan cara meningkatkan SDM yang menjunjung tinggi serta bermartabat bagi persatuan dan kesatuan. Penerapan pancasila dalam sosial budaya ini merupakan dasar untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih maju. Dengan sosial budaya, kita perlu memfokuskan seluruh masyarakat Indonesia memahami perbedaan dan keragaman budaya Indonesia. Pengimplementasian nilai pancasila tersebut dapat dimulai dari diri sendiri seperti menghargai, menghormati perbedaan antar suku dan ras, memperlakukan manusia lainnya sebagai makhluk tuhan sesuai dengan HAM, mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan individu dan kelompok, menjunjung tinggi nilai sosial kemasyarakatan, sikap hidup rukun, dan gotong royong. (Jannah & Dewi, 2021)

Kesimpulan

     pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi digital membawa tantangan besar terhadap generasi muda Indonesia. Namun, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam teknologi dapat menjadi landasan kuat untuk membentuk karakter generasi 5.0, menjaga keberagaman, dan menghadapi perubahan zaman dengan tetap terhubung pada nilai-nilai luhur bangsa. Ketuhanan Yang Maha Esa tercermin dalam pembangunan aplikasi yang menghormati keberagaman keyakinan, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab tercermin dalam pengembangan AI yang menghindari diskriminasi, Persatuan Indonesia direalisasikan melalui media sosial, Kerakyatan dan Keadilan Sosial dalam pengambilan keputusan digital, serta Keadilan Sosial dalam akses teknologi.

     Pengaruh nilai-nilai Pancasila terhadap inovasi teknologi juga memperlihatkan bahwa implementasi nilai-nilai tersebut dapat menjadi pendorong utama untuk menciptakan inovasi yang berkelanjutan dan berdaya guna. Dari Ketuhanan Yang Maha Esa yang menginspirasi inovasi etis, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang menciptakan teknologi yang memperhatikan hak asasi manusia, Persatuan Indonesia yang mendorong inovasi kolaboratif, Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam perwakilan, hingga Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang menjamin inklusivitas akses teknologi, semuanya merujuk pada nilai-nilai Pancasila sebagai pendorong positif dalam inovasi teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun