Posisi penonton itu tidak penting, sebab yang jauh lebih penting adalah para arwah yang sedang menyaksikan pertunjukan. "Pada titik tertentu, manusia jadi tidak penting. Arwah (spirit) yang jauh lebih penting," katanya.
Dunia Bali, sebagaimana dikatakan Condee, bukan hanya dunia fisik atau dunia tengah. Namun juga dunia atas dan dunia bawah. Dunia atas adalah wilayah para dewa. Sedang dunia bawah adalah wilayah para demon atau setan. Keseimbangan dunia itu selalu dijaga dan dipertahankan orang Bali sehingga terciptalah harmoni.
Demi menjaga keseimbangan itu, posisi dalang menjadi sangat penting. Posisi dalang adalah sebagai sutradara, penulis skenario, penata cerita, hingga aktor. Dalang memainkan banyak posisi dan tidak hanya bercerita. Ia menjadi maestro seni sekaligus tokoh spiritual, dan penutur hebat yang menghidupkan seluruh rangkaian cerita.
[caption id="attachment_222743" align="aligncenter" width="576" caption="suasana pagelaran wayang"]
Indahnya Tradisi
Di ruangan itu, saya merenungi betapa indah dan kayanya tradisi bangsa kita. Seorang professor dengan reputasi internasional, rela untuk berpayah-payah ke tanah Bali demi belajar ulang tentang konsep pagelaran, serta belajar pada masyarakat lokal.
Tapi di saat bersamaan, saya juga miris saat membayangkan nasib kesenian tradisi kita di mana-mana. Demi mengejar status modern, kita sering mengabaikan kesenian tradisi, dan melihatnya sebagai warisan masa silam. Padahal, dalam setiap tradisi itu terdapat kearifan, kebijaksanaan, dan kedewasaan yang maknanya ditemukan lewat kisah-kisah dahsyat alam pewayangan yang menembus berbagai dimensi kehidupan.
Kita abai dan alpa untuk merawat tradisi sehingga kelak kita akan kehilangan pengetahuan tentang tradisi tersebut. Dan di saat bersamaan, datanglah para pelajar dari luar yang kemudian mengagumi dan menghayati tradisi kita, lalu mendalami pengetahuan itu hingga level maestro. Kelak, kitalah yang akan banyak belajar pada mereka. Saya sedih membayangkan nasib kesenian tradisi yang mulai tergerus.
Namun pengalaman melihat Condee bermain dan mengagumi wayang telah membersitkan pengetahuan bahwa kita memiliki tradisi yang sedemikian unik. Kita mestinya bangga memiliki warisan pengetahuan yang lestari hingga ribuan tahun. Di ruangan itu, Condee membangkitkan kebanggaan saya pada tanah air yang demikian kaya-raya dan penuh pusaka pengetahuan. Tantangan yang kita hadapi di masa depan adalah bagaimana membumikan pengetahuan itu sehingga kita bukan sekedar memiliki, namun melestarikan, serta mengetahui segala hal menyangkut pengetahuan tersebut. Untuk itu, kerja keras para peneliti dan pengkaji budaya mutlak diperluan untuk menjelmakan pengetahuan itu sebagai darah yang mengaliri nadi semua manusia Indonesia. Ini memang tak mudah, namun mesti dilakoni jika ingin agar kekayaan pengetahuan kita tetap lestari.
Usai pertunjukan, saya tak langsung keluar. Saat sedang memperhatikan satu karakter wayang, tiba-tiba datang seorang mahasiswi cantik berambut pirang. Ia lalu bertanya, "Hai, apa kamu dari Indonesia? Apa kamu tahu sedikit tentang beberapa kisah wayang?" Saya mengangguk. Ia tersenyum dengan senyuman termanis, lalu berkata, "Apa kamu mau mengajari saya tentang negerimu dan juga tentang wayang?"
Athens, 11 November 2012