Mohon tunggu...
Umi Lestari
Umi Lestari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Teguran Karena Mulai Jarang Menulis

26 April 2024   10:39 Diperbarui: 26 April 2024   11:00 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis mengikuti pameran buku( dokpri)

Saya memilih aktifitas yang penting-penting saja sesuai skala prioritas.  Salah satunya saya sudah tidak naik motor lagi. Sebelum saya bisa menyetir mobil sendiri,  saya diantar jemput oleh suami atau pesan grab.

Kini saya naik mobil setiap hari ke sekolah. Saya katakan kepada teman-teman. Saya bawa mobil setiap hari dan tidak naik motor lagi, bukan karena saya gengsi. Mungkin banyak yang mengira saya gengsi atau gaya (Bahasa Jawanya ' kemenyek').  Tapi biarlah bila ada yang mengatakan seperti itu. Semoga ia tidak ketularan menderita CTS.

Salah satu hal yang tidak saya hindari adalah bermain labtob. Bagaimana jadinya bila saya berhenti labtopan? Kegiatan dimadrasah sebagai guru tentu tidak bisa lepas dari labtop. Selain itu hobi menulis dan menjadi guru penulis sudah melekat pada diri saya. Bahkan sebutan 'ratu literasi' sering dialamatkan pada saya. Tentu saya tidak mau juga berhenti menulis.

Dengan kondisi saya seperti ini, saya tidak bisa memaksakan tangan saya untuk terus menulis. Tetapi saya juga tidak bisa berhenti menulis. Saya harus menjaga tangan saya agar tidak lelah dan terforsir.

Ketika saya sudah mencapai golongan 4c dan terjadi perubahan sistem kenaikan pangkat, saya sedikit terpengaruh. Publikasi ilmiah (PI), karya ilmiah (KI) tidak diperlukan lagi.  Jujur, perubahan ini membuat saya agak kendor. Selain kondisi tangan saya yang tidak bisa bekerja serabutan seperti dahulu, semangat saya juga sedikit terkikis.

Saya menjadi jarang menulis. Bahkan saya sudah tidak aktif dibeberapa group dan forum kepenulisan yang pernah saya ikuti.

Keadaan ini ternyata diamati oleh suami saya. Dan suatu malam ketika kami makan bersama, suami menegur saya kenapa sekarang jarang menulis. Suami berharap saya kembali giat menulis. Seketika itu saya menjadi tertampar karena terlalu terlena dengan kemalasan dan alasan-alasan yang sebenarnya tidak perlu.

Tapi lucunya, suami saya belum mau ketika dari dulu saya ajak untuk ikut menulis. Jawabnya iya, nanti dulu. Sekarang masih sibuk mengerjakan ini, itu dan lain-lain. Intinya belum mau ikut menulis. Tapi kenapa tidak suka saya berhenti menulis? Hehehe.... Menurut saya tidak konsisten. Harusnya ikut nulis juga donk. Hehe.... Tapi saya senang dengan support suami. Beliau tidak protes beberapa pekerjaan rumah saya hindari karena kondisi tangan saya. Tapi beliau protes ketika saya jarang menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun