Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar Menghargai Dapur dari Masyarakat Aceh

29 Juli 2020   08:00 Diperbarui: 17 Maret 2022   11:50 1641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dapur tradisional dari restoran Ekstedt Swedia | foodandwine.ie

Upacara peusijuek selalu menggunakan tiga unsur. Pertama, menggunakan daun-daunan, garam, padi, air dan beras ketan. Kedua, doa-doa yang dilafalkan. Ketiga, gerakan tangan dan tubuh dengan pola tertentu.

Ketiga elemen inilah yang harus ada dalam sebuah upacara peusijuek. Peusijuek bagi masyarakat Aceh banyak diterapkan di semua kegiatan yang dianggap dapat menghasilkan potensi untuk menghasilkan nasib buruk, seperti halnya membangun sebuah dapur.

Perlengkapan yang digunakan dalam upacara peusijuek | steemkr.com/@dikkyamiputra
Perlengkapan yang digunakan dalam upacara peusijuek | steemkr.com/@dikkyamiputra

Dengan adanya upcara ini, dapur yang sudah dibangun diharapkan dapat berumur panjang (rumah tangga atau usaha) dan di jauhkan dari segala marabahaya yang bisa menimpa kepada tuan rumah atau kepada setiap pengguna dapur. 

Dalam melaksanakan upacara peusijuek dapu, ada sebuah tata cara yang harus ditaati. Masyarakat Aceh biasanya mempercayakan tindakan ini kepada imam meunasah, tokoh yang dihormati dalam pelaksanaan upacara peusijuek maupun peusijuek dapu. 

Bahan yang harus disiapkan dan diperlukan oleh imam meunasah untuk melakukan peusijuek dapu adalah daun-daunan, garam, padi, air, dan beras ketan kuning (Gardjito, 2019). Upacara pemberkatan dan tolak bala ini dimulai dengan mencampurkan air, garam dan padi ke dalam sebuah wadah.

Kemudian semua bahan yang sudah tercampur diperciki ke seluruh bagian ruangan dapur dan peralatan memasak dengan menggunakan dedaunan yang diikatkan sebagai alat percik

Setelah upacara pemercikan selesai, imam meunasah akan mengambil nasi ketan kuning dan kemudian akan melekatkannya pada ruangan dapur yang sudah selesai dibangun beserta dengan alat-alat yang nantinya akan digunakan untuk memasak.

Setelah pemberkatan kepada alat masak dan ruangan dapur selesai, barulah nasi ketan kuning tadi diberikan kepada seluruh peserta upacara dan kemudian upacara secara keseluruhan ditutup dengan doa bersama.

Ketiga unsur yang dipakai dalam upacara peusijuek maupun dalam peusijuek dapu menurut masyarakat Aceh memiliki sampeuna-sampeuan (kekuatan-kekuaatan), yang dipercaya dapat menghalau segala nasib buruk yang bisa saja datang.

Bagi masyarakat Aceh, bahan berupa daun-daunan menjadi inti dari sebuah upacara peusijuek maupun peusijuek dapu. Daun-daunan dipercaya dapat memberikan energi baik ke peralatan dan ruangan yang akan dipakai manusia untuk bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun