Perjuangan mengangkat Wayang Tavip sebagai alternatif kesenian sempat membuatnya pula beberapa kali terbang ke beberapa negara Asia dan Eropa. Namun bagi Tavip sendiri mementaskan Wayang Tavip di luar negeri bukan cita-cita yang ingin diraihnya. Hal terpenting baginya adalah mampu mengembalikan kebanggaan dan rasa cinta anak-anak dan dewasa terhadap wayang yang semakin tenggelam digerus peradaban.
Bergabungnya Wayang Tavip dengan pertunjukkan Teater Koma, sejatinya menjadikan wadah yang sangat tepat bagi Wayang Tavip menjadi lekas populer di Indonesia, mengingat Teater Koma, menjadi satu di antara teater yang memiliki publik terbesar di Indonesia.Â
Ibaratnya bila dalam olah raga, sepak bola penggemarnya adalah terbanyak di antara olah raga lain. Teater Koma adalah sepak bolanya dalam kesenian. Karenanya, perkembangan dan pengenalan Wayang Tavip melalui media Teater Koma sangat tepat.
Beringin Setan Live di HUT TVRI
Melalui Wayang Tavip, naskah Beringin Setan yang seharusnya menjadi kisah horor dan menakutkan layaknya film-film horor nasional, di tangan Budi Ros menjadi pertunjukkan yang segar dan sangat menghibur.
Bisa jadi ada penonton yang mengaitkan Beringin Setan dengan suasana politik atau yang lainnya, namun Bagi Budi, naskah Beringin Setan hanyalah kisah sederhana yang secara nyata masih terjadi di beberapa daerah Indonesia. Percaya ada setan, dan sebagainya.
Saat pertunjukkan di Teater Kecil, hampir sepanjang pertunjukkan berlangsung, penonton terpingkal baik oleh alur cerita maupun tingkap polah Budi Ros saat mendalang.Â
Setali tiga uang, putri Budi Ros, Sekar pun tampil dengan sangat enerjik. Sekilas melihat Via Vallen seperti saat Pembukaan Asian Games. Namun, Sekar lebih memukau dengan lagu dangdut kekiniannya.
Bagi Anda yang belum pernah melihat pertunjukkan Wayang Tavip, silakan melihat pertunjukkan Beringin Setan langsung ke Balai Sarbini Jakarta atau live di TVRI dalam acara Hari Ulang Tahun TVRI,  24 Agustus 2018.
Selalu berjuang Wayang Tavip, sukses Ki Dalang Budi Ros. Amin.