2.Drupadi
Dalam versi Hindhu,Dewi Drupadi merupakan istri dari lima orang pandawa (poliandri),namun dalam kisah pewayangan Drupadi hanyalah istri dari Yudhistira,Pandawa yang paling tua.Hal ini dilakukan sebab tidaklah sesuai dengan budaya Jawa dan Islam dimana seorang istri memiliki banyak suami.
3.Jimat Kalimusodo merupakan ajian yang dimiliki oleh Yudhistira
Jimat Kalimusodo adalah senjata yang dimiliki oleh Yudhistira.Sunan Kalijaga bermaksud memasukan nilai-nilai Islam di dalam pewayangan salah satunya adalah dengan Jimat Kalimusodo ini.Jimat Kalimusodo sejatinya merupakan kata lain dari Kalimat Syahadat,yaitu syarat seseorang untuk masuk Islam.
Kemampuan jimat kalimusodo ini memang digambarkan luar biasa.Hanya ksatria berdarah putih saja yang mampu memilikinya.Pada hari terakhir perang Barathayudha,Prabu Salya panglima terakhir dari pihak Kurawa mengeluarkan ajian Cakrabirawa,yaitu kemampuan untuk mengeluarkan raksasa,jika raksasa tersebut dilukai maka akan berubah menjadi semakin banyak,begitu seterusnya.
Singkat cerita akhirnya Prabu Salya berhasil dikalahkan oleh Yudhistira dan Pandawa meraih kemenangan dalam perang Baratayudha.
4.Cerita
Kisah pewayangan tidak sekedar mengenai Barathayudha mau pun perjalanan Pandawa seperti yang ada di India.Kisah-kisah petualangan anak-anak Pandawa juga sering diangkat,hal ini tidak terdapat dalam versi India.Juga terdapat kisah-kisah penuh petuah seperti Semar Mbangun Khayangan dll
Di India sendiri tidak ada yang namanya wayang,kisah mahabarata dan ramayana hanya diceritakan secara verbal saja.Wayang sekarang sudah diresmikan sebagai master perdamaian karya budaya bangsa Indonesia,namun bangsa Indonesia yang mana?
Generasi muda Indonesia kini sudah banyak yang sama sekali tidak mengenal wayang,jangankan jalan ceritanya,tokoh-tokohnya saja  tidak banyak yang tahu.Sungguh ironi,di saat banyak orang-orang di negara lain berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk mempelajari wayang,bangsa ini lambat laun melupakan warisan budaya yang pernah dimiliki.Parahnya lagi wayang kini dipandang sebagai budaya kuno alias jadul oleh generasi muda Indonesia.
Pagelaran wayang kini hanya bisa ditemui pada hajatan-hajatan tertentu terutama pada daerah pedesaan.Kota-kota besar metropolitan sangat jarang menggelar pertunjukan wayang.Atas dasar itu wayang malah sering dibilang ndeso,kagak gaul.