Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Jajan dalam Perjalanan, dari Bus hingga Terminal

4 November 2020   20:50 Diperbarui: 5 November 2020   14:28 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jajan dalam perjalanan. Sumber: infopublik.id.

Sebenarnya saya juga punya langganan bakpao di dekat terminal wonogiri kalau pulang ke rumah dari arah Solo. Biasanya bus berhenti lama di sana. Ada pedagang bakpao yang menjajakan bakpaonya di bus.

Bakpaonya beraneka rasa dan masih hangat, bahkan sampai di rumah pun juga masih hangat. 5000 dapat 3, biasanya saya beli 10000. Selain masih hangat, juga empuk dan porsinya lumayan besar.

Jika bus antarkota Solo-Wonogiri datang, biasanya penjual tersebut langsung lari ke bus, bahkan sering saya lihat rela meninggalkan pembelinya yang ada di luar bus demi tidak ketinggalan mendapatkan rejeki para penumpang bus.

Tapi sayang, entah sejak kapan penjual bakpao tersebut tidak pernah lagi ada di sana. Mungkin sudah berganti pekerjaan, atau berganti tempat. Entahlah.

Terminal Tirtonadi. Sumber Radarsolo.Jawapos.com
Terminal Tirtonadi. Sumber Radarsolo.Jawapos.com
Saya juga pernah sesampai di Terminal Tirtonadi beli makanan. Biasanya saya beli jika kepepet, seperti saat saya pusing di bus lalu langsung mencari teh anget dan soto. Meskipun harganya jauh lebih mahal, yaitu sekitar 20ribu, dengan ditambah gorengan 1, tapi ya karena saya benar-benar butuh, tak apalah. Tapi jika kondisi tidak kepepet ya saya tidak mau beli di terminal.

Biasanya suasana warung-warung di terminal juga tidak ramai pembeli. Paling hanya sekitar 1-3 orang pembeli. Dan penjual biasanya sudah menunggu kita di depan tokonya dengan meminta kita mampir. "Monggo-monggo mbak mampir dulu, soto, es teh......" Dan mereka akan sangat bersemangat ketika kita mampir, atau sekedar melihat menu makanan yang dipajang di dinding. 

Saya kira persaingan penjual di terminal tersebut juga sangat ketat. Ketika kita melewati mereka, bahkan sampai pada tahap memilih menu, masakan yang disediakan dari satu warung ke warung berikutnya sama. Mungkin rasanya saja yang berbeda.

Makanan intip untuk oleh-oleh perjalanan. Sumber: tokopedia.com
Makanan intip untuk oleh-oleh perjalanan. Sumber: tokopedia.com
Ada pengalaman yang tak terlupakan di benak saya ketika akan pulang ke Wonogiri, saya membeli makanan bernama intip di terminal. Niatnya untuk oleh-oleh mbah saya. Intip tersebut seharga 15ribu.

Sesampai di rumah, waktu mau di makan ternyata intip tersebut sudah tidak enak, mungkin karena terlalu lama, saya pun di marahi ibu saya. Intipnya ke nenek saya akhirnya diberikan ke ayam.

Semenjak itu, saya tidak mau lagi beli oleh-oleh dari terminal.

Itulah pengalaman saya jajan dalam perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun