"Oh, ma'af kakang aku memang tak tahu. Tapi aku sedang menunggu kakang Prabu Kresna yang sedang bertamu pada Raja Astinya."
"Aku tidak perduli, mau Kresna mau dewa sekalipun. Di sini paman Sengkuni yang berkuasa. Kau harus manut."
Terhenyak hati Setyaki mendengar ocehan yang tak sopan itu. Aku adalah tamu yang seharusnya tidak diperlakukan kasar seperti ini. Apalagi aku sedang mendampingi ratu gustiku yang sedang menjalankan tugasnya.Â
Dengan muka sedikit merah ia lantas bertanya.
"Kalau begitu baiklah. Aku harus menunggu dimana kakang?"
"Kau tidak boleh ada di tempat ini. Tapi jangan juga kau lari ke tempat lain, anak kerempeng, "kata Burisrawa, "Pendek kata, kau harus mati di tangan kami hari ini satriya kunting, hua..haha..."
***
Bersambung ke tautan berikut:
https://www.kompasiana.com/rusrusman522/5c80ac3e12ae94729522b1e7/setyaki-dan-burisrawa-2