"Buuum..!"
Tiba-tiba Dasamuka menjejakkan kakinya ke tanah dan seketika ranting dan dedaunan di pohon ataka itu banyak yang berguguran. Â
Patih Prahasta yang langkahnya sudah agak dekat dengan raksasa muda itu terkejut, hampir saja dia terpental oleh getaran tanah itu.Â
Untunglah raksasa tua itu segera tanggap dan dengan tenangnya ia meloncat sambil mengeterapkan ilmu meringankan tubuhnya yang sempurna.
"Ma'af anak prabu, semua pasukan kita sudah siap. Tinggal menunggu perintahmu ngger!"
"E..e..eh.., paman patih aku ingin bertanya. Benarkah si keparat Arjunasasrabahu itu titisan wisnu?"
"Betul ngger."
"Kalau begitu .. e'eh paman, kalau nyata dia titising wisnu dia pasti beristrikan titising Dewi Widowati," berkata begitu Rahwana seperti sangat berharap, "coba tolong ceritakan paman. Siapa istri raja Maespati itu?"
Maka Patih Prahasta lantas bercerira tentang Dewi Citrawati, yakni putri Magada yang dulu dimenangkan sayembara oleh Bambang Sumantri sebagai persembahan kepada sang Raja.
"Raden Sumantri itu yang sekarang menjadi Patih Suwanda ngger, seorang satriya pinilih yang kesaktiannya hampir menyamai ratu gustinya," tambah paman Prahasta.
"Huh.. bedebah, tentang Sumantri aku sama sekali tak tertarik. Sekarang aku hanya ingin melihat dan meyakinkan, benarkah si Citrawati itu dewiku, idamanku yang selama ini aku cari. Oow.. paman, ini namanya bejo kemayangan."