Kurangnya informasi yang apa adanya mungkin tidak diterima baik oleh masyarakat kita. Beberapa media komunikasi Whatsapp mungkin ramai oleh berita terkait COVID-19 baik yang benar atau yang salah (hoax) tapi ternyata isinya tidak semua sama.Â
Contoh saja Whatsapp angkatan saya FKUI 1997 yang isinya data-data terbaru setiap harinya yang memang isinya semua dokter, rata-rata khawatir jika sampai terjadi jumlah kasus yang makin banyak dan kita di Indonesia tidak mampu menanganinya berkaca dari yang terjadi di Italia.Â
Kami juga yang masih tetap bekerja di rumah sakit selalu diingatkan untuk tidak menjadi media penularan dan juga tetap menjaga kebersihan dan kesehatan agar tidak mudah terinfeksi virus ini. Semua saran ini didasarkan oleh hasil-hasil penelitian ilmiah dan rekomendasi WHO.Â
Di lain group Whatsapp, saya dengar cerita teman lebih banyak berkaitan dengan cerita-cerita hoax atau yang membingungkan tentang COVID-19.
Bahkan ada yang mengatakan tidak usah takut berhadapan dengan COVID-19 karena ini hanya flu biasa dan tidak mematikan. Belum lagi ada beberapa komentar yang tidak usah khawatir dengan COVID-19 kalau percaya dengan Tuhan, kalau sudah ajalnya akan meninggal juga.Â
Pemerintah dalam penampilannya di berbagai media televisi juga memang saya lihat berharap bisa membuat masyarakat tenang dan tidak panik. Beberapa kali saya lihat penampilan para menteri juga berupaya menenangkan (salah satunya yang terakhir berita yang saya screenshot di bawah ini).Â
Saya juga melihat beberapa kali pengumuman dari pemerintah diikuti oleh banyak orang dalam kelompok besar dan juga jarak berdiri mereka saat tampil bersama mengumumkan sangat dekat hanya berjarak satu kepal tangan di televisi.Â
Ini menjadikan contoh kepada masyarakat bahwa tidak perlu khawatir ada masalah berkaitan dengan COVID-19 ini karena para pemimpin mereka sendiri tidak khawatir.Â
Saya hanya ingin kembali mengingatkan bahwa upaya melakukan pembatasan ruang gerak manusia pada saat wabah COVID-19 ini memang bertujuan baik untuk mencegah penularan.Â
Kita mungkin saja yang masih sehat tidak akan terinfeksi namun kita bisa jadi sarana penularan buat orang lain.Â