Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tips agar Tidak Ikut Bergosip di Kantor

9 Februari 2020   22:39 Diperbarui: 10 Februari 2020   09:31 2457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gosip (unsplash.com/@benwhitephotography Ben White)

Untuk menghadapi karakter orang seperti ini, kita harus mengembangkan sikap asertif. Menurut Randy J. Peterson, profesor psikologi dan psikiatri University of British Columbia, sikap asertif adalah bagaimana kita mengontrol perilaku sendiri, bukan orang lain.

Bagaimana caranya kita mengontrol perilaku sendiri saat rekan kerja kita menggosip, tanpa ikut bergosip?

Tidak Ikut Bergosip dengan Cara Berempati dan Mengarahkan Ulang Pembicaraan

Gosip adalah strategi kompensasi yang sering digunakan untuk menutupi perasaan inferior (rendah diri), perasaan tidak berdaya dan iri hati.

Rekan kerja yang memiliki perasaan tersebut berkomunikasi dengan cara menggosip untuk mencari koneksi. Maksudnya,dia menggosip agar bisa terhubung dengan orang lain yang memiliki perasaan yang sama, atau agar orang lain bisa mengerti perasaan dirinya.

Gosip juga menjadi strategi komunikasi dari rekan kerja yang merasa superior. Rekan kerja seperti ini suka merendahkan rekannya sendiri, lalu menggosip agar orang lain tahu perasaan superioritasnya.

Ada formula sederhana yang dapat kita gunakan untuk menjauhkan diri dari gosip yang diantarkan rekan kerja tersebut sambil menjaga hubungan tetap utuh dan tidak melukai perasaan mereka.

Pertama, kita berempati dengan mengakui reaksi dan perasaan rekan kerja kita. Dengarkan, dan tanggapi setiap gosipnya dengan sikap seolah mendukung.

Tak mengapa untuk sementara kita menampakkan raut muka setuju, sementara dalam hati kita mencibir. Ingat, alasan sebenarnya mereka bergosip adalah karena mereka ingin merasa didengarkan dan divalidasi perasaannya.

Berikutnya, gunakan pengalihan dan arahkan ulang pembicaraan. Kita bisa mendorong orang itu ke arah solusi dengan mengatakan sesuatu seperti:

"Ehm, memang sebal rasanya kalau diremehkan seperti itu. Tapi ya percuma saja sih kalau kamu menyimpannya sendiri. Coba bicara langsung saja sama bos, mungkin ada solusi yang tepat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun