Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Belajar dari Kisah Sukses Canva

5 Januari 2020   14:28 Diperbarui: 6 Januari 2020   10:48 2539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kisah sukses Canva (gambar diolah dari Canva)

Perkins kemudian mengajak pacarnya Cliff Obrecht untuk mengembangkan alat desain yang bisa digunakan semua orang, tanpa harus menjadi desainer grafis profesional.

Dari ruang tamu rumah ibunya, Melanie Perkins dan Cliff Obrecht mulai membuat Fusion Books, sebuah alat desain online yang memudahkan siswa dan guru untuk membuat buku tahunan mereka sendiri.

Fusion Books sukses, tetapi Melanie dan Cliff menyadari bahwa teknologi yang mereka kembangkan dapat digunakan secara lebih luas. Mereka lalu merekrut Cameron Adams, yang didapuk sebagai salah satu pendiri teknologi Canva. Pada 2013, mereka bertiga mulai membangun Canva.

Awalnya, mereka hanya membuat Canva untuk para profesional terpilih. Seiring dengan semakin banyaknya permintaan hingga mencapai 150.000 pengguna, pada Januari 2014 Canva dibuka untuk umum.

Cliff Obrecht, Melanie Perkins dan Cameron Adams (sumber: blog.markgrowth.com)
Cliff Obrecht, Melanie Perkins dan Cameron Adams (sumber: blog.markgrowth.com)

Tapi, untuk meluncurkan produk yang hebat dan bisa digunakan banyak orang bukan perkara mudah. Melanie, Cliff dan Cameron Adams butuh umpan balik serta pengujian berulangkali.

Melanie dan timnya mengembangkan produk yang bagus tetapi mereka menunda peluncuran Canva ke publik sampai mereka memiliki produk yang benar-benar hebat.

Setelah berbulan-bulan terus menerus memperbaiki, meningkatkan dan menguji alat, mereka menyadari itu semua bukan tentang sebuah alat digital, tetapi juga tentang bagaimana memberdayakan para pengguna.

Dalam artikelnya, Melanie Perkins melukiskan momen tersebut:

Menjadi jelas dan cepat bahwa bukan hanya alat itu sendiri yang mencegah orang membuat desain yang hebat, tetapi juga keyakinan orang sendiri bahwa mereka tidak bisa mendesain.

Agar Canva lepas landas - kami harus membuat setiap orang yang datang ke produk kami memiliki pengalaman hebat dalam beberapa menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun