Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mereka yang (Terpaksa) Pede Meski Tak Ada APD

25 Maret 2020   03:36 Diperbarui: 25 Maret 2020   22:15 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KADIS KESEHATAN SAMBAS FATAH MARYUNANI via KOMPAS.ID

Pemerintah Indonesia memang sudah berusaha untuk mempersiapkan Kasus Pandemi ini dengan bersungguh-sungguh. Tapi kalau kita lihat secara seksama, di lapangan, persiapan tersebut ternyata belum benar-benar siap.

Salah satu ketidaksiapan yang terlihat adalah dari  ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang menipis dan habis bagi tenaga medis.

Dalam menghadapi Corona, Wajib hukumnya bagi tenaga medis yang berkontak langsung dengan pasien PDP/Positif  untuk mengenakan APD, demi menghindari risiko besar tertular virus covid19 dai pasien masuk ke tubuh mreka.

Tenaga medis ini harus APD yang dapat melindungi seluruh bagian tubuh dari kaki hingga kepala. Bentuk APD yang umum dipakai oleh tenaga medis ini adalah baju Hazmat, googles, sarung tangan, masker N95, dan sepatu boot.

Kenyataan di lapangan hazmat sangat langka, sehingga para tenaga medis fasilitas kesehatan di berbagai daerah terpaksa berinisiatif memakai jas hujan sebagai pengganti Hazmat untuk menutupi tubuh mereka.

Padahal Jika kita melihat Permenakertrans Nomor Per.08/MEN/VII/2010, APD yang dikenakan oleh pekerja haruslah SNI atau standar yang berlaku, jelas jas hujan tidak layak sebagai APD standar untuk dipakai. Jas hujan ya keperluan untuk melidnungi tubuh dari tetesan hujan, bukan dari paparan virus.

Saya berasumsi, penyebab banyak kasus tenaga medis yang ikut terinfeksi salah satunya karena ketidakstandaran penggunaan APD sehingga berakibat terkena Penyakit Akibat Kerja..

Fenomena keterpaksaan tenaga medis menggunakan jas hujan sebagai APD juga saya saksikan sendiri di salah satu RS Rujukan Covid-19 di Kota Tegal.

Saya dan tim kemarin (24/3), kebetulan mendapat kesempatan untuk melihat bagaimana perjuangan para perawat dan dokter menangani pasien dengan keluhan dicurigai mengidap virus covid19 di ruang isolasi.

Terlihat oleh saya seorang perawat memakai jas hujan yang mau tidak mau harus dipakai karena hazmat tidak ada lagi yang tersisa. Saya perhatikan jas hujan yang mereka pakai terlihat basah dari dalam.

Saya pikir jas hujan itu basah karena habis disemprot desinfektan, ternyata saat saya tanya, si perawat bilang basah dari dalam ini bukan karena desinfektan, tapi karena keringat.

"Ini basah Desifektan apa Keringatmu, Mas?"

"Keringat lah, gerah! hehe"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun