Mohon tunggu...
mentas maning
mentas maning Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Film

Estetika Wayang, Ahmadun Yosi Herfanda

31 Agustus 2018   17:02 Diperbarui: 31 Agustus 2018   17:17 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sesungguhnya, di balik itu, ketika negara dipandang berada dalam bahaya, mereka akan tampil dengan berbagai taktiknya yang cerdas, serius, dan penuh perhitungan yang matang. Bentuk fisik para punakawan yang jelek dan lucu itu, sama sekali tidak mencerminkan jiwanya. Dalam hal ini, tubuh tidak identik dengan jiwa atau sebaliknya, mereka yang gagah-ganteng, belum tentu berjiwa gagah dan ksatria.

Begitulah, karakter tokoh-tokoh dalam antologi cerpen ini tidak dapat dengan mudah dipilah-pilah secara tegas sebagai tokoh baik atau buruk, putih atau hitam. Selalu ada dimensi lain yang melatarbelakangi atau yang melatardepaninya. 

Pola ini jelas menyerupai tokoh-tokoh dalam dunia pewayangan. Periksa misalnya para tokoh yang berperang dalam epos Mahabharata. Perang Baratayudha sebagai puncak epos Mahabharata itu menampilkan begitu banyak tokoh yang baik---jahat, benar---salah, bersemayam dalam satu jiwa. Lihatlah tokoh Karna, misalnya. Ia kakak seibu dengan Arjuna. 

Namun, karena Suyudana, Raja Kurawa, memberi kerajaan Awangga, Karna merasa berutang budi. Salahkah kemudian jika Karna membela Kurawa sebagai bentuk balas budi kepada Suyudana yang telah memberinya kerajaan? Salahkah loyalitas dan kesetiaan Karna yang ingin membalas budi?

Di samping itu, dilihat dari cara penyajian struktur ceritanya, Ahmadun seperti mengambil salah satu bagian dari struktur cerita wayang. Dalam hal ini, sindiran yang diangkat, kritik yang disampaikan, dan tokoh-tokoh yang dimainkannya mengingatkan kita pada apa yang disebut sebagai goro-goro. Salah satu bagian dalam struktur cerita wayang yang sering dimanfaatkan dalang untuk mengangkat berbagai persoalan aktual.

Kadangkala, dialog-dialog dalam goro-goro tak ada kaitannya dengan struktur utama cerita wayang yang bersangkutan. Tetapi justru pada bagian inilah seorang dalang akan menunjukkan kualitas dan kompetensinya. 

Oleh karena itu, bagian ini sering dimanfaatkan dalang untuk menyampaikan apa saja, mengkritik siapa saja atau ikut masuk dan mencoba terlibat memberi solusi atas berbagai persoalan aktual yang berkembang di masyarakat. Di dalam goro-goro, semua tokoh yang muncul di sana bisa dengan bebas menanggalkan karakter aslinya. 

Maka, seorang Bima, Arjuna, Yudistira, Cakil, atau Rahwana sekalipun, bisa menjadi bahan ledekan dan bisa pula saling membanyol. Mengingat dalam goro-goro, peranan para punakawan diberi ruang yang begitu bebas, maka mereka bisa saling mengejek, berkelakar, berbantah, atau berbuat apa saja --termasuk mengkritik siapa saja---dengan maksud memancing penonton untuk bersenang-senang dan tertawa. Di belakang tawa itulah sesungguhnya tersimpan pesan ideologis si dalang.

Sebagian besar cerpen dalam antologi ini, cenderung menyerupai bentuk goro-goro dengan tokoh-tokohnya yang menampilkan karakter tokoh dunia pewayangan. Cermati semua cerpen dalam antologi ini. 

Nyaris tak ada deskripsi awal. Ahmadun kerap memulainya langsung dengan pokok persoalan. Tiba-tiba saja, pembaca dihadapkan pada persoalan inti. Dari situlah kemudian rangkaian peristiwa dikembangkan, konflik-konflik antartokoh dihadirkan, dan tegangan demi tegangan dikelindankan silih berganti. 

Sebuah teknik yang banyak digunakan dalam cerita-cerita detektif, tetapi Ahmadun cenderung mengambil pola goro-goro yang mungkin, tanpa sadar, telah mengendap lama dalam ingatan individualnya. Oleh karena itu, perbincangannya juga mesti melalui perspektif itu: estetika wayang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun