Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjebak Guru dalam Birokrasi: Membongkar Miskonsepsi Perubahan Kurikulum

27 April 2024   09:52 Diperbarui: 27 April 2024   10:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.canva.com/newmarants

Mengabaikan Hakikat Perubahan Profesi Mengajar dapat terjadi jika guru masih terpaku pada peran tradisional mereka sebagai pelayan kurikulum. Guru yang terbiasa mengikuti instruksi dan tidak memiliki otonomi, mungkin akan kesulitan untuk beradaptasi dengan tuntutan Kurikulum Merdeka.

Akibatnya, guru akan kehilangan kesempatan untuk menjadi pemimpin pembelajaran dan agen perubahan dalam pendidikan. Murid pun akan kehilangan kesempatan untuk belajar dengan cara yang lebih bermakna dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk menghindari miskonsepsi ini, penting bagi guru untuk melakukan refleksi diri dan memahami hakikat perubahan profesi mengajar. Guru juga perlu mengikuti pelatihan dan workshop untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang efektif.

Kesimpulannya: Mengabaikan Hakikat Perubahan Profesi Mengajar merupakan tantangan besar bagi guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Dengan memahami hakikat perubahan profesi mengajar dan mengembangkan kompetensi yang diperlukan, guru dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang membawa kemajuan bagi pendidikan Indonesia.

Langkah Menuju Pemahaman Esensi Kurikulum

Sebelum terjebak dalam labirin birokrasi, mari kita ubah paradigma:

  1. Pahami Filosofi KHD: Kembali pada filosofi Ki Hadjar Dewantara, pelopor pendidikan Indonesia. KHD menekankan pada kemerdekaan belajar, kemandirian murid, dan peran guru sebagai fasilitator.

  2. Dalami Panduan Pembelajaran dan Asesmen: Pelajari dokumen resmi Kemendikbudristek, seperti Panduan Pembelajaran dan Asesmen, untuk memahami esensi kurikulum baru dan cara implementasinya.

  3. Berdiskusi dengan Ahli Pendidikan: Bergabunglah dengan komunitas guru dan ahli pendidikan untuk bertukar ide, pengalaman, dan strategi dalam menerapkan kurikulum baru.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun