Mohon tunggu...
Lia Shoran
Lia Shoran Mohon Tunggu... Lainnya - Bacotholic

Berceloteh, tanpa ada lagi yang bilang 'li, suaranya kecilin dong'

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Capek, Pengen Jadi Buah-buahan Aja

14 Mei 2020   15:11 Diperbarui: 2 September 2020   20:56 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa pandemi yang berlangsung di dunia hari ini, berdampak pada perubahan pola perilaku masyarakat. Kebijakan pemerintah, mengharuskan setiap orang untuk berhati-hati dalam kehidupan sosial. 

Bahkan beberapa kota besar di Indonesia, sudah meniadakan kegiatan yang memungkinkan terjadinya kerumunan. Sanksi tegas tak ragu diberikan bagi siapa saja yang melanggar peraturan tersebut. 

Mobitlitas penduduk baik skala kecil maupun besar juga tak luput dari pengawasan. Keadaan ini tentu saja sangat menyulitkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya mereka harus beradaptasi dengan keadaan yang baru dengan beban dan tanggung jawab yang tidak berkurang atau malah cenderung bertambah.

Dan, cerita gue dimulai dari sini. Sebagai mehasiswi, gue adalah salah satu kelompok terdampak kondisi sulit ini. Diawali dengan kebijakan pemerintah, yang mewajibkan seluruh instansi pendidikan di Indonesia untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara online, literally gue jadi anak rumahan-setelah pulang kampung. 

Menyendiri di kamar dengan tanggung jawab tugas-tugas online yang menumpuk -indikasi bahwa penerapan kuliah online ini memang tidak efektif, menurut gue.

Terhitung kurang lebih dua bulan, sejak pengumuman kuliah jarak jauh dikeluarkan oleh pihak kampus. Waktu yang cukup lama untuk menyadari bahwa gue bener-bener sendirian /boleh ketawain gue/. Di kesendirian ini, awareness gue terhadap kesehatan mental meningkat.

 To be honest, gue merasa terlalu berlebihan menganggap kondisi ini sebagai tekanan yang bisa membahayakan kesehatan mental gue. Tapi ternyata memang seperti itu kenyataanya, disebabkan oleh perubahan pola aktivitas secara drastis -dari Lia yang ngga pernah tidur siang, jadi Lia yang ngga bisa mendekteksi perbedaan malam dan siang, karena intensitas tidur yang meningkat pesat.

Singkatnya gue mulai merasa bosan yang akut. Juga dibarengi dengan rasa bersalah tehadap diri sendiri, perubahan mood secara tiba-tiba, perasaan hopeless, useless, hingga tidak bersemangat bangun pagi. 

Parahnya lagi kondisi ini juga membuat imunitas gue menurun. Gue jadi sering sakit kepala. Alih-alih menjadi solusi, media sosial justru berperan besar untuk membuat stres gue semakin parah. Wait, stres yang gue maksud disini engga semengerikan pemasungan yang terjadi pada beberapa orang ya.

Oke mari kita bahas, stres atau stressor adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau suatu perubahan. 

Stres juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran yang membuat seseorang merasa putus asa, gugup,marah atau bersemangat. Situasi tersebut akan memicu respon tubuh, baik secara fisik maupun mental. Jika kondisi ini berlansung behari-hari maka akan menyebabkan salah satu gangguan mental yaitu depresi.

Nah, kayaknya gue ada di fase ini dengan indikator sebuah ungkapan yang sering gue lontarkan yaitu: "Ah aku capek, pengen jadi buah-buahan aja".

Terlihat sederhana mungkin, tapi faktanya tidak guys. Depresi adalah salah satu gejala gangguan mental, yang terbagi menjadi tiga tahap sebagai berikut :

Tahapan pertama depresi adalah depresi ringan, saat depresi ringan gejalanya mirip dengan gejala stress sehingga seringkali tidak kita sadari. Gejala depresi ini banyak dialami oleh wanita. 

Ciri-cirinya: mudah marah dan emosi, perubahan nafsu makan, mudah lelah dan lemas, sulit tidur, mudah cemas, suka merenung dan murung, mudah berprasangka buruk, mudah tersinggung, tidak fokus, sering sakit kepala, suka menyendiri, sedih terus menerus, putus asa dan tertekan.

Ketika seseorang tidak bisa mengatasi depresi ringannya, dia akan mendapatkan depresi sedang. Dengan ciri-ciri:

Nyeri Dada

Orang yang mengalami depresi sedang akan terus merasakan nyeri dada kiri maupun nyeri dada kanan. Hal itu disebabkan oleh orang yang depresi akan kesulitan tidur, yang akan memberatkan kerja jantung. Akibatnya orang tesebut akan merasakan detak jantung yang tidak teratur serta nyeri dada.

Gerakan Lamban

Orang depresi tidak cekatan dalam melakukan sesuatu, terutama depresi dalam tahap sedang. Dalam tahap ini, seseorang akan kehilanan fokus, kurang konsentrasi dan dibebani oleh masalah yang dialaminya. Otot otak yang menegang juga berpengaruh terhadap gerakan syaraf yang dibawahinya sehingga pergerakan orang yang depresi cenderung lamban.

Siklus Menstruasi Berubah

Siklus menstruasi yang berubah kebanyakan disebabkan oleh suasana hati seseorang yang tidak menentu. Perubahan hormon orang yang depresi akan membuat siklus menstruasi pada wanita menjadi berubah. 

Kondisi siklus menstruasi yang berubah itu akan diperparah dengan makanan yang dilarang saat haid, salah satu dampak makanan itu bisa membuat volume darah haid menjadi banyak sehingga rentan untuk terkena pendarahan dan anemia.

Tingkat depresi yang paling parah adalah depresi berat, tidak jarang orang yang mengalami depresi berat harus dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa sebab dia sudah hilang kontrol atas dirinya sendiri. Berikut ini adalah ciri-ciri depresi berat yang harus kita waspadai :

Hilang Kesadaran

Hilang kesadaran disini bukan berarti pingsan. Yang dimaksud hilang kesadaran bagi orang yang depresi adalah dia tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. 

Semua yang dilakukannya di luar kontrol dan kendalinya. Jika dia harus mengingat apa yang habis dilakukannya dia tidak akan mengingatnya. Gejala depresi ini mirip dengan orang gejala bipolar.

Ingin Bunuh Diri dan Melukai Diri Sendiri

Ciri depresi selanjutnya, yaitu terlintas pikiran ingin bunuh diri dan tanpa sadar dia melukai dirinya sendiri. Contohnya dengan menyayat tangannya menggunakan pisau, membenturkan kepala ke tembok dan masih banyak lagi lainnya. Semua itu dilakukannya di luar kontrol dan tanpa sadar.

Dari analisis gue-yang bukan siapa-siapa ini, ungkapan "pengen jadi buah-buahan aja" itu pada akhirnya akan bemuara kesini. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa putus asa yang membuat kita jadi lelah untuk menjalankan peran sebagai manusia dengan segala tekanan yang ada.

Lah apa hubungannya? Emang kalo manusia mati bakal jadi buah-buahan? Ya tidak begitu dong. Jika depresi yang dialami tidak segera membaik, kelelahan menjalankan peran sebagai manusia ini nanti akan mencari jalannya sendiri. Yaitu kematian. Minimal jika tidak menjadi buah-buahan, setidaknya berhenti menjadi manusia yang hidup, yaitu mati.

Tetaapi tidak semua pikiran ingin bunuh diri berawal dari keinginan menjadi buah-buahan aja ya, atau tidak semua orang yang mengatakan hal tersebut berarti sedang memikirkan untuk bunuh diri, contohnya gue. Naudzubillah.

Badan Semakin Kurus dan Lumpuh

Ciri terakhir dari depresi berat adalah penurunan berat badan seacar drastis dan mengalami kelumpuhan. Hal ini berlaku bagi orang depresi yang hanya suka berbaring di atas tempat tidur sambil merenung tanpa melakukan aktivitas apapun sehingga otot-otot di badannya menjadi kaku. Akibatnya dia akan mengalami penyempitan syaraf.

Jadi stres yang gue alami atau juga mungkin kalian alami tanpa sadar itu, tidak boleh diabaikan guys. Sebenarnya kita tidak berhak untuk mudah mendiagnosa kondisi mental kita. Cara terbaik untuk mendeteksi penyakit mental yang kita alami tentu saja melalui psikolog ataupun psikiater.

Tapi apa gue melakukan hal itu? Tentu tidak dong. Gue udah yakin dengan dengan analisis penyebab ketidak beresan dalam tubuh gue sendiri. Jadi gue rasa gue udah berhasil untuk menjadi lebih baik sekarang. Jika yang kalian alami terasa sangat berat, berkonsultasi dengan yang ahli adalah pilihan tebaik.

Yang gue lakuin atau mungkin bisa kalian lakuin juga adalah dengan memaafkan diri sendiri dan berani mengakui bahwa kita tentu pernah salah. Percaya sama kemampuan diri sendiri dan berhenti menggantungkan kebahagiaan kita kepada orang lain. 

Berhenti menyalahkan diri sendiri dan berhenti membanding-bandingkan diri terhadap orang lain. Atau self-love lah gampangnya. Karena tidak semua bunga tumbuh dan mekar secara bersamaan.

Menceritakan atau curhat ke orang yang dipercaya juga merupakan bentuk ikhtiar untuk keluar dari masalah kita lho guys. Dengan becerita kita akan mendapatkan feedback atau setidaknya pelepasan beban dan merasa mendapat dukungan. Karena berjuang sendirian itu ngga enak.

Yang paling penting adalah dengan meningkatkatkan kualitas keimanan dan begantung sepenuhnya kepada Allah. Keyakianan bahwa semua yang kita alami adalah cara Allah menyayangi dan menguji kita. Hal ini akan membuat kita semakin kuat sehingga mampu menyelesaikan masalah kita dengan baik.

Udah ah gue capek nulisnya. Maaf kalau tulisan pertama gue dalam blog ini isinya curhat. Anggap aja sekalian perkenalan tentang diri gue. 

Semoga curcolan gue ini bukan berdampak menakut-nakuti kalian tapi justru membangun kepekaan kita tehadap kondisi diri sendiri dan lebih sadar tentang kesehatan mental kita. 

Selamat menjaga kewarasan sekaligus menjalankan ibadah puasa dengan maksimal. Semangat mengejar malam lailatul qodar guys.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun