Mohon tunggu...
Muhammad Haris
Muhammad Haris Mohon Tunggu... Freelancer - Sebuah Usaha Mengabadikan Pikiran

Menulis untuk mengenali diri

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kisahku KKN di Miangas, Pulau Paling Utara Negeri Ini

24 Agustus 2020   19:42 Diperbarui: 26 Agustus 2020   03:17 2388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut pantai di Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, dengan latar Tanjung Wora yang terlihat dari arah dermaga.(KOMPAS.COM/RONNY ADOLOF BUOL)

Warga Miangas menyiapkan acara perpisahan dengan antusias dan hampir semua warga ikut serta 

Malam sebelum kami pulang, dibuat acara di mana warga dan kami dikumpulkan dalam satu gedung, mendengarkan sambutan-sambutan dan ucapan terima kasih dari camat, kepala desa, dan danramil. 

Lalu, dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama. Ada begitu banyak makanan, ada lobster, kepiting, gurita, ikan, dan kue-kue yang dihidangkan malam itu. Sementara itu acara hiburan diisi oleh kami dan pemuda-pemuda miangas. Ada yang bernyanyi, ada yang menari.

Keesokan harinya kami semua bersiap pulang. Warga telah menyiapkan berbagai macam bekal untuk kami makan dalam perjalan. Saat itu, kapal yang akan kami tumpangi tidak bisa sandar di dermaga karena gelombang laut yang tinggi. 

Kapal itu akhirnya berpindah mencari tempat yang agak teduh. Kami harus menggunakan sekoci untuk menuju kapal, diantar oleh anggota TNI dan pemuda Miangas.

Ibu-ibu dan adik-adik di sana melepas kami pergi dari pinggir pantai sambil menangis. Sungguh pemandangan yang menyedihkan.

Di sekoci yang saya tumpangi, sebelum sampai kapal yang kami tuju, seorang Babinsa yang mengantar kami berkata, "jangan lupakan kami. Sampaikan pada orang di luar sana, beginilah di Miangas, apalagi saat ombak besar. Semoga kalian juga semua sukses."

Mendengar itu, teman-teman saya merespons dengan ucapan "iya pak, aamiin pak." Saya hanya terdiam dan membantin dalam hati: "siap pak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun