Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Kebiasaan Orang Tua Produktif di Bulan Ramadan

29 Maret 2024   01:04 Diperbarui: 30 Maret 2024   02:20 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang Ibu sedang membaca (Sumber: pixelshot via genmuslim.id)

Menjaga awal Ramadan akan sangat menentukan bagaimana kita mengakhiri Ramadan. Bagaimana cara orang tua mengusahakan ibadah "versi" terbaiknya selama Ramadan. Bagaimana cara orang tua bisa menjadi teladan untuk anak-anaknya yang sedang belajar berpuasa.

Melalui kebiasaan-kebiasaan positif dan produktif dapat menunjang perilaku orang tua dalam mengisi hari-hari dengan amal ibadah atau kebaikan di bulan Ramadan.

Sikap produktif dalam tulisan ini mengacu pada sebuah cara seseorang untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan sedikit waktu dan sedikit usaha. Ketika orang tua mencoba ingin produktif, itu artinya mereka mencoba untuk mencapai tujuan dan bisa meluangkan waktu untuk hal-hal penting.

Bagaimana cara orang tua menjadi pribadi produktif tanpa rasa malas dan menjadi teladan bagi anak-anaknya. Jangan sampai masih enggan melakukan perubahan-perubahan kecil mulai dari diri sendiri. Menjaga semangat ibadah di tengah kesibukan mendidik anak dan pekerjaan.

Oleh sebab itu, sudah waktunya para orang tua untuk menata kembali niat untuk fokus beribadah di bulan yang penuh berkah ini.

Adapun berikut ini penulis sampaikan beberapa kebiasaan orang tua produktif yang bisa diterapkan selama bulan Ramadan, antara lain :

1. Membuat goal harian.

Goal berkaitan dengan target, tujuan atau capaian yang diinginkan orang tua setiap hari selama bulan Ramadan. Ada banyak sekali contohnya seperti membiasakan tidak tidur setelah sholat subuh, meluangkan waktu untuk berolah raga ringan, rutin tadarus Al-Qur'an, menyajikan menu makanan sehat, dan sebagainya.

Misalnya orang tua memiliki target khatam Al-Qur'an 30 juz minimal satu kali selama Ramadan. Target tersebut dapat ditempuh melalui berbagai cara contohnya menargetkan satu hari bisa tadarus Al-Qur'an sebanyak 1 juz atau dua lembar setelah sholat wajib maupun sunnah dengan pembagian waktu sesuai situasi dan kondisi masing-masing.

Adapun target lain misalnya mengurangi makan gorengan selama Ramadan mengingat dunia pertakjilan teramat lekat dengan makanan yang satu ini. Dengan demikian sebagai alternatif demi menjaga kesehatan bisa menggantinya dengan camilan buah-buahan dan umbi-umbian misalnya semangka, pisang, ubi rebus, kolak singkong, dan masih banyak lagi.

Melalui goal tersebut, orang tua selanjutnya bisa mengevaluasi serta instrospeksi diri perihal kegiatan mana yang terlewatkan dan yang sesuai dengan target.

2. Tidak makan berlebihan.

Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk perihal makan. Yang sebagian orang tidak sadari saat menyambut waktu berbuka dengan hidangan meriah hingga kebingungan makanan atau minuman mana yang pertama akan "dihampiri". Hal demikian memicu keinginan untuk mengonsumsi makanan atau minuman tersebut dalam jumlah yang banyak sehingga terjadilah kekenyangan.

Oleh sebab itu, tanpa melupakan esensi dari berpuasa yakni bukan sebatas menahan lapar dan nafsu tetapi juga menahan diri untuk tidak makan berlebihan di waktu sahur dan berbuka. Salah satu dampaknya adalah kekenyangan hingga memungkinkan menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan dan pada akhirnya serangkaian ibadah selanjutnya jadi terhambat.

Dengan demikian, agar ibadah terasa lebih ringan maka perhatikan ritme dalam mengonsumsi makanan yang terkontrol dengan baik. Hal ini juga tidak terlepas dari membentuk sebuah prinsip kesederhanaan dalam kehidupan keluarga tanpa melupakan asupan nutrisi makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh tubuh.

3. Tilawah sekeluarga.

Tilawah merupakan membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Kegiatan tilawah sekeluarga memberikan banyak manfaat diantaranya Insya Allah mendatangkan pahala, menjadi keluarga yang ahli Al-Qur'an, rumah diberkahi Allah, senantiasa dalam lindungan Allah, dan lain-lain.

Pada kegiatan ini orang tua dapat belajar sekaligus menjadi tutor atau pembimbing anak-anaknya untuk membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid.

4. Jalan kaki setelah sahur.

Kalimat tersebut dimaksudkan menuju masjid untuk menunaikan jamaah sholat subuh misalnya seorang ayah bersama anak laki-lakinya. Maka, waktu sahur bisa disiasati mendekati waktu subuh dengan catatan semua hidangan sahur sudah dipersiapkan sebelumnya.

Ayah merupakan teladan utama bagi anak khususnya jika memiliki anak laki-laki. Seorang istri (ibu dari anak-anak) juga jangan pernah menyerah mengingatkan suami untuk sholat ke masjid. Berumah tangga itu ibadah terpanjang, maka sepanjang itulah terus ikhtiar saling mengingatkan.

5. Belajar sirah sekeluarga.

Mengisi waktu Ramadan dengan menuntut ilmu adalah sebuah kemuliaan. Menuntut ilmu bisa melalui membaca buku untuk mempertajam daya pikir dan menambah wawasan ilmu pengetahuan.

Salah satu anjuran buku bancaan untuk orang tua di bulan Ramadan adalah tentang sirah nabi. Sirah Nabi atau Sirah Nabawiyah membahas kisah perjalanan kehidupan Rasulullah SAW. Dari kitab-kitab sirah, kita dapat membaca sejarah Nabi Muhammad SAW dalam alur yang mengalir dan teratur (sistematis).

Adapun salah satu contohnya membaca Sirah Nabi Muhammad SAW dalam sorotan Al-Qur'an dan Hadis-hadis shahih karya M. Quraish Shihab. Dalam buku ini membahas kondisi umum masyarakat menjelang kelahiran Muhammad SAW, pohon keluarga, masa kelahiran hingga kenabian, periode Makkah, proses hijrah, periode Madinah, hingga profil Nabi Muhammad SAW.

Dengan demikian, sangat penting kiranya kita mempelajari sirah untuk mempertajam pengenalan pada sejarah Nabi Muhammad SAW berkaitan dengan kehidupan, kepribadian, perjuangan, serta teladan.

Buku sirah Nabi Muhammad karya M. Quraish Shihab (Dokumentasi pribadi)
Buku sirah Nabi Muhammad karya M. Quraish Shihab (Dokumentasi pribadi)

6. Mengurangi screen time.

Screen time atau waktu layar adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan perangkat berlayar seperti hp, komputer, televisi, dan lain-lain. Pemahaman yang berkembang pada masa kini, screen time merupakan aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan media sosial.

Sehingga bagaimana cara orang tua membagi waktunya agar efektif dan efisien selama bulan Ramadan. Menggunakan media screen time secara bijak dan mengatur ritme agar waktu seharian tidak terbuang sia-sia.

Jikalau kepentingan pekerjaan telah terselesaikan, maka di waktu luang bisa dialihkan pada pekerjaan domestik atau pekerjaan yang berkaitan dengan aktivitas rumah tangga yang bisa dikerjakan oleh seluruh anggota keluarga. Misalnya membuang sampah keluar, menyikat kamar mandi, mengganti sprai kasur, membersihkan jendela, mencuci karpet, selimut, dan tirai jendela, dan sebagainya.

Setiap lelahnya orang tua, misal pada contoh lainnya seperti menyapu rumah, membereskan mainan, mengelap meja dapur, memandikan anak, itu bukan aktivitas sia-sia, melainkan aktivitas bernilai ibadah. Karena Allah itu mencintai kebersihan.

7. Zikir lebih sering dari biasanya.

Jika berzikir biasa kita lakukan setelah sholat, maka pada momentum bulan Ramadan ini (atau bahkan berlanjut pada bulan-bulan lainnya) sebaiknya semakin kita perbanyak misalnya berzikir di awal pagi dan sore hari.

Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya menyampaikan bahwa seorang muslim dianjurkan untuk bangun sebelum subuh (di waktu sahur) dan beristighfar (memohon ampunan kepada Allah) menjelang subuh. Berdoa kepada Allah agar diberikan kehidupan yang berkah, harta yang stabil, dan anak-anak yang sehat. Sebagaimana janji Allah dalam surah Nuh ayat 10-12, artinya : maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu."

Dalam surah ini pun memperkuat kedudukan istighfar yang memiliki keutamaan untuk membuka pintu rezeki seseorang.

8. Memperbanyak sedekah.

Di bulan yang penuh berkah ini amalan yang sangat dianjurkan adalah sedekah. Oleh sebab itu, orang tua dapat memaksimalkan sedekah dengan melalui berbagai cara seperti menyediakan makanan dan minuman untuk orang berbuka atau sahur, infak saat sholat tarawih di masjid, memberi bantuan keuangan kepada yang membutuhkan, dan sebagainya.

Sedekah yang diberikan pada bulan Ramadan akan mendapatkan pahala yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sedekah yang diberikan pada bulan-bulan lainnya. Karena di bulan Ramadan, pahala dari setiap amal baik dilipatgandakan oleh Allah SWT.

9. Tuma'ninah dalam sholat.

Al-Qur'an memberikan tempat utama kepada ibadah sholat. Sholat sebagai medium hubungan manusia dengan Allah SWT sebaiknya dilaksanakan dengan tepat waktu dan fokus.

Dikutip dari sebuah buku berjudul "Buat Apa Shalat?!" karya Haidar Bagir, definisi Thuma'ninah adalah ketenangan dalam melakukan semua bacaan dan gerakan sholat, sedemikian sehingga kesemuanya itu dapat dilakukan satu demi satu (one at a time), tidak terburu-buru, sambil memberi waktu cukup untuk pelaksanaan secara sempurna semua rukun sholat, agar kekhusyukan sholat dapat terpelihara.

Tuma'ninah bisa dilakukan melalui upaya konsentrasi yang lebih mendalam, pikiran tidak terpecah-pecah, serta perasaan memiliki kendali penuh (dalam melaksanakan sholat).

***

Demikianlah kebiasaan orang tua produktif dalam mengisi hari-hari di bulan suci Ramadan. Tidak menyia-nyiakan waktu di bulan Ramadan, melainkan mengisinya dengan amal kebaikan. Semoga dapat menginspirasi para orang tua untuk menjalankan kebiasaan-kebiasaan tersebut disertai dengan niat dan kemantapan hati untuk mendapat ridha Allah SWT. Amin.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun