Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Dear Pebisnis Online, Perhatikan 3 Hal Ini dalam Merespon Pembeli

16 Juni 2020   18:46 Diperbarui: 18 Juni 2020   11:01 1739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pun melanjutkan obrolan di chat, kembali mengkonfirmasi bahwa tidak ada yang perlu diganti. Yang saya tanyakan adalah mengapa jumlah produk yang dikirim tidak sesuai dengan yang saya pesan. Lagi-lagi, si penjual berdalih tanpa menuliskan kata maaf. Kali ini ia menuliskan bahwa pesanannya sangat banyak dan wajar jika ada kesalahan.

Lah, bukan urusan saya soal berapa banyak pesanan yang sedang ia kerjakan. Bukannya memang sebagai penjual justru bersyukur karena mendapat banyak orderan? Seharusnya, sebagai penjual yang profesional, semakin punya nama besar, bisnis harus dikelola makin profesional. 

Lagian apa susahnya untuk menuliskan kata "maaf" dan mengakui telah melakukan kesalahan. Toh kalau ada kesadaran dan pengakuan demikian, justru akan membuat suasana adem. Pembeli yang sempat kecewa karena telah menanti-nantikan kedatangan produk pun pasti memaklumi dan kembali bersedia menunggu pengiriman produk susulan.

Akhirnya, karena setelah bolak balik berbalas obrolan, saya pun makin kesal dan menuliskan "Anda tidak bisa meminta maaf ya?" Kali ini si penjual akhirnya menuliskan permintaan maaf, namun tetap didahului dengan pembelaan diri ini itu, dan malah mengganti kata sapaan dari "kakak" menjadi "anda". Benar-benar bikin kesal.

Di akhir pembicaraan kami melalui obrolan chat itu, akhirnya si penjual pun akan segera mengirimkan kekurangan item pesanan saya.

Sebenarnya, kejadian ini bukan yang pertama saya dan istri alami. Dua minggu sebelumnya, istri saya juga memesan 1 paket, dan setelah ditunggu lebih dari 2 minggu paket juga tak kunjung datang. Namun, penjual itu sangat kooperatif menanggapi komplain kami. Ia segera meminta maaf, dan menindaklanjuti kesalahan pengiriman yang dilakukan.

Dari kejadian ini, saya jadi berpikir, bagaimana seharusnya sikap penjual online menanggapi komplain dari pembelinya. Apakah karena tidak bertatap muka langsung, lantas bebas merespon dengan sesukanya sampai tidak lagi menghargai pembeli sebagai raja?

Bagi para pembaca yang kebetulan punya bisnis online, saya sarankan untuk menjaga sikap yang baik ketika menanggapi komplain dari pembeli. Akan sangat sayang sekali, bisnis yang telah dirintis dari nol, namun berimbas negatif hanya karena persoalan keliru dalam berespon.

Berikut beberapa hal yang mungkin bisa jadi perhatian bagi para pebisnis atau penjual online.

Pertama, usahakan selalu bersikap ramah kepada pembeli.

Berdagang secara online pada prinsipnya sama saja dengan berjualan secara offline di toko biasa. Tidak akan ada pembeli yang mau datang ke toko yang penjualnya menunjukkan sikap tidak ramah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun