Pandangan ini memang sudah cukup mendarah daging. Dan, bisa saja menjadi rasa insecure bagi mereka yang kebetulan bekerja dengan tidak berseragam. Freelance, berdagang di pasar, atau pun pekerjaan lain yang sebenarnya tidak kalah asyiknya.
Meski demikian, melihat kejadian yang terjadi di Twitter kemarin, rasanya sudah banyak masyarakat kita, terutama generasi muda yang tidak lagi memiliki patokan terhadap profesi yang dianggap sebagai kasta tinggi tersebut.
Beberapa diantara mereka malah bangga atas apa yang mereka kerjakan saat ini. Asal halal, baik, dan tentunya berguna bagi masyarakat itu tak mengapa.Â
Banyak juga diantara mereka yang mengatakan bahwa pekerjaan dan profesi tidak dibawa mati. Justru, tanggung jawab kita dan apa yang telah kita lakukan terhadap pekerjaan tersebut lah yang akan ditanyai di alam kubur nanti.
Stereotip yang semakin tebal dengan media sosial
Apa yang dilakukan oknum polisi tersebut sebenarnya tidaklah terlalu mengagetkan. Beberapa tahun terakhir, banyak muncul akun "hits" yang mengunggah ulang foto berbagai macam profesi berseragam. Polisi, tentara, dan PNS adalah beberapa diantaranya.Â
Tentu, content writer tidak ada di dalamnya. Entah siapa yang memilikinya, kebetulan di beranda Instagram saya muncul demikian. Kalau tidak salah, ini mulai marak sejak video viral Norman Kamaru, polisi yang menari India viral beberapa tahun lalu dan semakin marak sejak penggunaan Instagram yang luas.
Alhasil, akun-akun tersebut semakin banyak dan juga mempromosikan para profesi berseragam yang akan diikuti oleh banyak orang terutama wanita.
Secara tidak langsung, akun tersebut juga mempropagandakan bahwa profesi berseragam lebih baik dibandingkan profesi lain. Foto yang begitu sempurna dengan seragam gagah yang dikenakan menjadi standar acuannya.
Fenomena ini semakin menarik tatkala para pengemban profesi tersebut kini banyak disandang oleh kaum milenial yang butuh sekali eksistensi.
Di usia yang masih sangat muda, saat banyak anak seusianya masih berdarah-darah dengan revisi skripsi yang tak kunjung usai, siapa sih yang tidak bangga dan bahagia atas pencapaian berseragamnya. Meski demikian, jika dilakukan dengan hal wajar tak akan menjadi masalah.