Mohon tunggu...
Ida S
Ida S Mohon Tunggu... Administrasi - Joyful

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC_VcRcUxjRCthjILM9AmNAA/ my blog: https://agrace2011.blogspot.com/ https://mywishes09.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jangan Remehkan Worklife Balance kalau Tak Ingin seperti Jepang

28 Januari 2021   19:24 Diperbarui: 29 Januari 2021   04:03 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Business photo created by yanalya - freepik.com

Jika tidak sanggup menurut saya jangan katakan bersedia karena yang akan menderita kita sendiri. Tapi terkadang karena sulit mencari pekerjaan dengan mudahnya kita katakan bersedia.

Indonesia memang dibandingkan negara lain terkesan lebih santai bahkan ada stigma "malas". Jadi banyak perusahaan yang mulai mencontoh negara luar seperti Jepang dalam etos kerja.

Ada perusahaan yang mempunyai hak cuti untuk karyawan tapi ketika karyawan tersebut meminta cuti, tidak akan diberikan kalau tidak alasan yang tepat, dan karyawan yang tidak pernah cuti dianggap karyawan teladan. Perusahaan yang memberlakukan jam kerja jauh lebih banyak dari ketentuan Depnaker ini biasanya mencontoh jam kerja Jepang atau Korea.

Perusahaan yang setiap akhir bulan selalu lembur sampai pukul 12 malam. Sedangkan pada hari kerja biasa, kalau lagi banyak pekerjaan, bisa pulang malam.

Saya pernah bekerja di perusahaan yang hari kerja biasa terkadang pulang malam karena banyak pekerjaan, dan kerja full dari Senin hingga Sabtu. Akhir bulan pun bisa pulang jam 11 sampai 12 malam karena diharuskan lembur. Maka sulit bagi saya untuk menjaga worklife balance karena di hari libur, bawaannya capek setelah beribadah ke gereja saya memilih beristirahat di rumah.

Hari seolah-olah hanya untuk bekerja--yang juga dirasakan banyak orang. Seperti istilah populer, "pergi pagi pulang petang penghasilan pas-pasan."

Orang-orang yang memiliki pekerjaan dinamis, gaji besar, dan jenjang karir mungkin tidak bermasalah bekerja sampai larut malam dan bekerja di hari libur jika dibutuhkan.

Bahkan para anak muda yang banyak terinspirasi drama Korea dalam dunia kerja justru terinpirasi bisa bekerja seperti di drama Korea yang terkesan begitu profesional dan mencintai pekerjaannya sehingga untuk menyelesaikan pekerjaan bisa begadang di kantor karena bekerja.

Tapi, buat yang terinpirasi perlu diingat kerja lembur di drama Korea tidak seindah kenyataan!

Walaupun mungkin orang muda merasa dirinya sehat dan tidak bermasalah dalam kesehatan tapi yakinlah kalau kerja di forsir atau hidup cuma untuk kerja, lama kelamaan kesehatanmu menurun. Bahkan bukan hanya kesehatan fisik, tapi kesehatan mental juga bisa terganggu. Maka, pentingnya mencari worklife balance agar di Indonesia tidak terjadi karoshi atau kematian akibat terlalu banyak bekerja seperti di Jepang.

Seperti yang diketahui Jepang merupakan negara yang mempunyai etos kerja yang tinggi dan memiliki loyalitas tinggi terhadap perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun