Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Beduk Kuno di Kerinci, Suaranya Bukanlah Penanda Waktu Salat dan Berbuka Puasa

8 Mei 2020   11:49 Diperbarui: 25 Mei 2022   22:29 2421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabuh Aga dusun Kemantan Darat (Sumber: BPCB Jambi)

Tabuh Larangan Dusun Pondok Tinggi
Tabuh larangan Dusun Pondok Tinggi memiliki ukuran panjang 7 meter dan diameter bidang pukul 1,15 m. Rangka tabuh terbuat dari kayu dan diberi cat berwarna hijau tua. Pada bagian ujung belakang diberi motif ukiran teratai dan suluran.

Semulanya, tabuh ini ditempatkan di tengah-tengah permukiman. Namun kemudian dipindahkan ke sisi sebelah kanan Masjid Agung Pondok Tinggi. Tabuh ini merupakan milik empat luhah (suku/klan) yang mendiami Dusun Pondok Tinggi.

Tabuh Larangan dusun Pondok Tinggi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Tabuh Larangan dusun Pondok Tinggi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Tabuh Aga, Dusun Kemantan Darat
Tabuh Aga memiliki ukuran panjang 5,63 meter dan diameter bidang pukul 1,10 meter. Rangka tabuh terbuat dari kayu Mambaouk diberi cat berwarna coklat tua. 

Pada bagian ujung belakang terdapat ukiran tumpal atau pucuk rebung yang mengelilingi rangka. Menurut penuturan Bapak Mulyadi, Tabuh Aga telah berusia sekitar 150 tahun.

Ia dibuat secara gotong royong oleh masyarakat Kemantan. Masyarakat kala itu, membawa batang kayu dari bukit di sisi Timur dusun yang bernama Bukit Talang Banio.

Tabuh tersebut milik dari tiga luhah (suku/klan) yang menghuni Dusun Kemantan yaitu Luhah Dipati Rajo Mudo, Luhah Dipati Mudo dan Luhah Dipati Suko Bajo.

Tabuh Aga Kondisi sekarang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Tabuh Aga Kondisi sekarang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tabuh Sigegar Bumi Dusun Siulak Panjang
Tabuh Sigegar Bumi memiliki ukuran panjang 6,14 meter dan diameter bidang pukul 0,86 meter. Rangka tabuh terbuat dari Kayu Banio dan diberi cat warna merah-hitam. 

Pada bagian ujung belakang diberi ukiran bermotif keluk paku dan tali rantai. Menurut penuturan masyarakat, tabuh ini dibuat pada tahun 1901 secara bergotong royong oleh masyarakat Dusun Siulak Panjang untuk menggantikan tabuh lama yang telah rusak. 

Masyarakat menarik kayu balok raksasa dari sebuah tempat bernama Bahung Tabuh yang berlokasi di desa Pasar Senen-Siulak sekarang. Tabuh ini merupakan milik tiga kelebu (suku/klan) Luhah Dipati Mangku Bumi yang menghuni dusun Siulak Panjang. 

Tabuh ini juga menjadi tanda kebesaran dari Luhah Dipati Mangku Bumi. Secara khusus, tabuh ini dibunyikan sebagai penanda perang bila ada tanah ulayat adat yang "digunting" atau dirampas oleh wilayah adat lain.

Tabuh Sigegar Bumi dusun Siulak Panjang, Siulak (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Tabuh Sigegar Bumi dusun Siulak Panjang, Siulak (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Sebenarnya, masih banyak lagi tabuh-tabuh larangan berukuran sedang hingga kecil di seantero Kerinci. Seperti Tabuh Sigento Alang Luhah Datuk Singarapi Putih-Sungai Penuh, tabuh larangan dusun Tanjung Batu, tabuh larangan Mendapo Rawang dan lainnya. Akan tetapi karena ketiadaan data, tabuh-tabuh tersebut tidak dapat diuraikan kondisinya secara rinci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun