Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Misteri Bidang Tanah Berbentuk Kuda

23 Juni 2020   18:32 Diperbarui: 30 Juni 2020   13:35 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bidang tanah berbentuk kuda di tepi sungai Ussu yang terlihat pada gambar di atas, saya temukan setelah menerjemahkan nama Simpurusiang (raja ketiga Luwu) dengan metode yang sama saya gunakan dalam melacak tempat berlabuhnya bahtera Nabi Nuh, yaitu meninjau nama gunung "judi" dalam aksara Cina (silakan baca di sini: Ini Jawaban Misteri Bahtera Nabi Nuh).

Hasilnya seperti dibawah ini....

(dokpri)
(dokpri)

Dari hasil penerjemahan tersebut (bidang - kuda - tepi sungai - susu - mati - secara rahasia), secara intuitif saya menafsirkan maknanya menjadi: "bidang tanah berbentuk kuda di tepi sungai ussu, kematian (kuburan) yang dirahasiakan".

Dari pesan yang diurai dari penerjemahan nama Datu Simpurusiang ini, hal yang dapat ditarik adalah bahwa kemungkinan bidang tanah tersebut merupakan makam dari Datu Simpurusiang. 

Namun karena dalam kepercayaan orang di Luwu bahwa Simpurusiang tidak mati tapi "mallajang" atau moksa dalam pemahaman tradisi Jawa.

Maka bisa juga ada kemungkinan bahwa lokasi tersebut adalah tempat dikuburkannya benda-benda yang terkait dengan beliau semasa hidup.

Apapun itu, hal penting yang mesti dipahami terkait fenomena ini adalah, bahwa orang-orang besar di zama dahulu biasanya memang menyimpan makna tersembunyi di balik namanya.

Sebelum saya merilis hipotesis ini, tak seorang pun masyarakat lokal yang menyadari Keberadaan bidang tanah yang berbentuk kuda ini.

Hal ini terutama disebabkan oleh karena bidang tanah berbentuk kuda ini cukup luas. Yang jika diukur menggunakan Google earth, dari ujung kepala sampai ujung pantat kuda berjarak 1,6 km, sementara dari punggung hingga ujung kaki mencapai hampir 1 km. 

Jadi, kita memang butuh berada di atas ketinggian beberapa ratus meter dari permukaan tanah untuk dapat melihat secara jelas bidang tanah yang berbentuk kuda tersebut.

Dan oleh karena kawasan ini memang luas, mencapai beberapa ratus Hektar, tentu saja butuh waktu dan biaya besar untuk menelusuri bagian per bagian kawasan tersebut.

Tapi jangan khawatir. Karena sesungguhnya saya punya metode untuk dapat menentukan di mana letak spesifik yang mesti diprioritaskan.

Metode tersebut saya simpulkan dari hasil memahami alur alam berpikir orang-orang di masa kuno, terutama tentang bagaimana mereka kerap menggunakan metafora sebagai teknik menyimpan pesan-pesan sakral.

Berikut ini penjelasannya...

Anda tentunya tahu kata 'MATI' bukan? ya, ini bentuk sinonim dari kata meninggal.

Dengan penerjemahan menggunakan aksara Hanzi, ma bermakna "kuda", sementara ti bermakna "kuku", jadi "mati" menurut aksara hanzi bisa bermakna "kuku kuda".

dokpri
dokpri

Di sisi lain, kuku kuda atau tapal kuda kita ketahui sama bentuknya dengan huruf omega dalam aksara Yunani. 

(sumber: wikipedia.org)
(sumber: wikipedia.org)

Dengan mencermati fakta Omega adalah huruf terakhir dalam aksara Yunani, maka, kita dapat menyusun pemahaman bahwa kata "mati" secara filosofis dapat bermakna: "saat dimana kita tiba pada huruf terakhir pencatatan sejarah hidup kita."

Dari pemahaman di atas ini, dapat kita simpulkan bahwa jika bidang tanah berbentuk kuda tersebut adalah "lokasi tempat sesuatu dikuburkan".

Maka, besar kemungkinan, bagian kuku dari bidang berbentuk kuda tersebut adalah spot yang paling penting untuk dieskavasi.

Demikianlah, saya mengungkap ini secara terbuka ke publik dengan harapan bahwa semoga hipotesis saya ini terbukti benar.

Sehingga apa yang tersimpan di sana dapat menjadi angin segar yang menghibur bagi kita semua di negara ini yang tengah lelah diterpa berbagai problema hidup.

dokpri
dokpri

Sekian apa yang wajib saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Salam.

Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, 23 Juni 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun