Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Wayang Pagi | Lesmana, Pangeran yang Diragukan

17 Maret 2018   05:32 Diperbarui: 17 Maret 2018   07:38 1632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: AlbumWayangIndonesia-Blogspot

Syarat sudah disepakati. Bathari Durga pun memenuhi janjinya. Jemari tangannya yang besar-besar semirip buah pisang segera mengusap wajah bayi mungil yang tertidur pulas di pangkuan Banowati. Seketika bayi yang semula berwajah tampan itu malih rupa menjadi amat mirip Prabu Duryodana. Tubuhnya montok, kekar dan berbulu. Sekitar wajahnya juga ditumbuhi kumis dan jambang.

Banowati pun menarik napas lega.

***

Sebagai ayah baru, Prabu Duryodana amat bangga dan gembira ketika melihat bayi dalam gendongan Banowati. Berulang kali raja Hastinapura itu berdecak kagum. Ia seperti melihat kloningan dirinya sendiri pada diri putra pertamanya itu.

"Kuberi nama ia Lesmana Mandrakumara. Bocah ini kelak akan menggantikan diriku, Diajeng. Ia akan tumbuh gagah perkasa sepertiku. Ia akan menjadi ahli perang handal yang sangat ditakuti lawan dan disegani kawan," Prabu Duryodana bertutur girang. Banowati menanggapi kata-kata suaminya dengan seulas senyum.

Tahun terus bergulir. Bayi Lesmana Mandrakumara pun tumbuh selayak bayi-bayi yang lain. 

Tapi ada yang janggal dari tumbuh kembang bocah yang digadang-gadang kelak akan menjadi putra mahkota kerajaan Hastinapura itu. Lesmana Mandrakumara ternyata tumbuh menjadi bocah penakut. Bersuara cempreng. Gerak geriknya lamban dan cenderung kemayu.

Tentu saja hal itu menjadikan Prabu Duryodana kecewa sekaligus mulai menaruh curiga.

"Dinda Dewi Banowati. Mengapa putramu tidak gagah dan perkasa sepertiku? Ia cenderung lembut. Mengingatkanku pada sepupu kita. Penengah Pandawa."

"Maksud Kangmas? Ia lebih mirip Arjuna, begitu?" Banowati memicingkan sebelah matanya. Prabu Duryodana mengangguk.

"Tidak Kangmas Prabu. Tidak! Arjuna itu lelaki tulen. Aku sudah berkali merasakan kehebatannya di tempat tidur!" ups! Banowati. Tanpa sadar ia   keprucut  bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun