Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Widi Utami, Blogger dan Kompasianer Tuna Rungu Asal Salatiga

8 November 2018   16:43 Diperbarui: 8 November 2018   20:32 1727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Widi Utami, perempuan tangguh yang pantang mengeluh (foto: dok pri)

Sebelum memulai sekolah, ia seperti siswa lainnya juga terkena kewajiban membayar uang sumbangan pengembangan institusi (SPI) atau lazim disebut uang gedung. Besarnya mencapai Rp 3,7 juta, bukan duit yang sedikit bagi orang tua Widi.

"Kami mengajukan permohonan keringanan, akhirnya hanya terkena Rp 2,5 juta," ungkap Waluyo.

Di bangku SMA inilah Widi mulai menemui kesulitan, bahasa Inggris yang menjadi momok sejak SMP, semakin berat. Pasalnya, untuk kelas X (kelas 1 SMA), terdapat ujian listening mau pun speaking, padahal, Widi tak mampu mengucapkan huruf M secara secara baik.

"Saya sempat meminta dispensasi agar dibebaskan dari pelajaran praktek bahasa Inggris, namun, tidak dikabulkan," tutur Widi.

Karena tak terealisasi, maka makin lengkap perjuangan Widi. Tertatih-tatih ia berupaya keras mengikuti aturan yang ada.

Tentunya hal ini membuat ayahnya Sukamto mau pun ibunya Siti Rumzah merasa perihatin, mereka pun membelikan ADB. Sayang, perangkat elektronik itu tidak banyak membantu.

"Akhirnya, ya, tak saya pakai," tuturnya.

Kendati mata pelajaran bahasa Inggris, khususnya pada listening mau pun speaking Widi jelas terbata- bata, akhinya di tahun 2010 ia berhasil lulus dengan nilai yang lumayan.

Bahkan, di bahasa Inggris dirinya mendapatkan nilai 7,6. Melalui berbagai pertimbangan, akhirnya Widi meneruskan pendidikannya di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Kota Salatiga.

"Saya memilih fakultas Tarbiyah karena ingin mengabdikan diri sebagai seorang pendidik," ungkapnya.

Menulis Buku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun