Kendi itu akhirnya dikubur. Meski ukurannya kecil, namun lubang yang digali papa lumayan dalam. Diletakkan di empat sudut rumah, dan saya melihat proses itu semua.
Tentu, kejadian ini sudah lama. Saat aku umur 8 tahun, atau 15 tahun yang lalu. Namun bekas semen untuk menutup kendi-kendi tersebut di pojok rumah hingga kini masih ada.
Entah apa pun isinya, saya lupa betul. Yang saya lihat ada kain putih yang membungkusnya, ditutup dalam kendi, dan terkubur...
Kata Mama, Dia Sudah Tidak Bisa Masuk Rumah Lagi.
Bagai anak kecil polos, saya hanya mengiyakan. Kemudian kembali bermain dengan teman-teman.
Meski kata orang, bahwa makhluk halus nampak menakutkan. Saya tidak mengiyakan begitu saja. Karena seumur hidup, saya belum melihatnya.
Mungkin saja film horor dan ilustrasi-ilustrasi yang beredar selama ini tidak benar, dengan maksud untuk menakut-nakuti kita.
Back to My Childhood
Hanya karena saya belum melihat wujud atau ditampakkan secara utuh oleh makhluk halus, bukan berarti saya tidak punya pengalaman dengan mistis.
Kendi yang ditanam di dalam rumah, adalah untuk melindungi saya.
Entah ini boleh dipercaya atau tidak. Saya pun bahkan meragukannya. Kalau melindungi saya dari makhluk gaib di dalam rumah saja, bukankah "dia" bisa menunggunya di luar?
Namun kini saya bisa memahami, bahwa dengan cara tersebut mungkin bisa mengurangi kekhawatiran orangtua, agar saya bisa sehat selalu dan terlepas dari gangguan.
Siapa yang tidak merasa aneh dan takut, bahwa ada sosok yang tidak kasat mata menjaga anak puteranya?
Tentu saja, ada hal beruntun yang menyebabkan orangtua saya mau menerima kendi dari "seseorang yang bisa melihat".
Saat saya menempuh sekolah dasar, saya langganan demam yang aneh. Hampir setiap bulan saya sakit. Tiba-tiba begitu saja. Meski begitu, tidak ada kecurigaan. Saya selalu dibawa ke dokter, diberi obat, dan sembuh. Terkadang diselingi dengan masuk angin dan penyakit maag.
Biasa saja sebenarnya, seperti anak kecil yang sedang sakit.
Seiring dengan kakak yang tumbuh menjadi remaja, maka kamar rumah juga bertambah. Saya akhirnya memiliki kamar sendiri. Di lantai atas, dengan atap yang sangat tinggi. Terkesan luas, namun agak menyeramkan.
Selain itu, saya selalu bermimpi yang tidak biasa. Seperti boneka yang dipajang di rumah bisa berbicara dan mengajak saya bermain. Pernah pada suatu mimpi, boneka tersebut memberi nasihat kebajikan, seakan-akan boneka tersebut adalah orang yang sudah tua.
Di saat saya tidur dan tidak sadarkan diri, Mama saya bercerita, bahwa saya mengigau dengan bernyanyi aneh dan bahasa yang tidak bisa dimengerti.
Demam yang saya rasakan saat itu berlangsung berhari-hari. Tentu saja, mengigau seperti itu tidak hanya sekali.
Melihat kejadian ini, tetangga menyarankan untuk membawa saya ke rumah seorang ustaz. Seorang Ustaz yang bisa melihat dan berbicara dengan makhluk halus (Dia adalah Ustaz agama, bukan paranormal).
Bersama mama, saya ke sana. Pak ustaz pun memegang saya dan termenung sejenak. Agak lama sebenarnya, sampai saya merasa takut.
"Anak ibu ada yang jagain di kamar, sudah tua, katanya sayang"
Kata pak ustaz, dia berbicara begitu di depan saya langsung.
"Tenang aja, dia sayang kok, tapi rasa sayang makhluk halus dengan manusia berbeda. Makanya kamu sering sakit"
Saya tidak ingat motif apa "orang tua" ini mau menjaga saya. Atau sejak kapan ini terjadi. Apakah ada hubungan keluarga nenek moyang?
Semenjak itu kamar saya kosongkan. Orangtua pun tidak memaksa saya untuk tidur sendiri.
Tidak sekali kami mengunjungi pak ustaz, karena dia butuh berkomunikasi dengan makhluk gaib yang bersama saya.
Beberapa kali bertemu saya selalu diingatkan bahwa "Orang tua" itu baik. Pak ustaz bahkan dititipkan pesan untuk disampaikan kepada saya, agar saya tumbuh menjadi orang baik.
Namun, bagaikan kodrat, hubungan manusia dengan makhluk halus tidak boleh terjalin. Pasti ada hal tertentu yang ingin mereka ambil dari manusia.
Makhluk halus "orang tua" itu dikabarkan sudah pindah dan pergi, entah perbincangan apa yang terjadi antara pak ustaz dengannya, pak ustaz hanya memberi tahu: "Kalau kamu sayang dengan dia, jangan berada di sampingnya, karena dia bisa sakit".
Makhluk halus itu pada akhirnya rela melepas saya.
Selama itu, saya menjalani hidup seperti biasa. Dan benar atau tidak, saya sudah jarang sakit-sakitan. Tapi entah bagaimana ceritanya, Orang tua saya menjadi kenal dengan beberapa Ustaz lain.
Cerita horor di rumah tidak begitu saja hilang, selang beberapa tahun saya mendengar bahwa rumah sedang dikelilingi makhluk halus. Beberapa adalah kiriman dari orang yang menginginkan bisnis papa hancur.
Sekarang rasa takut itu sudah hilang
Saya pun sudah agak skeptis dengan hal mistis. Saya sudah menempati kamar kembali. Meski ada yang bilang, bahwa di lantai atas ada penunggunya.
Tidak apa lah, Selagi tidak menganggu, tidak perlu ditakutkan. Pengalaman merantau dan pergi plesir ke sana-sini, mendengar cerita mistis budaya setempat membuat saya memahami dan mentolerir keberadaan makhluk halus.
Saya memiliki keyakinan bahwa derajat manusia tidak boleh rendah, sampai akhirnya kita menyerah, mencari persekutuan dengan makhlus halus, dan meninggalkan Tuhan.
Makhluk halus, sebenarnya beraktivitas seperi biasa. Tapi mereka juga senang kalau manusia membutuhkan bantuan dan bergantung.