Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Terima Kasih Joko Pinurbo

27 April 2024   13:16 Diperbarui: 29 April 2024   02:06 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyair Joko Pinurbo berbicara dalam peluncuran buku kumpulan puisinya yang berjudul Epigram 60, Senin (16/5/2022), di Toko Buku Gramedia Sudirman, Yogyakarta. (Foto: KOMPAS/HARIS FIRDAUS)

[Kaki Klabat/Ujung September]

Puisi itu bisa dimengerti tentang tragedi anak muda di pedesaan. Atau bagaimana keluarga dihancurkan oleh bujuk rayu modernitas dan saat bersamaan kehilangan ikatan akar terhadap tradisi (terhadap tanah sebagai kedaulatan hidup).

Anak muda itu adalah potongan nasib dengan tragedi yang seolah-olah berketurunan. 

Orang desa, tanah, urbanisasi dan nasib tragik tidak bakalan menjelma kedalam Di Musim yang Kusut andai puisi Jokpin yang berjudul Naik Bus di Jakarta tidak pernah saya baca.

Sumber: Diolah dari puisi Joko Pinurbo
Sumber: Diolah dari puisi Joko Pinurbo

Sebab itulah, dengan segenap kesedihan ini, terima kasih Joko Pinurbo. Telah mengabdikan hidup sebagai guru yang secara sungguh-sungguh membuat saya akrab dengan puisi yang pintar menertawakan tragedi sembari bermain dengan ironi. 

Selamat jalan, Tuan. Hormat.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun