Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kontroversi Public Figure yang Melepas Hijab, Apa Pelajaran Parenting yang Bisa di Petik

19 April 2024   21:23 Diperbarui: 19 April 2024   21:55 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita berhijab (Foto : Pexels)

Ijinkan saya sharing, ketika kuliah dulu, saya mengambil jurusan desain. Banyak teman - teman saya yang tidak memakai hijab memiliki kebebasan berekspresi dalam berpakaian. Contoh, beberapa teman saya yang perempuan dan tidak memakai hijab, memakai tindik, tato, merokok, berambut gimbal bahkan berbusana bak cosplay. 

Saya sebagai anak desain yang ingin juga bebas berekspresi dalam berpakaian dan berhijab, tidak menjadi halangan. Di kala itu, saya memakai 'seragam' celana jeans belel dan robek di bagian bawah bukan di dengkul yang mana malah memperlihatkan aurat. Bebas tapi tetap tahu batas dan aturan. Ekspresi bukan saja soal busana. 

Tapi sikap dan prinsip. Walaupun teman saya beraneka ragam tipe, tidak membuat saya merubah diri saya menjadi orang lain. Malahan hal ini tidak saya dapat dari orang tua. Namun, saya mempelajari sendiri dari apa yang saya lihat dan lalui seirinh bertambahnya usia. Orang tua saya tidak mengekang kebebasan saya ketika itu. Ketika itu, penampilan saya yang nyentrik, justru tercipta keunikan tersendiri dan menjadi ciri khas yang membedakan saya dengan orang lain yang berpenampilan serupa. 

Saat ini, saya sebagai seorang orang tua, tidak bisa mendikte anak yang besar dan tumbuh di era seperti sekarang ini. Tugas utama orang tua adalah membimbing dan mengarahkan anak kepada hal - hal yang baik dan positif. Serta mengajarkan sebab dan akibat, berpikiran logis, nalar dan realitas. 

Hari ini anak sangat perlu di didik dengan melihat realitas dan kenyataan yang ada. Jika anak mengalami rasa tidak percaya diri, di titik ini peran utama orang tua wajib menemani anak untuk menghadapi ketidaknyamanan mereka menghadapi dunia baru mereka. Entah di usia mereka yang baru, lingkungan dan pergaulan. Jika rasa tidak percaya diri ini absen dari kehadiran orang tua, maka, anak akan kehilangan sosok yang membuat mereka tenang dan kembali ke 'jalur' yang seharusnya. 

Anak harus di bimbing dan di arahkan. Bukan di bebaskan. Di beri kebebasan yang bertanggung jawab. Di beritahu sebab akibat dan konsenkuensi yang akan di hadapai jika mengambil keputusan. Walaupun anak saya masih kecil - kecil, namun, dari usia inilah yang menjadi moment emas pembentukan karakter anak di kemudian hari. Kita ingin anak kita menjadi terbaik. Tapi, harus ada contoh nyata yang bisa di berikan kepada anak. Contoh terbaik untuk anak adalah orang tua itu sendiri. Semoga artikel saya bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun