Setelah melaksanakan tugasnya dimalam hari, obrog ini punya hajatnya sendiri yaitu tepat 3 hari sebelum Bulan Ramadhan usai dilaksanakan tradisi Mupul, atau aktivitas mengambil sedekah dari parah warga. Berupa beras ataupun uang.
Aktivitas ini merupakan hubungan timbal balik warga dengan tradisi obrog  itu sendiri, tentunya dengan mengedepankan rasa ikhlas.
Tradisi obrog biasanya usai bersamaan dengan selesainya bulan Ramadhan, tapi tidak dengan tim Obrog yang ada di Panjalin Lor. Menurut Pimpinannya yaitu Saudara Dede Permana, Beliau menuturkan jika setelah bulan Ramadhan selesai tim Obrog nya akan mengamen menggunakan kuda yang di sewa nya dari kelompok kuda renggong yang ada di Leuwimunding.
Mereka menyewa kuda yang diiringi tim obrognya dan berkeliling desa untuk mencari anak - anak yang ingin menaiki kuda tersebut, anak - anak ditarif Rp.10.000.-- untuk satu lagu yang dimainkan.
Menurut nya, acara itu dilaksanakan untuk menggandakan sedekah yang didapat saat Mupul  agar bisa dipakai untuk liburan oleh para personil obrognya.
Acara ini diagendakan di dua hari setelah lebaran karena mengincar kondisi kampung yang sedang ramai.
"Kalau sehari setelah lebaran biasanya sepi karena semuanya pada langsung liburan sama keluarganya, nanti ga rame kudanya jadi kita ambil di hari kedua setelah lebaran." Ujar Fahmi, salah satu personil Obrog di Panjalin Lor.