Mohon tunggu...
Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

AIDS dan Peran Pemuda

2 Desember 2016   22:52 Diperbarui: 2 Desember 2016   23:07 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember setiap tahunnya, bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran kepada seluruh lapisan masyarakat terutama pemuda, terhadap wabah HIV AIDS yang semakin merebah.

Ide tersebut pertama kali dicetuskan pada Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi masyarakat untuk Program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia di Jenewa, Swiss. Bunn dan Netter menyampaikan ide mereka kepada Dr. Jonathan Mann, Direktur Program AIDS Global. Dr. Mann menyukai konsepnya, menyetujuinya, dan sepakat dengan rekomendasi bahwa peringatan pertama Hari AIDS Sedunia akan diselenggarakan pada 1 Desember 1988.

Penyakit AIDS, yang disebabkan oleh infeksi virus HIV, sebenarnya telah dikenal publik sejak Tahun 1981. Namun, di Indonesia pertama kali ditemukan infeksi HIV pada tahun 1987 yang  tersebar di 368 dari 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi. Saat ini, di Indonesia ada sekitar 690 ribu orang pengidap HIV sampai tahun 2016. Dari jumlah tersebut, setengah persennya adalah kaum pemuda. Tentu ini adalah hal yang sangat miris, mengingat pemuda memiliki peran yang luar biasa. Ditangan pemuda hari ini-lah letak kepemimpinan masa depan bangsa ini dipertaruhkan. Bila pemuda telah dihinggapi oleh penyakit mematikan seperti HIV/AIDS, maka petanda generasi muda kita dalam jurang kehancuran.

Telah menjadi wacana umum, bahwa dekadensi moral yang terjadi pada kawula muda telah mencapai titik mengkhawatirkan. Terjadinya pelanggaran norma-norma sosial yang dilakukan oleh para muda-mudi merupakan masalah terpenting bangsa ini. Problematika moral seperti kasus Miras, narkoba, dan Pergaulan bebas. Dari dua juta pecandu narkoba, 90 persen adalah generasi muda. Karena itu, narkoba menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup bangsa. Mengenai pergaulan bebas, bukan merupakan hal yang tabu lagi di era sekarang ini, hubungan antar muda-mudi yang selalu diakhiri dengan hubungan layaknya suami-isteri atas landasan cinta dan suka sama suka. Itulah fenomena sosial yang harus kita hadapi di era yang semakin bebas dan arus yang semakin global ini.

Dari contoh pelanggaran norma sosial yang dilakukan generasi muda hari ini, ternyata hal tersebut merupakan penyebab utama banyaknya kasus HIV/AIDS di Indonesia yaitu disebabkan oleh heteroseksual atau hubungan seks bebas dan penggunaan narkoba suntik. Dari data yang ada hampir 50 persen penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia disebabkan oleh hubungan seks bebas dan 40,7 persen karena penyebaran melalui jarum suntik.

Padahal sebenarnya, pemuda mempunyai peran strategis dalam mencegah HIV/AIDS, karena pada diri pemuda mempunyai peran ganda dalam soal HIV/AIDS. Satu sisi pemuda adalah pelaku (subjek) dalam peran mencegah HIV/AIDS. Pada sisi lain, pemuda adalah sasaran (objek) dari penginap HIV/AIDS, karena kebanyakan penginap virus HIV/AIDS adalah pemuda. Untuk itu, “penyelaman” akan faktor yang melatar belakangi terjadinya dekadensi moral pada generasi muda adalah langkah bijak yang semestinya dilakukan. Dengan demikian, diharapkan bisa menumbuhkan semangat dalam diri pemuda itu sendiri guna melakukan perubahan dan memainkan secara maksimal peran strategis yang dimiliki pemuda dalam kerangka mencegah HIV/AIDS.

Saat ini, kondisi pemahaman masyarakat terkait HIV/AIDS masih ada yang "berbelok" dari jalur. Banyak orang yang salah kaprah dengan ini. Makanya banyak orang yang tidak mau tahu dan peduli dengan HIV/AIDS karena salah pengertian. Tidak sedikit orang mengatakan kalau penularan virus HIV melalui jabatan tangan, memakai pakaian si penderita dan lain sebagainya. Itu adalah sebuah kekeliruan yang sudah meluas dikalangan masyarakat.

 Untuk itu, sudah saatnya pemuda  memperbaiki diri, serta melakukan aksi aksi nyata untuk para penderita HIV AIDS dan masyarakat sekitar. Bukan malah menjerumuskan diri pada kasus-kasus HIV AIDS akan tetapi menjadi pelopor dan penggerak pemberantasan HIV AIDS di Indonesia, karena tanggung jawab besar ada di pundak para pemuda.

Ada beberapa hal yang kita pahami dalam menolong orang yang menjadi korban AIDS, seperti Memberikan dukungan kepada ODHA, Membantu dalam memulihkan diri mereka, dan Jangan menganggap mereka musuh yang harus dijauhi. Dukungan semangat dan moral kepada mereka saat ini sangat dibutuhkan. Mereka akan merasa terasing jika kita semakin menjauhinya. Karena bagi mereka, kita adalah jalan untuk membantu mereka yang sudah menjadi korban dari keganasan virus ini. Satu dukungan dari kita, maka sejuta harapan buat mereka untuk sembuh lagi. Dukungan dan semangat yang menjadi daya dobrak terbesar dan berpotensi untuk mengembalikan jati diri mereka kembali. Membantu juga tidak pandang bulu, membantu para ODHA merupakan sebuah jalan harapan bagi mereka untuk kembali sehat seperti dulu lagi. Mereka ingin sekali dipulihkan dari penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

Perhatian itu hal yang dibutuhkan oleh ODHA. Mereka butuh diperhatikan dan juga dirawat. Mereka akan terpukul kalau orang menjauhi mereka. Bahkan itu akan mempercepat perkembangan penyakit itu dalam tubuhnya sehingga mereka meninggal dengan cepat. Kita tentu saja tidak ingin mengalami hal itu, baik di keluarga, teman maupun orang yang kita sayangi pasti tidak mau. Bisa terbayang dalam pikiran kita seandainya posisi mereka ada pada diri kita ataupun orang yang kita sayangi. Tentu kita akan sangat butuh perhatian dan dukungan dari orang lain supaya sembuh. Sama juga seperti mereka menginginkan hal itu terjadi dalam mereka.

Maka dari itu sebagai pemuda Indonesia, selalu berusaha menjauhi prilaku prilaku menyimpang yang mendekatkan pada penyakit HIV AIDS serta harus gencar-gencarnya melakukan kampanye AIDS kepada seluruh lapisan masyarakat agar tingkat penderita HIV AIDS di Indonesia semakin menurun dan para masyarakat  mengerti dan mengenal penyakit HIV/AIDS serta tidak memiliki salah pengertian mengenai HIV/AIDS kedepannya. Supaya masyarakat mampu melakukan sosialisasi juga kepada orang lain yang belum mengenal dan mengetahui lebih lanjut mengenai HIV/AIDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun