Mohon tunggu...
Maya Sulie
Maya Sulie Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Orang MUDA yang ingin tetap MUDA dan mendambakan iman awet MUDA\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masih tentang Senja

19 Juni 2014   23:28 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:05 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*********************************

Aku benar tak bisa tidur, sms Dendi tak ada satupun yang dapat kucerna. Aku tak sabar menanti datangnya pagi. Kuniatkan untuk menelpon Dendi keesokan paginya.

*****************

Hallo, selamat pagi, lagi sibuk y?
Sorry, lagi di Perpus jawab Dendi, sms sj y.

Aku mengetik sms dan mengirimkannya ke Dendi
“ SMS semalam maksudnya apa”?

**SMS from Dendi : maaf sudah ada wanita lain yang mengisi hatiku, dan aku memilih untuk setia padanya. Nanti ku perkenalkan padamu adek ku.

“aku tahu kau berbohong”

**SMS from Dendi : jujur, ini serius

“aku masih mengingat janjimu, dan sampai saat ini aku masih menunggumu”

** SMS from Dendi : adekku, jangan terlena pada janji yang tak pasti

*************************

Keesokan harinya Dendi benar menepati janjinya mengenalkan wanita yang dicintainya padaku, “dia cantik” begitu komentarku, kamu hebat bisa meluluhkan hati wanita secantik dia. Bagaimana perasaanmu tanya Dendi padaku (Via SMS), aku tak membalas SMS dari Dendi, hanya bisa membatin. Bagaimana aku mengatakan kalau aku sakit, sedangkan aku sedikitpun tak berhak untuk itu. Bagaimana aku bisa membenci wanita ini, sedangkan ia mencintaimu sama seperti aku mencintaimu, bukankah sama halnya aku membenci diriku sendiri? “Lagipula, hanya wanita yang bisa memahami wanita lain”. Aku tersenyum pada wanita yang dikenalkan Dendi padaku, dan memperkenalkan diriku, hallo, aku temannya Dendi, lebih tepatnya adik Dendi.
Harusnya, Dendi mendengar getaran dalam suaraku mengkhianati ketetapan hatiku.

Semua terhimpun sejak senja, haruskah juga berakhir ditepian senja?, tapi aku hanya bisa bergumam, terima kasih untuk senja yang mengajariku arti kecewa dan makna sebuah pelarian”.


***************************

Sejak perkenalan itu, aku memutuskan hubungan dengan Dendi , entah lewat jejaring sosial, sms, ataupun telepon. Aku membencinya, argghhh,,sepertinya aku salah bukan orangnya yang kubenci tapi kelakuannya. Rasa benciku smakin dalam; Karena seorang teman menceritakan kelakuan Dendi padaku, sungguh mengecewakan. Tapi aku slalu berharap itu semua omong kosong.  Apakah seperti itu lelaki? Suka mempermainkan wanita dan mau merasakan enaknya saja? Ataukah Dendi terjebak lingkungan?

******************

Sebulan kemudian, aku mendapat SMS dari Dendi

**SMS from Dendi : Anda adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik, dengan layar gagah menentang angin. Kesejatian anda adalah berlayar mengarungi samudra, menembus badai dan menemukan pantai harapan. Sehebat apapun perahu diciptakan tak ada gunanya bila hanya tertambat di dermaga. Dermaga adalah masa lalu anda. Jangan buang percums seluruh daya kekuatan yang di anugerahkan pada anda. Jangan biarkan masa lalu anda menambat anda disitu. Lepaskanlah diri anda dari ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah menembus gelombang. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

**********************

Dendi, sungguh keterlaluan. Sudah menyakitiku, sekarang malah mengejekku lagi. Aku yang bodoh, awalnya aku berpikir dia kan baik untukku. Mungkin karena aku mencintainya, kadang pemikiranku melampaui batas, dialah cinta sejatiku. Hmmmm,,, tapi, bukankah yang sejati hanya bisa dipahami jika ada yang tidak sejati?

******************************

Aku benci, tapi terkadang benci juga sepaket dengan cinta. Mengapa harus seperti itu? Mungkinkah agar ada keseimbangan?
Terkadang, aku ingin komunikasi dengan Dendi kembali baik, mungkin aku yang salah, telah merusak tali pertemanan dengan Dendi karena perasaanku . Dan sudah saatnya ku ucapkan selamat tinggal pada CINTA, agar pertemanan itu seperti sediakala.“Cinta tak harus memiliki” (INI OMONG KOSONG). Bagaimanapun rasanya lebih bahagia jika memiliki orang yang kita cintai.

****************************

Aku masih menulis penantian itu pada sebatang senja yang menghilang karena diculik pekatnya malam. Kini yang tersisa hanyalah potongan rindu. Tapi, yang dirindukan mustahil tercapai kalau masih ada jurang antara hatiku dan hatimu. Terkadang memang sulit membicarakan sesuatu hal, yakni tentang cinta. Dan aku baru menyadari ternyata hadirnya Dendi memberi arti sepi dan rindu untukku. Aku berpikir engkau tak jauh, engkau hanya sepenggal mimpi yang terpisah.

***************************

Suatu hari kuberanikan diri untuk meng- SMS si kutu kupret Dendi.

“Dari sejuta orang yang dapat dilupakan, engkaulah satu-satunya yang kuingat”

5 menit, 10 menit, 15 menit, 1 jam.................

SMS from Dndi : “ Mengapa mesti ada ingatan, jika tak ada yang perlu untuk dingat’.

***********************************

Hei, pria berwajah manis, walau hatimu tak semanis wajahmu. Engkau dapat membuang ingatan tapi, tak bisa menolak kenangan. Ataukah, kau anggap ini hanya sekedar fantasi? Waktu itu tengah malam, kita sama-sama menceritakan keindahan senja yang telah berlalu dan sama-sama bermimpi menikmati keindahan pagi, hingga penghujung malam datang menjemput kita dan beribu bintang menceritakan kisah kita.
********************

SMS balasan dari Dendi, membuatku tersentak. Aku yang bodoh, tak pandai membaca peta, akhirnya tersesat dijalan yang tak seharusnya aku berada. Bahkan, aku seperti orang asing bagi diriku sendiri.

*****************************

Di suatu senja, mungkin tak layak disebut senja tapi malam yang tercabik kata sempurna. Penantian yang meletihkan. Penantian itu tiba-tiba saja menguap entah kemana setelah kesan pertama yang berantakan.

****************************

Lagu Ambon “DANGKE” milik Doddy menjadi penghantar tidurku malam ini,

Manangis par apa lae

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun